Beranda / Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / 121. Memberi Penjelasan Pada Rindu

Share

121. Memberi Penjelasan Pada Rindu

Penulis: Mastuti Rheny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sesampainya di rumah aku langsung menuju lantai tiga untuk memeriksa keadaan istriku. Nyatanya sekarang Rindu bahkan sedang jatuh pingsan, sementara adik tiriku yang brengsek itu bahkan terlihat semakin kacau saat diamankan dengan tangan terikat.

Para sekuriti rumah ini sudah melakukan tindakan yang cukup tegas.

Setelah memastikan keadaan Rindu tidak terlalu mengkhawatirkan karena Raymond belum sampai menyentuhnya, dengan emosi yang mulai tak tertahankan aku akhirnya menghampiri Raymond yang sekarang hanya bisa menundukkan kepalanya.

Tanpa banyak berkata-kata aku langsung melayangkan tinjuku pada pelipis kirinya. Lelaki itu bahkan sampai tersungkur karena aku melakukannya dengan kekuatan penuh. Detik berikutnya terlihat darah mulai mengucur membuat wajah yang selalu dibanggakan itu semakin berantakan.

Aku segera bersimpuh untuk bisa menarik kerah bajunya hingga membuat Raymond mendongak terpaksa mema

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Laure Pawan
rindu dengar Kan penjelasnya Dulu baru memutuskann.. Karena APA yg di lihat belumm tentu sesuai kenyataann.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   122. Mengusir Raymond Dan Lina

    Walau Rindu seakan mengabaikan aku tapi aku yakin dia masih mau mendengar apa yang aku katakan. Dengan sangat hati-hati aku menjelaskan semuanya yang terjadi demi mengurai salah paham yang pastinya telah menyakiti hati istriku.“Aku tak akan menyalahkan kamu kalau kamu masih tak bisa mempercayaiku, tapi aku akan menunjukkan cctv di ruang kerjaku agar kamu lebih yakin bahwa semua yang sudah aku jelaskan adalah sebuah kebenaran.”Aku mulai menarik gawai yang aku simpan di dalam saku kemejaku. Tapi sebelum aku menunjukkan apapun mendadak Rindu mengalihkan tatapannya ke arahku.“Tidak usah Mas.”Aku sontak membalas tatapannya dengan gamang.“Apa kamu mempercayaiku begitu saja?”Rindu memandangku sampai beberapa lama, malah semakin menyeretku dalam ketegangan.Aku semakin lekat memandangnya dengan hati memen

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   123. Perang Di Dalam Keluarga Huang

    “Sudah aku katakan turuti saja apa yang diinginkan Mami kamu Raymond?” tegas papi sengit.“Papi setuju aku keluar dari rumah ini. Setelah mendepakku dari perusahaan utama sekarang aku juga harus keluar dari rumah ini?” Raymond jelas tak mau terima.Papi tetap bergeming, mami bahkan enggan memandangnya sedikit pun.Sementara Lina menjadi sangat tegang. Ekspresi wanita itu benar-benar membuat hatiku puas.Tak pernah aku melihatnya tersudut seperti sekarang.“Semua juga karena salah kamu sendiri, setelah apa yang kamu lakukan pada Rindu, kamu masih beruntung karena Richard tak sampai menyeret kamu ke polisi,” sahut oma ikut menimpali.Raymond mencebik masih saja tak bisa menerima.“Sudah aku katakan kalau saat itu aku mabuk, aku tak tahu apa yang aku lakukan.”“Sepagi

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   124. Kekaguman Mami Pada Rindu

