Home / Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN: Chapter 101 - Chapter 110

277 Chapters

101. Protes Mas Bara

 “Memangnya siapa yang harus aku temui?” Mas Bara bertanya dengan nada yang juga tak kalah tegasnya. “Mantan mertua kamu yang kemarin kamu sendiri menunda pertemuan itu karena kamu lebih memilih untuk menjemput istri kedua kamu ini,” sahut Mami Sally dengan nada sarkas. Mas Bara yang sudah mulai menyantap sarapannya, malah mengedikkan bahu jengah. “Urusan di antara kami sudah selesai dan dia sudah membuat keputusan dengan tetap mengambil semua modal mereka yang sudah mereka tanam, tapi kalian tak usah khawatir aku sudah mendapatkan tiga orang investor baru yang pontensial yang sudah mengucurkan suntikan modal baru yang lebih dari signifikan hingga langkah mantan mertuaku itu tidak akan berarti apapun.” Mas Bara menanggapi dengan tegas ucapan maminya. “Mereka membatalkan untuk menarik modalnya,” sahu
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

102. Perbincangan Tiga Wanita Beda Generasi

 Aku dan Oma menunggu Mami Sally sembari minum teh yang sudah dihidangkan oleh salah seorang pelayan. Aku masih saja belum mampu menghilangkan keresahanku bila mengingat ekspresi wajah Mami Sally yang tadi terlihat sangat tegas. Sampai akhirnya sosok yang kami tunggu muncul dan seperti yang aku duga, wajahnya menampilkan gurat serius dan dingin. Wanita cantik itu ikut duduk di sofa ruang baca seperti yang sudah aku lakukan bersama Oma Meylani. “Kamu mau teh juga, Sal?” tawar Oma dengan tenang. Mami Sally berkedik pelan sembari memindai pada sosok Oma Meylani yang sudah mulai meletakkan cangkir tehnya. “Aku sedang ingin berbicara dengan gadis ini.” “Apa salahnya aku ikut mendengar,” tegas Oma Meylani tak mau kalah. Mami Sally mendesah jengah. “
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

103. Mempersiapkan Pernikahan

 “Jadi Oma menerimaku karena memang ingin menahan Mas Bara agar tetap berada di dalam keluarga ini?” Oma Meylani sedikit terkejut saat mendengar pertanyaanku. Tapi kemudian dia mulai memandangku dengan penuh arti. “Aku tahu kamu tentunya akan menganggap aku sama sekali tak tulus untuk menerimamu, tapi percayalah apa yang aku katakan tadi pada Sally harus lebih bisa kamu telaah dengan lebih dalam.” “Kalau begitu ceritakan padaku bagaimana perjuangan Mas Bara selama ini untuk bisa diakui oleh keluarganya sendiri?” Oma Meylani malah diam tak langsung menjawab. Bahkan dia mulai menarik pandangannya dari wajahku untuk dilemparkan ke arah lain. Tatapannya mulai terlihat menerawang. “Aku tahu aku memang salah karena tak bisa menerima Richard sejak awal. Aku masih dikukung amarahku karena dulu Sally pernah meninggalkan rumah demi lel
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

104. Kegeraman Mas Bara

“Mas Bara, ada apa ini?” Saat mendengar suaraku Mas Bara langsung menoleh. Ketika mendapati penampilanku yang tanpa sadar keluar kamar dengan hanya mengenakan lingerie tipis, Mas Bara langsung bangkit dan mendorongku masuk kembali ke dalam kamar. Dia mengabaikan adik tirinya yang sempat dia buat tak berdaya setelah menghujaninya dengan pukulan dan tendangan. “Sayang, jangan sembarangan keluar kamar dengan penampilan kamu yang seperti ini.” Aku langsung merutuki diriku sendiri. Aku sedikit lupa kalau saat ini kamu tak lagi tinggal di rumah kami sendiri tapi di rumah orang tua Mas Bara, bahkan juga dengan keberadaan adik tiri Mas Bara yang bisa setiap saat berkeliaran di dalam rumah. “Maaf Mas, aku soalnya baru terbangun ....” “Mulai besok kamu juga harus mengunci pintu kamar.” Aku tanpa sadar
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

105. Menelisik Masa Kecil Mas Bara

Saat melihat wajah Raymond yang sarkas memandang ke arah kami, Mas Bara mendengkus geram. Sementara aku memilih memalingkan muka enggan untuk menatap ke arahnya. Pria itu selalu tampak sinis kepada Mas Bara, kebenciannya begitu ketara untuk aku baca. “Sayang sebaiknya kamu masuk ke dalam,” bisik Mas Bara. Aku mengangguk cepat tapi sebelum membalikkan badan aku salami dulu tangannya dan kukecup punggung tangannya, kebiasaan yang selama ini aku lakukan saat mengantarnya untuk berangkat bekerja. Aku bisa merasakan jika adik tiri suamiku terus memperhatikan dengan tatapan lekat. Tapi aku memilih untuk mengabaikan semuanya dan segera masuk ke dalam rumah, meski hatiku dijangkiti rasa ingin tahu tentang apa yang diperbincangkan suamiku dengan adik tirinya selepas kepergianku. Setelah melepas kepergian Mas Bara aku memutuskan untuk berdiam diri di ruang
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

