Home / Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN: Chapter 81 - Chapter 90

277 Chapters

81. Anniversary Yang Kedua

“Apa ada yang ingin kamu katakan Mas?” Mas Bara langsung tersenyum lebar saat mendengar pertanyaanku. “Aku senang akhirnya kamu sudah bisa menyiapkan diri kamu agar kita bisa berbicara dari hati ke hati sekarang.” Mas Bara kemudian meraih kedua pundakku dan dia tuntun tubuhku agar menghadap sepenuhnya ke arahnya. Untuk beberapa saat Mas Bara menatapku penuh arti. “Sekarang aku merasa sudah waktunya buatku untuk berterus terang padamu.” Mas Bara lalu meraih kedua tanganku berniat untuk menggenggamnya. Tapi hatiku yang masih merasakan sakit dan perih yang teramat sangat tanpa sadar langsung menarik kedua tanganku dari genggamannya. “Katakan saja apa yang ingin Mas katakan, aku akan mendengarnya.” Terdengar Mas Bara menghela nafas dalam, dia terdengar s
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

82. Kedatangan Tamu

Saat mendapati aku hanya bisa diam sembari menundukkan kepala Mas Bara langsung bangkit dan berjalan menuju nakas untuk mengambil gawaiku yang tergeletak di sana. Segera Mas Bara memeriksa gawai milikku dan langsung menatapku tajam. “Pasti kamu sudah menjadi follower perempuan itu hingga kamu menjadi mudah untuk terjebak dalam permainannya.” Mas Bara semakin terlihat emosi. Aku terperangah ketika mendengar ucapannya yang penuh amarah itu. “Asal kamu tahu apa yang dia posting sangat jauh dari kenyataan. Kamu tidak tahu betapa liciknya perempuan itu. Sementara kamu hanya wanita desa yang minim pengalaman hingga mudah terprovokasi.” Aku segera ikut bangkit dan menatapnya. Saat dia menyebutku sebagai wanita desa yang minim pengalaman segera memancing emosiku. “Iya Mas aku memang wanita desa yang nggak punya pengal
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

83. Pertemuan Dengan Oma Meylani

“Mbak Rina, apa kamu tahu, siapa tamu yang akan datang nanti malam?” Aku berusaha memancing agar asistenku itu mengatakan apa yang sudah ia tahu. Rina menatapku lurus. “Apa Tuan Richard mengatakan akan ada yang datang nanti malam?” Rina malah balik bertanya. Aku mengernyit tipis. “Jadi kamu tak tahu apapun?” “Mungkin sebentar lagi Tuan Richard akan memintaku untuk menyiapkan semuanya kalau memang benar nanti akan ada tamu,” sahut Rina cepat. “Tolong lanjutkan makannya Mbak, kalau bisa dihabiskan saja, karena nanti Tuan Richard pasti akan menegurku kalau Mbak Rindu masih menyisakan banyak.” Aku mendengus jengah tapi aku tetap saja melanjutkan makanku meski tak berselera. Rina benar-benar terlalu patuh pada Mas Bara, se
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

84. Pernikahan Bisnis

 “Apa kamu akan pergi lagi Mas?” tanyaku saat melihat Mas Bara mulai berkemas dengan memasukkan beberapa pakaian ke dalam kopor. Aku mendekati dirinya yang sekarang berada di dalam walk in closet. Mas Bara melirikku. “Iya aku harus menyelesaikan sesuatu di Jakarta.” Saat menyebut kota Jakarta aku malah teringat dengan istri pertama suamiku. Walau aku sangat ingin tahu tentang kemungkinan Mas Bara untuk bertemu dengan Lina Salim, tapi tetap saja aku tak memiliki keberanian untuk buka suara. Aku hanya mampu memandangnya dalam diam, dengan sorot mata yang begitu lekat. “Kamu tak usah khawatir aku tidak akan lama, lagipula kamu tak lagi sendiri di sini karena Oma Meylani masih ingin tinggal di sini untuk menemani kamu.” Aku terperangah ketika mendengar apa yang dikatakan Mas Bara. 
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

85. Membalik Keadaan

BARA POV Malam telah cukup larut saat aku memasuki rumah besar berlantai tiga yang selama ini menjadi tempat tinggal dari sosok yang lebih sering aku hindari akhir-akhir ini. Tapi demi Rindu, aku harus menemuinya. Aku harus menyelesaikan urusan ini agar hidupku tak terganggu dengan segala yang pernah aku lakukan di masa lalu. Dengan hati yang berat aku membuka pintu kamar, tempat di mana aku selama ini beristirahat kala berada di rumah mewah yang menjadi hadiah ulang tahun pernikahan kami dulu, dari papi, sosok yang awalnya sempat aku kira adalah ayah kandungku. Dengan jengah aku lepaskan dasi yang melingkar di leher sembari membuka jas mahal yang sebelumnya membungkus tubuhku. Bila melihat suasana yang lengang aku yakin dia belum kembali ke rumah ini. Entah berada di mana dia sekarang, bahkan sejak awal dia tak pernah memberitahuku ke manapun dia pergi, bahkan di saat aku masih
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more

