Accueil / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapitre 131 - Chapitre 140

Tous les chapitres de : Chapitre 131 - Chapitre 140

168

Tidak Tahan

Senyum terukir di wajah seseorang dia melaporkan kepada tuannya orang tersebut adalah suruhan dari Dinda yang menyamar sebagai keluarga pasien tentangnya. Sedangkan di ruang inap Darren segera membawa Anne keluar dari ruangannya. "Baby kamu jalan perlahan ya jangan terburu-buru aku tidak ingin kamu jatuh. Apa kamu mau aku gendong?" tanya Deren. "Tidak, Sayang. Aku jalan saja lagi pula aku baik-baik saja, kok," ucap Anne dengan senyum mengembang. Darren pun menganggukkan kepala, keduanya berjalan bersamaan di susul oleh Mona dan Paijo. Sesampainya di lift mereka menekan tombol satu, pintu lift terbuka Darren, Anne dan lainnya segera masuk. Tidak berapa lama, pintu lift terbuka mereka keluar dan berjalan ke arah lobby di mana Komo menunggu mereka. "Elu langsung ke kantor saja ya. Gue libur satu hari, besok baru ke kantor," ucap Darren. "Baiklah, gue akan urus semuanya. Ayo kita pulang, kita antar mereka dulu baru gue antar kalian," sahut Komo. Marlin, Paijo, Mona menganggukkan kepa
Read More

Romantis Euy

"Mo, ini di tempat umum, tolong jangan seperti ini nanti ada yang melihat kita seperti ini dan aku tidak ingin dinikahkan oleh warga di sini aku malu jika kita terciduk," ucap Marlin yang meminta kepada Komo untuk tidak terlalu dekat dengannya karena saat ini posisinya terlalu dekat dengan dirinya. "Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mendengar jawabanmu sayang, aku serius dengan apa yang aku katakan. Entah kenapa saat bertemu denganmu jantungku berdebar, aku merasakan jika aku melihat pelangi yang mengitari dirimu indah sekali dan bunga yang bertaburan sehingga di mataku hanya kamu saja wanita yang paling cantik, Marlin." Komo mengungkapkan apa yang ada di hatinya. "Kenapa dia seperti ini, cobalah lihat dia. Duh, Mo kamu sangat menyebalkan tapi dia sangat tampan Tuhan dan jantungku juga tidak tenang bila dekat dengannya. Oh, ya Tuhan apa yang harus aku lakukan. Lihatlah, dia terlalu manis di mataku," gumam Marlin yang mencuri pandang ke arah Komo. "Sayang, kamu tidak perlu takut aka
Read More

Apa?

"Hei, tunggu dulu siapa kamu berani sekali mengatakan hal itu, aku tidak mengenal kamu siapa dan juga tidak ada urusannya denganmu, mau dia menikah denganku atau tidak itu urusan aku dan Marlin jadi tolong jangan ikut campur," ucap Komo dengan tegas meminta kepada seseorang yang melarang Marlin menikah dengannya. "Dia calon dari Marlin, orang tuanya sudah menjodohkan Marlin dengan dia jadi kamu pria kaya tidak boleh menikahi Marlin. Karena dia sudah dijodohkan dan akan menikahinya. Saya yang akan jadi walinya," jawab Paman Rusli mengatakan jika pria yang di belakangnya itu adalah calon suami Marlin. "Tidak bisa, Marlin adalah calon istriku karena Marlin sudah mengandung anakku," jawab Komo spontan membuat Marlin terkejut dan memandang ke arah Komo. Begitu juga dengan yang lainnya. Tidak ada yang berbicara sama sekali, mereka masih terdiam setelah mendengar ucapan Komo yang mengatakan jika Marlin tengah hamil anaknya. "Ada apa ini, kenapa bisa kamu mengatakan Marlin sedang mengand
Read More

Komo Kupret

"Kami ada masalah yang sangat penting, dia hamil eh bukan bukan hamil maksudku gue ingin menikahinya dan setelah itu menghamilinya," jawab Komo. "Kalau ngomong itu yang benar, Mo. Yang benar itu kalian, tidak boleh punya anak dulu harus gue lebih dulu mempunyai anak baru lu," jawab Darren dengan songong melarang Komo memiliki anak lebih dulu dari dia. "Eh, di mana-mana yang namanya hamil itu tidak ada yang tahu kalau sekarang kesayangan gue hamil lebih dulu daripada kesayangan elu. Sudahlah, gue besok mau menikah dengan Marlin gue mau lu sediakan hotel yang besar untuk gue anggap saja sebagai bonus selama ini gue bekerja banting tulang dinosaurus demi elu," ujar Komo meminta kepada Darren untuk menyiapkan dia hotel. "Buset, ini orang enak sekali mulutnya. Hei, Komo kupret dengar baik-baik ya. Kalau elu memang mau menikah ya sudah sewa sana kenapa harus gue yang nyewakan hotel yang besar, gue saja sewa sendiri lebih tepatnya tidak sewa. Dan sekarang kenapa harus gue yang nyewain bu
Read More

