Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 111 - Chapter 120

168 Chapters

Dia Lagi

Komo menggelengkan kepala, dia tidak tahu siapa yang berteriak hanya terdengar suara wanita dari luar. Nyonya Dini mendekati pintu dan saat yang bersamaan dua wanita beda usia masuk dan bertemu dengan Nyonya Dini. "Maaf Nyonya, mereka memaksa masuk," jawab Pak Satpam yang merasa bersalah karena tamu tersebut masuk ke dalam rumah padahal sudah dicegah. "Jeng Dini, apa kabar? Lama tidak bertemu, saya ingin bertemu dengan Jeng, boleh tidak? Maklum baru bisa ke sini dan saya baru pulang dari luar negeri loh, ini oleh-olehnya buat Jeng Dini, Danda dan Darren, semoga Jeng Dini sekeluarga menyukainy," jawab wanita paruh baya yang tidak lain adalah nyonya Misca Ibu dari Raya sambil menyerahkan oleh-oleh yang dia bawa. "Oh, Jeng Misca, saya pikir siapa tadi berteriak-teriak seperti orang kerasukan harusnya Jeng itu bisa paham dan mengerti tata cara masuk ke dalam rumah orang, tidak perlu teriak-teriak seperti itu, kami tidak budeg. Dan makasih oleh-olehnya, repot-repot saja!" ketus Nyony
Read more

Ampuni Saya

Komo tidak tinggal diam, dia akan mengungkapkan siapa yang sudah menjadi penyusup di rumah sahabatnya ini. Penyusup yang berada di dapur tidak tahu jika Komo mendekati dirinya dan dia menghubungi seseorang yang memerintah dirinya untuk memata-matai dirinya. "Awas kamu, tidak akan aku biarkan. Geramnya aku," ucap Komo berjalan pelan ke arah dapur. Sesampainya di dapur, Komo mencari seseorang yang tadi dia curigai. Darren juga ikut ke belakang, dia tidak mengerti kenapa Komo berjalan ke arah dapur dan saat yang bersamaan Darren melihat Komo berjalan ke belakang rumah dan bersembunyi. 'Kenapa dengan Komo, apa yang terjadi? Apa ada penyusup di rumahku? Tapi, siapa yang melakukan itu?' batin Darren yang saat ini berjalan sangat pelan menuju tempat di mana Komo bersembunyi. "Halo, s ...." seseorang tersebut menghentikan panggilannya karena mendapati Komo berdiri di depannya. Komo segera menyergap seseorang yang dia curigai dan saat ini dirinya serta Komo saling memandang satu sama l
Read more

Dinda Pelakunya

Nyonya Dini semakin bingung dengan kelakuan mereka yang saat ini tidak ada mengatakan sama sekali kepadanya. "Kenapa dengan kalian ini. Ada apa dengan dia, kalian main tembak saja. Dia salah apa dengan kalian? Coba katakan ke Mama, ada apa ini, jelaskan ke Mama, Darren, Komo dan kamu Boni katakan ke saya?" tanya Nyonya Dini. "Dia ini yang penyusup Tante, dia yang membuat rumah ini kacau pagi ini. Kami mau cari tahu siapa yang menyuruh dia. Karena kami tahu saat ini dia tidak sendirian. Tadi, saat Raya ke sini dia ini merekam dan dia juga menghubungi orang yang menyuruh dia. Dasar penghianat kamu, bisa-bisanya sejahat ini. Ingat, kamu itu di gaji oleh mereka bukan gratis kamu kerja di sini, siapa yang membawa dia ke sini?" tanya Komo dengan wajah merah padam karena menahan marahnya. "A-apa kata kamu penyusup? Jadi, selama ini dia yang sudah meneror kita? Kenapa bisa ada penyusup di sini. Dan kamu siapa yang memerintahkan kamu, ayo katakan ke saya. Jahat sekali kamu, saya menerima k
Read more

