"Hasta,""Putra!""Nama kamu tidak ada putranya! Buat apa aku panggil Putra!""Ya, sih. Tapi itu nama pemberian ayahku tapi aku benci nama itu sebelum kamu memanggilku, Putra.""Tapi kamu tidak memakainya lagi,""Ya, sudahlah. Kita tidak perlu lagi membahas masalah nama Putra tapi kita bahas masalah kita berdua.""Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Hasta? Jangan membuatku bingung dengan sikap kamu yang aneh ini.""Husna, setelah masa iddah kamu, maukah kamu menjadi istriku? Menjadi ibu untuk anak-anakku kelak? Jika kamu meminta waktu untukku untuk menjawabnya maka akan aku berikan. Kamu tidak perlu menjawabnya hari ini pikirkan sebelum kamu mengambil keputusan, aku tidak ingin kamu memberikan keputusan itu dengan terburu-buru sehingga kamu–""Ayah Hasta! Aku mau! Aku akan menerima Ayah menjadi ayahku!" Ucapan Zelena sontak mengejutkan mereka berdua yang ada di taman sosok gadis kecil yang begitu cantik dengan wajah yang begitu berbinar setelah kedatangan yang tiba-tiba
Read more