    “Apa kamu siap membantuku dalam perang ini?”Aku mengernyit lugas.“Jadi Mami menginginkan perang dengan lelaki yang sudah menikahi kamu?”“Dia sudah terlalu lama mengintimidasiku, dan menguasai segalanya yang harusnya aku miliki.”Dulu aku sempat berpikir kalau mami tak memiliki apapun. Aku kira semua yang dimiliki keluarga ini memang berasal dari kerja keras papi. Sejak awal aku memang tak pernah terlihat terlalu jauh dengan apapun mengenai keluarga ini.Meski mereka masih menarikku untuk mengurus perusahaan dan mendidikku dengan sangat keras demi menjadi pengelola perusahaan dengan visi dan misi yang penuh kemajuan tapi aku tak pernah merasa terlalu dianggap oleh keluarga sendiri.Baru kini aku mendapati mami melibatkan aku dan bahkan mendaulatku sebagai sekutu utamanya untuk melawan suaminya sendiri yang dulu aku pikir

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   125. Pertengkaran Tiada Henti

    SALLY POVMelihat kebahagiaan Richard dan istrinya, hatiku ikut merasakan bahagia yang sama walau tetap saja malah menyeretku pada kenangan masa lalu yang telah bertahun-tahun aku kubur begitu dalam.Segala fragmen indah itu kembali terkuak ketika malam itu aku mendengar suara merdu menantuku saat mengaji. Suara Rindu mengingatkan aku saat-saat aku masih bersama Dahlan di mana dulu aku juga sering mendengarnya mengaji ayat-ayat Ilahi.Bila mengenang kembali kebersamaan indah itu hatiku selalu menjadi luruh. Semua kenangan indah itu terlalu singkat aku cecap, dan kini menjadi sangat aku sesali karena segalanya sudah lama berakhir.Setelah makan malam yang menyenangkan bersama semua penghuni rumah ini bahkan termasuk dengan para ART dan tukang kebun, sesuatu yang bahkan tak pernah aku lakukan sebelumnya, aku mulai masuk ke dalam kamarku bersama Rommy di lantai 2.Saat aku masuk ke

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   126. Pertemuan Kembali Dengan Dahlan

    Aku benar-benar tak bisa menahan diriku untuk menuruti kata hati yang selama ini aku pendam. Setelah bergelut dengan pikiranku sendiri juga berbagai pertimbangan hingga beberapa waktu akhirnya kakiku menginjak lagi kota yang penuh kenangan ini.Bukan hanya itu kini aku bahkan telah masuk ke dalam rumah dari seseorang yang selama ini sempat aku benci yang kini kemudian malah menumbuhkan rindu di kalbu. Berkat informasi dari Hamdan, yang tak lain adalah asisten Richard, akhirnya aku mendapatkan alamat rumah yang memiliki kesan asri dengan halamannya yang luas penuh tanaman.Saat menunggu di gazebo di salah satu sudut halaman depan yang luas, di mana aku juga mendengar suara gemuruh lantunan ayat suci yang dibaca berbarengan dari anak-anak yang belajar mengaji di sebuah pendopo luas yang letaknya tak jauh dari gazebo tempat aku duduk menanti sekarang.Detik yang bergulir kian menyeretku dalam kegugupan. Telah

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   127. Rasa Yang Kembali Hadir

    “Kalau boleh aku tahu bagaimana dengan kehidupan kamu yang sekarang?”Aku menegaskan pertanyaanku. Tapi Dahlan hanya memandangku dengan kegamangannya.Aku mendesah panjang mengangkat dadaku yang saat ini terasa sesak oleh himpitan kenangan masa lalu kami yang di akhir hanya berisi kepahitan.Dahlan tampak enggan menjawabku.Aku mengangkat sudut bibirku membentuk lengkungan getir yang pastinya dapat juga ia saksikan.“Sepertinya kamu memiliki kehidupan yang sangat sempurna. Kamu telah menemukan sosok istimewa yang bisa mengimbangi kamu. Aku lihat wanita itu juga sangat bahagia berumah tangga dengan kamu.”“Aku telah menerima berkat dari Allah dan aku sangat mensyukurinya.”Dahlan menggumamkan kata-katanya dengan keyakinannya.Aku mendengus tipis.&l

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   128. Mengais Jejak Kenangan

