/ Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / 챕터 71 - 챕터 80

ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN의 모든 챕터: 챕터 71 - 챕터 80

277 챕터

71. Fakta Yang Terungkap

“Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku adalah ayah kamu?” Pak Dahlan terlihat begitu ingin tahu. Untuk sesaat aku merasa terkukung dalam drama ayah dan anak itu yang sekarang terlihat saling menatap lekat. Situasi ini masih saja tak aku mengerti sepenuhnya. Saat aku melirik ke arah Pak Ragil, aku malah teringat tentang apa yang pernah dikatakannya tentang rahasia yang belum diketahui oleh Mas Bara. Sepertinya inilah rahasia itu kalau ternyata Pak Dahlan adalah ayah kandung dari suamiku. “Tentu saja aku tahu karena ini adalah alasanku untuk meninggalkan semuanya dulu dan menerima pekerjaan dari Papa untuk ikut terlibat dalam proyek yang Papa gagas di desa Bandar.” Mas Bara mulai mengungkapkan alasannya dulu saat berada di desa asalku hingga takdir mempertemukan kami sampai kemudian menikah. Tapi yang membuatku bertanya
last update최신 업데이트 : 2023-10-01
더 보기

72. Istri Yang Tak Dianggap

“Rin, katakan kamu pilih yang mana?” Pertanyaannya begitu menyudutkan aku, malah menarikku dalam kegamangan yang akut. Tapi sebelum aku mengambil keputusan apapun mendadak Mas Bara menarik tanganku dengan tegas. “Tak ada gunanya kita bertahan di sini.” Mas Bara kembali menunjukkan dominasinya padaku. Aku yang selalu meragu tak pernah bisa untuk menampik dirinya. “Maaf Pa, aku harus mengajak istriku pergi dari hadapan pria yang tak tahu diri seperti dia.” Pak Dahlan hanya bisa mengangguk, saat Mas Bara mulai merangkul pinggangku dengan posesif, mengabaikan segala tantangan Pak Ragil juga tekanan dosenku yang terlihat sangat jelas ingin merebutku dari kuasa Mas Bara. Tapi saat Mas Bara mengajakku pergi, Pak Ragil hanya bisa diam terpekur. Aku menoleh dan melirikny
last update최신 업데이트 : 2023-10-01
더 보기

73. Segala Pujian Untuk Mas Bara

Aku tak bisa membantah saat Mas Bara mengarahkan mobilnya untuk kembali ke rumah. Wajahnya kembali terlihat tenang setelah tadi aku sempat melihatnya begitu emosional terlebih saat dia berusaha untuk meyakinkan aku lagi agar tetap bertahan di sisinya. Tapi sesampainya di rumah aku malah dikagetkan dengan kedatangan keluargaku, yang benar-benar sangat di luar dugaan. Selama ini Mas Bara tak pernah mengijinkan aku untuk pulang kampung bahkan di saat lebaran sekalipun. Sementara suamiku yang tak pernah bisa aku mengerti itu juga tak menginginkan baik Mbak Murni maupun Ibuku untuk datang berkunjung ke rumah kami, meski dia masih memperbolehkan aku untuk menghubungi mereka lewat telepon. “Ibu, Mbak Murni!” Aku berseru bahagia saat melihat sosok mereka berada di rumahku. Aku langsung menghambur ke dalam pelukan mereka bergantian untuk melepas rindu yang
last update최신 업데이트 : 2023-10-02
더 보기

74. Masih Tak Mudah Untuk Percaya

“Katakan padaku apa yang membuatmu ragu?” Mas Bara menghentikan ciumannya demi bisa memandang ekspresi wajahku saat ini yang menyiratkan kegamangan. Aku membalas tatapannya untuk beberapa saat. “Aku tidak suka kalau kamu terus meragukan aku Rin, katakan saja apa yang membuat kamu meragukan aku.” Aku ingin mengatakan, ‘banyak yang membuatku meragukanmu Mas,’ namun kalimat itu tertahan di kerongkongan. Aku selalu tak mampu untuk mendesaknya. Sejak awal aku selalu berada di bawah dominasinya sesuatu yang kadang membuatku ingin berontak. Tapi desakan Mas Bara dengan tatapannya yang mulai melembut perlahan mulai memberikan aku sebuah keberanian untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini. “Apa kamu yakin untuk menikahiku secara resmi?” “Kamu selalu tak pernah mau
last update최신 업데이트 : 2023-10-03
더 보기

75. Pamit Ke Eropa

 Mas Bara tersenyum tenang saat mendengar pertanyaanku. “Tentu saja aku harus mengurusi beberapa bisnisku.” Mas Bara menjawab dengan sedikit tegas. Tapi aku tetap memandangnya penuh selidik. “Apa Mas akan ke Jakarta?” Mas Bara tak menjawabku. Dia malah bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan sarapannya. Sejenak aku hanya mengikutinya dengan ekor mataku, tapi ibu malah langsung memperingatkan aku. “Rin, cepat ikuti suami kamu, bantu dia menyiapkan semua keperluannya.” Aku langsung mengangguk langsung mengikuti langkah suamiku yang sekarang sudah mulai menaiki anak-anak tangga dan pastinya akan menuju kamar kami untuk mulai bersiap sebelum berangkat pergi lagi. Saat aku masuk ke dalam kamar, terlihat Mas Bara sudah mulai melepaskan pakaiannya.
last update최신 업데이트 : 2023-10-04
더 보기

