Sudah kuduga. Ujung-ujungnya aku juga yang kena getahnya."Han, kamu juga ikut nyumbang untuk acara adikmu."Ucapan ibu yang bernada sebuah titah yang harus dilaksanakan."Tapi, maaf, Bu. Farhan juga punya kebutuhan sendiri. Farhan ada keluarga, anak dan istri Farhan yang harus Farhan penuhi dulu kebutuhannya. Bukannya mengungkit. Bukannya tabungan Farhan hampir terkuras untuk biaya renovasi rumah ibu, dan ibu juga yang mengadang-ngadangkan jika rumah ini kelak akan jatuh pada Reihan," ucap ku pada ibu. Tidak bermaksud menyangkal hanya ingin mengingatkan mana yang merupakan kewajiban yang harus aku penuhi dan mana yang bukan.Mumpung semua keluarga sedang berkumpul di rumah ini. Agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari."Jadi, artinya kamu gak mau ngeringanin beban aku, Mas!" sela Reihan dengan nada tinggi."Kamu juga kan sudah naik jabatan, Han." Mas Arif, suami mbak Nur ikut menimpali namun kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar seperti sebuah cibiran. Lebih tepatny
Read more