86. Tawaran

 Aku berusaha menikmati sarapanku dengan tenang sembari ditemani secangkir kopi yang akan selalu membangkitkan semangat. Tapi sejurus kemudian wanita licik itu datang menghampiri dengan melontarkan amarah, mengusik ketenangan pagiku. “Apa maksud kamu melakukan semua ini?!” sergah Lina sembari menggebrak meja dengan geram hingga menggetarkan semua benda yang berada di atasnya. Aku hanya meliriknya tipis sebelum kemudian kembali menikmati kopi dari cangkir mahal dari bahan terbaik. “Apa kamu ingin membalasku?!” Lina kian sengit mengunggah amarahnya saat melihat responku yang setenang air kolam. “Kamu yang terlebih dahulu memancingku,” ucapku tenang. Lina mengeraskan kedua rahangnya menatapku dengan sangat lugas. “Aku tidak mau tahu kamu harus ikut aku untuk melakuka
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more

87. Sebuah Kesepakatan

“Tawaran apa itu?” Aku bertanya dengan hati-hati. Aku sangat tahu kalau suami ibuku itu sekarang sedang bermanuver lagi. Entah apalagi yang akan dia rencanakan untuk menahanku padahal seingatku dulu dia selalu menegaskan padaku kalau aku bukanlah putranya dan aku tak pernah lebih hebat daripada Raymond putra kandungnya yang selalu membanggakan. Sekarang mendadak dia membutuhkan aku setelah dia tahu apa yang bisa aku lakukan tanpa bantuan darinya. Nyatanya aku sekarang bisa mendirikan perusahaan sendiri, dalam waktu yang tak terlalu lama dengan perkembangan yang cukup signifikan. “Kamu bisa tetap bersama wanita itu jika memang itu yang kamu mau, tapi kamu harus tetap berada di dalam Inti Semesta Corp.” “Tapi aku sudah punya Citra Persada, anak sulungku yang akan aku besarkan dengan kemampuanku sendiri.” “Apa kamu sedan
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more

88. Konferensi Pers

“Kamu mau melakukannya atau tidak?” Papi terdengar menegaskan kalimatnya. Aku mengedikkan bahu tipis. Tapi aku kembali memikirkan ulang semuanya mencari celah yang aku rasa bisa sangat menguntungkan. “Aku harap ini yang terakhir kalinya aku berurusan dengan Lina.” Papi tersenyum tipis sembari menghembuskan asap cerutunya ke atas. “Setelah ini kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau.” Aku mencebik tipis. “Aku kurang yakin itu.” Aku kembali menatap lurus ke arah suami ibuku itu. “Bukankah Papi masih memintaku untuk tetap terlibat di Inti Semesta?” “Tapi aku tak akan pernah mengganggu pernikahan kamu dengan wanita pilihan kamu.” “Baiklah, aku akan mendampingi Lina, dan ini adalah t
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

89. Mengumumkan Perceraian

 Aku melirik sekilas ke arah Lina yang sedang menatapku penuh pengharapan. Setelah itu aku mulai meraih mikrofon dan meminta perhatian pada semua orang. “Bisa minta perhatiannya sebentar.” Suasana dengan segera berubah hening. Semua mata sekarang tertuju padaku.       “Ada yang ingin aku sampaikan pada kalian.” Semua perhatian kian lekat tertuju padaku. Aku melirik lagi pada Lina yang masih memandangku lurus. “Aku ingin mengumumkan tentang perceraianku dengan Lina Salim, aku tidak akan mengatakan apapun lagi. Biar Lina Salim yang akan menjelaskan semuanya pada kalian.” Tentu saja Lina membeliakkan mata ke arahku, menatapku nyalang penuh kegeraman. Dia pasti tak pernah menyangka kalau aku akan mengambil kesempatan ini untuk mengumumkan renca
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

90. Ingin Segera Pulang

Aku langsung melirik tajam pada mami yang masih memandangku lurus. Aku menghela nafas kasar untuk sejenak lalu menggeleng tegas. “Kesepakatannya tidak seperti itu, dan aku benar-benar ingin meninggalkan kehidupan pernikahanku yang tidak sehat bersama Lina.” Aku kian bersikeras karena mami masih saja keras kepala untuk memaksaku. Mami langsung menatapku dengan sorot kecewa. “Kamu sudah tidak memiliki hati nurani dengan mengabaikan bayi yang berada dalam kandungan Lina.” “Kalau Mami meminta pertanggungjawaban untuk bayi yang berada di kandungan Lina, Mami bisa memintanya pada Raymond.” Mami langsung menyergapku tajam dengan sorot matanya. Aku mencebik tipis. “Raymond adalah ayah dari anak Lina,” jawabku tanpa keraguan. “Kamu
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more
PREV
1
...
7891011
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status