76. Jalan-Jalan Bersama Keluarga

Aku langsung menoleh dan mendapati ibu beserta Mbak Murni juga Laras dan kedua keponakanku sudah menungguku sejak tadi. Mereka sepertinya sudah tidak sabar untuk aku ajak berkeliling kota Surabaya. Aku segera mendekati mereka yang sekarang sudah bersiap untuk masuk ke dalam mobil lain yang memang sudah diperintahkan Mas Bara untuk disiapkan buat keluargaku. Aku memutuskan untuk mengajak mereka mengunjungi sebuah mall terbesar di kota ini. Bisa dipastikan mereka semua terperangah penuh ketakjuban karena memang ini untuk pertama kalinya keluargaku mengunjungi tempat semewah ini. Aku membawa mereka masuk ke sebuah gerai pakaian dengan merek ternama. Saat aku meminta mereka untuk memilih apapun yang mereka inginkan, mereka menjadi begitu. Sebuah ekspresi yang sama yang dulu pernah aku tunjukkan saat melihat harga yang dibandrol untuk pakaian-pakaian itu yang ternyata sangat tak masuk akal. 
last update최신 업데이트 : 2023-10-05
더 보기

77. Ajakan Pak Ragil

Aku langsung melangkah pasti menuju sebuah bangku di pinggir sungai di mana tampak seseorang sudah menungguku. Setelah menerima panggilan darinya tanpa berpikir ulang aku langsung menyanggupi keinginannya agar kami bisa bertemu. “Sudah lama menunggu Pak?” tanyaku pada sosok pria berkacamata itu yang kini sudah menoleh ke arahku setelah sejak tadi dia terlihat memandang lurus pada aliran kali yang terlalu tenang di depannya. “Kamu membawa buku-buku yang pernah kamu pinjam dulu?” tanya Pak Ragil yang seketika membuatku resah. Aku tak sempat memberikan penjelasan lewat telepon mengenai buku-bukunya yang kini telah menjadi abu setelah dibakar oleh Mas Bara yang terbawa amarah karena melihat kedekatanku bersama dosenku sendiri itu, sekarang menjadi semakin gelisah. “Apa telah terjadi sesuatu?” tanya Pak Ragil kala melihat gurat kegusaran di wajahku.
last update최신 업데이트 : 2023-10-06
더 보기

78. Pengunduran Diri Pak Ragil

Aku sama sekali tak menyangka kalau Pak Ragil bisa memberikan penawaran yang begitu lugas seperti itu. Dia menginginkan agar aku pergi bersamanya dan meninggalkan Mas Bara yang sudah begitu banyak membohongiku. Meski aku masih tak sepenuhnya yakin tapi aku tetap menolak tawaran itu. Dengan berat hati aku mengatakan keinginanku untuk tetap bertahan bersama Mas Bara. Jelas keputusanku ini mengecewakan Pak Ragil. Meski dia tak mengatakannya secara lugas tapi aku bisa merasakan kalau dia berharap sangat besar untuk bisa bersamaku. Hatiku kian pekat dikukung keresahan bahkan sampai akhirnya aku memutuskan pulang dari pemukiman kumuh itu yang selama ini menjadi tempat kami melakukan kegiatan sosial. Untuk beberapa lama aku memutuskan untuk mengurung diri di dalam kamar. Aku ingin menghilangkan segala pikiran buruk di dalam diriku saat ini. Di saat aku sendiri seperti ini selalu saja ke
last update최신 업데이트 : 2023-10-07
더 보기

79. Dipersekusi

Dania dan Neneng kompak menggeleng saat aku bertanya pada mereka. Keadaan ini benar-benar terasa aneh, tapi aku sungguh tak bisa menyimpulkan apapun saat ini atas keputusan Pak Ragil yang mendadak mengundurkan diri padahal dua hari lalu dia sempat menyatakan perasaannya padaku dan memberi tawaran agar aku pergi bersamanya. Di tengah keresahan yang melandaku saat ini sejurus kemudian aku melihat sekerumunan orang yang berhamburan mendekat saat aku dan Dania juga Neneng baru saja melangkah di area parkir. Bersamaan dengan itu aku melihat juga beberapa mahasiswa yang masih berada di dalam kampus sebagian melongok ke depan memandang sepenuhnya padaku. Aku menjadi keheranan begitu juga Dania dan Neneng. Sampai akhirnya kumpulan orang itu mendekat dan memberondongku dengan begitu banyak pertanyaan. Tak pernah aku sangka kalau kumpulan orang-orang itu adalah para wa
last update최신 업데이트 : 2023-10-07
더 보기

80. Penyesalan Mas Bara

Saat aku mendapati sosok Mas Bara sudah berada di dekatku, dengan tanpa sadar aku menarik tubuhku, beringsut menjauh dengan resah. Tapi Mas Bara mengabaikan penolakanku dengan tetap mendekat bahkan meraih kedua tanganku. Aku membeku kemudian dengan cepat memalingkan muka saat dia mulai menatapku dengan sorot mata yang memancarkan kecemasan yang enggan untuk aku pahami. “Maafkan aku karena aku tak bisa melindungi kamu.” Mas Bara mengunggah penyesalannya. Aku bergeming diam bahkan masih melemparkan pandangan ke arah lain, alih-alih membalas tatapannya yang intens padaku. “Seharusnya aku bisa memperkirakan apa yang akan terjadi ini. Tapi ini terlalu cepat dan aku tak menyangka kalau Lina benar-benar membuktikan ancamannya.” Aku masih diam membeku, menjadi terlalu sakit saat mengingat apa yang sudah aku alami kemarin.
last update최신 업데이트 : 2023-10-08
더 보기
이전
1
...
678910
...
28
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status