    Aku masih bertahan di kota ini karena masih banyak hal yang ingin aku kenang, meski hatiku akan kembali merasakan perih. Meski kenangan seindah apapun sekarang rasanya menjadi sangat pedih saat aku mengingatnya kembali. Semua karena kisah indah itu memang telah berakhir dan kami telah mengambil jalan yang berbeda.Aku memutuskan untuk mengunjungi sudut-sudut kota ini yang dulu pernah aku jelajah bersamanya. Di sebuah taman di dekat balai kota yang menjadi tempat awal kami bertemu, aku memutuskan untuk berhenti lama. Berdiri terpaku di tempat yang telah jauh berubah daripada dulu. Aku terdiam memejamkan mata seakan ingin menyedot segala kenangan yang dulu pernah aku jejakkan di tempat ini.Dia terlihat begitu sempurna saat itu, menyedot seluruh fokus diriku. Aku yang seorang ekstrovert sejak saat itu berusaha untuk menarik perhatiannya, hingga kemudian aku tahu dia adalah sosok kakak tingkatku yang menjadi primadona kampus.

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   129. Kian Mantap Untuk Bercerai

    Aku melihat ketegangan di wajah sekretaris Rommy saat melihat kedatanganku.Wanita muda itu terlihat gelisah, ketika dia tak mampu menghentikan langkahku.Aku semakin yakin jika di dalam ruangan kerjanya Rommy sedang melakukan kegilaannya lagi. Hatiku yang telah lama mati, menjadi sangat tak peduli dengan apapun yang dilakukan oleh lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku itu. Telah cukup lama pernikahan ini hanya sekedar formalitas dan aku bertekad untuk segera mengakhiri. Aku merasa sudah waktunya aku untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendakku tanpa lagi tunduk pada setiap hal yang selama ini sudah didiktekan mama padaku, dengan alasan nama besar keluarga Huang yang sudah seharusnya aku jaga.Tanpa mempedulikan kecemasan sekretaris Rommy, dengan sangat tegas aku melangkah dan membuka ruangan kerja di depanku setelah memberikan ketukan singkat.Seperti dugaan di dalam sana aku menyaksikan pem

Bab terbaru

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   277. Bahagia Selamanya

    “Diam, atau aku akan menembakmu seperti yang sudah aku lakukan pada Richard!” Aku terperangah saat mendengar pengakuan lelaki berwajah oriental itu. Pengakuannya jelas sangat mengagetkan aku. “Jadi kamu yang sudah menembak suamiku?!” sergahku tandas. Raymond malah tersenyum sarkas menanggapi. “Dia sendiri yang sudah memaksaku melakukan semua ini karena dia terlalu serakah,” tukas Raymond sengit. “Kamu gila!” Aku kembali memakinya dengan suara yang semakin kuat. “Tolong, tolong ....” Aku mulai berteriak ketika Raymond semakin kewalahan dan tak mampu lagi menutup mulutku. Pergerakan di pintu itu semakin intens bersamaan aku mendengar suara gebrakan yang sangat kuat beberapa kali. Raymond yang sedang menggila ini sudah menutup pintu dari dalam hingga sulit untuk dibuka. Pastinya orang-orang di luar ruangan sedang berusaha untuk mendobrak pintu itu. Sementara aku sendiri masih berjuang untuk membebaskan diri dari sergapan Raymond. Tapi beberapa detik kemudian kami malah dikejut

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   276. Di Bawah Ancaman Raymond

    Aku menjadi terlalu kaget mendapati kedatangan Raymond yang sangat tak terduga.Tapi aku malah tak kuasa untuk menghalaunya yang membuat sosok itu terus mendekat dengan penuh rasa percaya diri.“Aku tak menyangka kalau dia mampu bertahan sampai sejauh ini setelah apa yang sudah dia alami,” ungkap lelaki itu sembari mengarahkan pandangannya pada Mas Bara yang sekarang hanya bisa terbaring tanpa kesadaran di atas brankar.Gelisah mulai menerjangku ketika aku mulai melihat tatapan adik dari suamiku yang kini malah memindaiku dengan sangat intens.Aku segera bangkit dan memasang sikap waspada.Setelah kemarin aku melihat sikap Raymond yang tampak berbeda begitu rapuh dan sedih tapi sekarang dia kembali menjadi sosoknya yang dulu, yang terasa licik menakutkan.“Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam ruangan ini?”Selama ini mami melarang orang lain masuk menemui Mas Bara. Tak sembarangan orang boleh menemani Mas Bara. Hanya aku, oma dan mami yang memiliki akses untuk bisa memasuki ruangan. Kar