106. Kalung Pemberian Mami

 Mami Sally terperangah saat mendengar pertanyaanku. “Kamu bertanya apa yang ingin aku ketahui tentang pria yang hanya memberikan janji palsu padaku?” Aku mengernyit tak bisa paham. Sepertinya diantara kedua orang tua Mas Bara telah terjadi sebuah kesalahpahaman yang membuat mereka akhirnya terpisah dan hidup dengan jodoh baru mereka masing-masing. “Bukan seperti itu maksudku Mami, karena setahuku Papa Dahlan adalah memang pria yang baik, dan dia selalu penuh semangat meski keadaan fisiknya sebenarnya sudah agak ringkih. Setelah kecelakaan bertahun silam Papa Dahlan tak bisa lagi berjalan dengan normal, beliau menggunakan sebuah tongkat untuk menyangga tubuhnya.” “Apa kamu bilang?” Mami Sally terlihat sangat terkejut dengan apa yang sudah aku katakan. Aku sendiri tak menyangka kalau Mami Sally ternyata tidak me
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

107. Perbincangan Dengan Mami

BARA POV Saat aku tahu mami sedang menghabiskan waktu di bar kecil rumah kami, aku menjadi terpancing untuk menghampirinya. Sosok yang selama ini terlalu jelas mengabaikanku itu, sedikit kaget saat mendapati kemunculanku. Wanita yang sudah melahirkan aku itu tampak sedang hanyut dalam kesendiriannya dengan tangannya memegang gelas kristal berisikan red wine yang pekat. “Kamu belum tidur?” tanya mami datar sembari menyesap sedikit anggur di tangannya. Aku yang sudah duduk di sampingnya menelisiknya sejenak. Wajah itu masih saja terlihat cantik meski gurat halus keriput mulai terunggah di kening dan sudut matanya. Tapi kesedihan juga tampak menguar jelas di wajah itu. Untuk pertama kalinya aku menelisik wajah itu dengan lebih lugas, setelah sekian tahun aku memilih menghindar karena pengabaiannya yang selama ini dia sajikan deng
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

108. Sebuah Berita

“Kamu bertanya apa aku sekarang mempercayaimu sekarang ini?”Mami kembali bertanya. Aku menjawabnya dengan sebuah anggukan pelan. Mami kemudian malah mencebik tipis. “Apa selama ini aku pernah meragukan kamu?” Aku terdiam sejenak. Mami malah mendesah lirih. “Satu-satunya kesalahanku adalah hanyalah mengabaikan kamu.” “Dan Mami melakukannya karena Mami ingin melampiaskan segala kekecewaan padaku.” “Bila melihatmu aku selalu teringat pada Dahlan yang sudah mengingkari janjinya.” “Nyatanya Papa tak pernah mengingkari janji tapi seseorang sudah membuatnya tak bisa datang untuk menepati janji.” Aku menegaskan kata-kataku. “Apa kamu mencurigai Rommy Huang?” tanya Mami kemu
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more

109. Rencana Membungkam Lina

Aku melangkah dengan yakin ke dalam ruangan paling luas di lantai teratas ini. Dengan kinerja yang ditunjukkannya selama ini, rasanya sangat berlebihan kalau Raymond mendapatkan fasilitas yang tidak main-main meski adik tiriku itu hanya memimpin di kantor cabang. “Kita harus bicara!” tegasku yakin yang membuat pria yang dua tahun lebih muda dariku itu terperangah menatapku. Jelas tak menduga dengan kedatanganku yang sangat mendadak di kantornya ini. “Angin apa yang membawamu datang Kakak ... Tiri,” tukasnya dengan tatapan dingin. Aku mencibir sikapnya yang apriori. “Jangan berlagak di hadapanku karena aku bisa membuatmu kehilangan semuanya, jika aku mau.” Raymond langsung membanting kertas yang semula dia baca lalu menyergapku dengan tatapan nyalang. “Jangan pernah mengancamku, Richard.”
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more

110. Sedikit Curiga

Aku sangat puas setelah melihat persiapan dari pihak hotel yang sudah mulai mengosongkan area hall yang nantinya akan kami jadikan tempat resepsi. Mereka juga menjelaskan detail persiapannya pada kami, tentang dekorasi dan termasuk koordinasi dengan pihak catering yang akan menyajikan hidangan untuk pesta kami. Semua ini sangat membahagiakan untukku. Bahkan tak pernah aku terlalu melihat diri untuk hal yang terlalu detail seperti ini. Tapi dengan Rindu segalanya akan menjadi pengecualian untukku. Nyatanya aku memang sangat bahagia melakukan semua itu terlebih setiap kali aku melihat wajah Rindu yang berseri juga ucapan terima kasihnya yang selalu terlontar karena dia menganggap semua persiapan ini terlalu spektakuler untuknya. “Mas, ini rasanya terlalu berlebihan,” ucap Rindu masih merasa rikuh padaku meski aku sudah dua tahun sebagai suaminya. “Tidak ada yang berlebihan sayang, kam
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more
PREV
1
...
910111213
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status