Merah Jambu

"Bertemu? Siapa?" tanya Darren penasaran siapa yang mau bertemu dengan dirinya."Pergi lihat, dia akan kami urus cepat sana. Dan kamu ikut dengan kami," ucap Komo yang meminta Darren untuk keluar dan bertemu tamu yang saat ini menunggu mereka di luar. "Urus dia bawa dia di tempat biasa. Buat dia mengaku, kalau perlu habisi saja nyawanya!" ancam Darren dengan tatapan tajam.Pelayan yang mendengar perkataan Darren hanya diam dia tidak tahu harus berkata apa. Rasa penyesalan terlihat jelas dari raut wajah pelayan tersebut. Ceklekk!"Siapa yang datang?" tanya Darren saat dirinya berdiri di depan pintu. "Tidak tahu, satpam katakan dia wanita dan sepertinya dia mengenal Nona Anne. Dia katakan ingin bertemu dengan Nona," jawab Ketua pelayan. "Bertemu dengan Anne, Bapak yakin dia mengenal Anne. Darren, Mama kenapa takut ya jika itu ulah mantanmu itu, dia pasti mencari cara untuk merusak kebahagiaan kalian. Hati-hati ya, Darren," ucap Nyonya Dini. "Benar itu, sekarang cepat kamu temui di
Read more

Bayi Besar

"Kenapa elu terkejut, gue hanya mengatakan apa yang sebenarnya, kenapa elu malah seperti itu, apa elu tidak percaya gue?" tanya Mona yang menatap ke arah Marlin. "Bukan begitu, siapa yang aduh kenapa gue yang takut ya," jawab Marlin lagi dengan wajah yang pucat mendengar perkataan temannya ini. "Assalamu'alaikum. Eh, rame sekali ini rumah ada apa ini. Wah ada tamu, eh ada Bang Mus, apa. Kabar Bang?" tanya Anne yang tiba-tiba masuk. Darren segera menghampiri Anne dia langsung dengan erat, Darren takut apa yang dikatakan teman Anne itu benar, jadi dia benar-benar ingin menjaga Anne. "Baby, kamu sudah datang. Kenapa aku tidak dengar kamu datang, Baby?" tanya Darren balik sambil memeluk Anne dengan posesif. Anne yang dipeluk sedikit malu, apa lagi di rumah ramai orang dan pasti semuanya memperhatikan mereka. "Sayang, malu dilihat orang. Kamu kenapa, hmm? Tumben manja seperti ini," bisik Anne di telinga Darren. "Aku tidak mau kehilangan kamu, Baby." Darren takut jika apa yang dikat
Read more

Tidak Mengakui

Kedua pria yang ditanya mau ikut memandang satu sama lain. Mereka menyerngitkan kening kenapa Paman Boni bertanya kepada mereka apakah mau ikut atau tidak. "Paman mau kemana?" tanya Komo penasaran. "Ikut saja, nanti Paman jelaskan di jalan. Ayo kita pergi sekarang, kalian tidak ada meeting hari ini?" tanya Paman Boni. "Tidak ada," jawab Komo singkat. "Bukannya elu tadi katakan ada? Kenapa sekarang tidak ada, elu mau bohongi gue, Mo?" tanya Darren mulai kesal. "Tidak, gue nggak bohong. Tadi memang ada sekarang sudah tidak ada. Sudahlah, ayo kita pergi sekarang jangan kamu pikirkan dulu kantor aman semuanya, sepulang dari sana kita bisa ke kantor," jawab Komo kembali. Darren hanya menghela nafas panjang, dia benar-benar tidak habis pikir dengan asisten merangkap temannya ini. "Baby, pergi dulu jangan keluar tanpa pengawal dan nanti jemput Danda bawa pengawal yang tadi mengawal kamu pergi. Ma, Darren pergi dulu," pamit Darren sembari mengecup kening Anne dan sebaliknya Anne menci
Read more

Serangan Jantung

"Ada apa? Kenapa kalian diam saja apa yang terjadi dengan dia. Kenapa dia diam saja cepat jawab?" tanya Paman Boni yang segera berlari ke arah sopir Darren. "Dia terkena serangan jantung, saya memberikannya makanan tapi tiba-tiba dia memegang jantungnya dan dia tidak bergerak kami sudah membangunkannya. Sepertinya, dia meninggal Tuan," jawab anak buah Paman Boni menjelaskan jika mantan sopir Darren terkena serangan jantung. "Ya sudah, kalau seperti itu cepat kita bawa ke rumah sakit yang ada di sini, cepatlah dan kalian awasi dia jangan sampai dia berbohong kepada kita!" perintah Paman Boni dengan tegas kepada anak buahnya untuk segera membawa mantan sopir yang mereka tangkap ke rumah sakit. Anak buah Paman Boni segera membawa sang sopir dengan mobil yang lain. Paman Boni, Darren dan Komo mengikuti dari belakang mereka tentu saja cemas jika sampai meninggal maka habislah mereka. "Bagaimana ini, Paman, sepertinya sopir itu tidak akan selamat jika serangan jantung ujung-ujungnya past
Read more