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   275. Sikap Dingin Mami Sally

    “Sekarang katakan saja apa kamu yang sudah membuat Richard seperti ini?” Abe malah melontarkan tuduhannya dengan terlalu lugas.Aku tak pernah menyangka jika sahabat terdekat suamiku itu akan mengungkapkan tuduhannya dengan sangat lugas pada Lina yang sebelumnya sempat kami bicarakan dan kami curigai.Lina membeliakkan mata, mengunggah kekagetannya yang terlalu ketara.Sejenak aku tak bisa mengartikan tentang ekspresi kekagetannya yang seperti itu.“Apa kamu yang sudah menembak Richard?”Abe kian menegaskan tuduhannya.Lina malah menanggapi dengan tenang hingga kemudian malah mencebik sarkas.“Jadi kalian sekarang mencurigaiku?”Aku dan Abe tak menjawab meski masih saja memberikan tatapan yang sangat lugas pada wanita yang sering mengunggah ekspresi sinisnya itu.“Aku merasa tak perlu untuk memberikan penjelasan apapun pada kalian,” pungkas wanita itu sembari langsung bangkit dari duduknya.Tapi sebelum melangkah wanita itu melemparkan pandangannya pada Abe yang sedang mengikuti perg

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   274. Dikepung Rasa Curiga

    “Apa yang sedang kalian bicarakan?” Segera aku menoleh ke ambang pintu dan menjadi sangat kaget ketika melihat sosok yang sedang kami bicarakan telah berdiri di sana dengan memberikan tatapan yang terlalu tajam.Sempat aku merasa kalau dia sempat mendengar pembicaraanku bersama Abe tadi, yang kemudian menelusupkan rasa gelisah di dalam dada.“Kalian berdua terlihat terlalu dekat, dan aku yakin jika Richard melihat kedekatan kalian, dia tidak akan bisa menerima ini,” sindir wanita berbaju merah itu sangat sarkas.Dengan tatapan yang sama tajamnya aku mulai menentang sorot matanya. Enggan menampakkan ketundukan atas sikapnya yang selalu saja mengintimidasi.Sejak dulu Lina selalu mengunggah keangkuhannya terutama di hadapanku yang pastinya dia anggap sebagai saingan terbesarnya karena nyatanya memang hanya aku yang bisa mendapatkan hati Mas Bara sepenuhnya, sesuatu yang kini membawa kesadaranku kembali atas apa yang sudah aku dapatkan selama ini. Nyatanya memang tak ada yang paling ber

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   273. Mulai Mencurigai Lina

    “Katakan padaku apa yang kamu ketahui tentang suamiku?”Aku segera mencecarnya dengan tak sabar, karena saat ini sekecil apapun informasi yang beredar sangat aku butuhkan karena aku benar-benar ingin menguak tabir misteri tentang penembakan suamiku yang sampai saat ini belum juga terungkap.Abe tampak memindaiku lebih lekat dan aku dengan tegas menentangnya tanpa keraguan.Lelaki bermata tajam itu kemudian menarik nafasnya sejenak sembari menautkan kedua tangannya di depan wajahnya yang lumayan good looking itu.“Sebenarnya sehari sebelum hari naas itu, aku dan Richard sempat bertemu di ruangan ini. Kami membicarakan banyak hal, terutama tentang dirimu dan segala penyesalannya.”Abe sengaja menghentikan kalimatnya kian intens memindaiku seakan ingin menebak apa yang ada di dalam pikiranku saat ini.Tapi aku memutuskan untuk membisu menunggunya melan

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   272. Jatuh Koma

    Sudah nyaris sebulan Mas Bara terbaring koma. Selama itu aku bertahan untuk tetap mendampingi walau keadaanku masih sering diserang mual dan rasa tak nyaman di perut.Tak ada alasan bagiku untuk menyerah karena saat ini prioritas utamaku tetap Mas Bara yang selalu aku yakini tetap bisa mendengar setiap kata yang aku ucapkan di telinganya.Bahkan setiap kali aku datang aku selalu membacakan ayat-ayat Ilahi, sebelum aku mulai mengajaknya mengobrol.“Mas, hari ini aku bawakan lavender, aromanya harum sekali. Kamu bisa menciumnya kan Mas?” tanyaku sembari mendekatkan bunga yang aku bawa di hidungnya.Aku selalu yakin jika Mas Bara selalu bisa merasakan apapun yang aku lakukan walau dia tak memberikan respon apapun. Bahkan tidak dengan kedipan mata, karena mata itu selalu terkatup rapat.Saat melihatnya tetap diam dan beku, hati ini mulai dirasuki kesedihan yang kian pekat

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   271. Kehamilan Kedua

    Rasa tidak nyaman kian menyerangku membuat sekujur tubuhku seakan melemah. Tapi saat ini aku memaksa untuk tetap tegar demi aku bisa memastikan bagaimana keadaan Mas Bara. Gelisah yang menyergapku memaksaku untuk bertahan dan tetap kuat meski sejak tadi rasa mual semakin menekan di dalam perutku.Bahkan ketika aku sampai di Jakarta, beberapa kali aku sudah memuntahkan isi perutku saat berada di dalam pesawat.Oma dan mami sempat menganggap apa yang aku rasakan hanya sekedar mabuk kendaraan.Tapi sesuatu di dalam diriku semakin tak bisa menampik praduga ini. Dengan pengalaman yang sempat aku dapatkan ketika mengandung Raka dan Raya, aku mulai bisa menegaskan pada diriku sendiri jika sekarang aku memang sedang berbadan dua.K

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   270. Kembali Lagi Ke Kota

    “Sesuatu telah terjadi pada Richard!”Ketika oma memekikkan nama suamiku segera aku mendekat dengan hati yang sudah diselimuti kabut kecemasan.“Ada apa dengan Mas Bara, Oma?” tanyaku menjadi kian khawatir.Sementara mami malah menatapku dengan gamang dan mulai menghampiriku untuk bisa memelukku dengan lembut.“Kita harus kembali ke Jakarta hari ini juga Rin.”Mami berucap dengan sangat sungguh-sungguh.Hatiku menjadi kian kuat memendam praduga yang buruk. Aku merasa sangat yakin jika sesuatu telah terjadi pada suamiku saat ini.“Katakan padaku, apa yang sudah terjadi Mi?” desakku semakin gelisah.“Richard membutuhkan kamu,” balas mami masih dengan mengunggah gurat kecemasan di wajahnya.Aku mengernyit penuh kecemasan.

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   269. Sesuatu Terjadi Pada Mas Bara

    Setiap orang bisa menganyam harapan tapi Tuhan yang akan menentukan segalanya. Walau berbagai macam cara telah diusahakan nyatanya, kehendak Tuhan yang tetap berlaku. Takdir telah menggariskan bahwa saat ini adalah perpisahan kami.Hatiku terus memendam rasa kehilangan yang bahkan membuatku terus menangis kala melepas jenazah ibu di pemakaman. Kini jasad yang sosok yang sangat aku sayangi itu telah berbaring di sisi makam bapak. Mereka akhirnya bersama lagi yang membuatku menghadirkan kembali segala kenangan kebersamaan keluarga kami dulu di permukaan ingatan.Tangisku semakin kuat nyaris menyedot segala ketegaran meski oma dan mami mendampingi untuk menguatkan. Sampai akhirnya semua saudaraku ikut mendekat dan kami mulai saling berangkulan berusaha untuk saling menularkan ketegaran.Bahkan Laras telah kembali dari Australia mengejar penerbangan pertama demi bisa ikut mengantarkan ibu menuju peristira

DMCA.com Protection Status