Elu Cemburu

Seseorang yang mengikuti mobil dari anak buah Paman Boni kehilangan jejak. Dia harus terhalang oleh mobil yang menyalipnya. "Argggh, sial kenapa mobil ini menyalipku. Aku kehilangan jejak, awas kalian aku akan balas kalian!" geram seseorang tersebut yang gagal mengikuti mobil anak buah Paman Boni. Ia pun terpaksa pergi dari tempat tersebut karena percuma jika ikutin pun tidak akan menemukan siapapun itu. ****Di rumah sakit, Darren, Komo dan Pamab Boni akhirnya bisa menemui Dokter yang memeriksa mantan supir Darren. "Bagaimana dengan supir saya itu? Apa dia selamat?" tanya Komo terlihat panik dan khawatir. "Dia baik, beruntung dia dibawa cepat waktu jika tidak saya tidak bisa katakan. Dia akan dipindahkan ke ruang inap, apa Anda sudah urus semuanya? Jika sudah kita bisa pindahkan segera," jawab Dokter. "Baiklah saya akan urus semuanya," ujar Darren mengiyakan perkataan Dokter. Paman Boni segera memerintahkan anak buahnya untuk mengurus semuanya. Darren menunggu sang Paman kemb
Read more

Pria Bucin

"Dia mau pergi dengan si pink itu, lagi pula dia pria kenapa harus dekat dengan Anne, apa tidak ada teman lain yang harus mereka temani kenapa harus dia, sudahlah pakaiannya serba pink tapi tetap dia itu pria sejati," jawab Darren yang merenggut. "Hahhh! Gue itu juga berpikiran sama seperti elu, gue itu berpikir kenapa bisa mereka berteman dengan si pink itu. Bagaimana kalau kita ikut saja, gue tidak mau ayang beb gue pergi dan dekat dengan dia, cepat elu tanda tangan setelah itu kita pergi." Komo mengusulkan Darren untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Darren pun segera menyelesaikan pekerjaannya sedangkan Komo kembali ke ruangannya. Dia pun terus mengambil berkas untuk segera dia selesai. Kedua pria yang bucin abis benar-benar seperti orang yang dikejar dedemit mereka mengerjakan pekerjaan dengan cepat dan pada akhirnya mereka selesai. "Bos, ayo kita pergi. Gue sudah selesai," ucap Komo yang sudah ada di pintu masuk ruangan Darren. Sekretaris Darren yang melihat kedua bos mer
Read more

Merebut Danda

"Itu tidak salah, kenapa si pink malah berantem dan itu bukannya Danda anak elu, ya Tuhan sepertinya mereka di halangi oleh si nenek lampir itu, ayo kita turun segera. Sebentar gue merapatkan dulu ini mobil," ucap Komo yang segera melakukan mobil mencari tempat yang aman untuk parkir. Setelah itu, Darren segera turun terburu-buru dia tidak suka dengan apa yang dilakukan Dinda terlebih lagi kemana istrinya kenapa bisa bersama dengan Anne. "Hentikan, aku katakan hentikan! Kalian tidak dengar apa yang aku katakan, hahhh?" tanya Darren dengan suara teriakan. Dinda dan Mona segera menghentikan perkelahian mereka dan tentu saja Danda langsung ditarik oleh Mona agar menjauh dari wanita yang sedari tadi berkelahi dengannya. "Kembalikan anak gue, jangan coba-coba elu ambil anak gue, sialan!" pekiknya. "Anak ye, jangan mimpi anak ye, ini anak sahabat gue, elu udah buat emaknya pingsan sekarang elu mau culik desek, jangan mimpi ye," ucap Mona yang mengatakan jika Anne pingsan. "Apa pingsan
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status