Menikah Juga

"Mama, kapan pulang kenapa tidak mendengar suara mobil masuk. Apa Mama naik pesawat jet pribadi kita?" tanya Darren dengan nada sedikit menggoda Nyonya Dini. "Ck, jangan asal kamu. Mau kamu daratkan di mana. Danda sayang, itu Mama sudah pulang, pergi salam sama Mama. Katanya tadi rindu," ucap Nyonya Dini menunjuk ke arah Anne yang sudah bangun dan menghampiri Danda. "Mama, Danda rindu sekali dengan Mama, benar-benar rindu. Apa Mama sudah sembuh?" tanya Danda dengan tatapan sendu. Anne memeluk Danda dan mengecup wajah sang anak. Anne bersyukur Danda selamat dan baik-baik saja. Dia senang karena Danda bisa bersamanya kembali."Mama baik, Mama juga rindu Danda lo, kamu tidak apa sayang, Mama khawatir jika kamu terluka." Anne mengusap wajahnya Danda. "Danda baik Ma, Danda di bawa oleh om yang pakaiannya warna pink itu. Dan saat itu Papa juga datang." "Ya sudah ayo kita ganti pakaian kamu, Mama temani ya. Sayang, aku ke kamar Danda mau gantikan Danda pakaian dulu," ucap Anne meminta
Read More

Jangan Bermimpi, Dinda

"Jangan pura-pura tidak tahu Dinda, siapa lagi yang menangkap anak buahku itu selain dia. Tiga anak buahku sudah tertangkap pertama mantan sopir Darren, kedua anak buahku yang sangat jeli tapi tertangkap juga saat dia ingin menyelamatkan anak buahku yang pertama tertangkap dan yang ketiga pelayan yang berada di rumah Darren, semuanya tertangkap sekarang aku tidak bisa menemukan mereka, sial kemana mereka dibawa pergi," jawab pria tersebut yang merupakan orang suruhan Dinda yang bernama Bram. Dinda terdiam mendengar perkataan dari Bram. Entah kenapa dia mulai merasa takut untuk memulai rencananya kembali bersama Raya. Orang suruhannya saja tertangkap oleh Darren apalagi dirinya dan Raya pasti akan semakin rumit untuk bisa membuat wanita yang bersama Darren itu lenyap, bisa-bisa dia dan Raya yang akan lenyap batin Dinda saat ini memikirkan rencananya dan Raya. "Dinda, aku ingin berbicara denganmu hanya berdua saja. Ayo kita pergi ke ruang kerjaku sekarang, ada yang ingin aku katakan,
Read More

Aku Mau

Bram makin kesal tapi dia tidak memperdulikan sama sekali dengan orang yang mengetuk pintu. Dinda yang melihat Bram melihat ke arahnya tersenyum dia ingin mencoba membujuk Bram agar tidak mau melepaskan dirinya. "Bram, aku mohon jangan seperti ini, aku tidak bisa seperti ini. Hargai aku ya," ucap Dinda dengan suara memelas. "Lepaskan kamu, tidak akan dan aku tidak mau kamu pergi sebelum aku merasakannya. Aku tidak peduli siapa yang datang dan aku akan memuntaskan ini," jawab Bram yang segera mengunboxing Dinda. "T-tidak!" teriak Dinda dengan kencang, Bram segera bermain dengan ganas. Tidak peduli dengan teriakkan Dinda. Baginya teriakkan Dinda sangat syahdu di matanya. "Euhmm, a-aku tidak bisa, akhhh, shhhh!" desahan keluar dari mulut Dinda. "Iya begitu, teriak terus seperti itu sayang, aku sangat menyukai teriakkamu itu, sangat merdu dan aku ingin sekali membuat kamu melayang," ujar Bram. Bram terus bergerak dan bermain dengan cukup lihai dia memeremas dua gunung kenyal nan b
Read More

Persiapan Pernikahan

Anne yang mendengar permintaan dari suaminya mulai tersipu malu. Pipinya merona seperti udang rebus. "Ihh, Sayang. Jangan di sini, nanti Danda dengar eh maksudnya nanti Danda mencari kita bagaimana, aku tidak mau, jangan seperti itu, aku mohon padamu, nanti malam saja ya," ucap Anne yang mencubit Darren. Darren yang sudah mode on tidak peduli, dia mendekati Anne dan mencoba menciumnya. Nyonya Dini yang berada di dalam kamar keluar karena Danda baru saja menemuinya dan mengatakan akan liburan. Dia ingin memastikan benar atau tidak, bukan tidak percaya tapi Nyonya Dini ingin mendengar langsung dari mulut anaknya itu. "Ehmm, dasar kalian berdua ini, tidak tahu tempat sama sekali, tidak bisa kalian melakukannya di kamar hahh. Darren! Mama ketuk kamu pakai gagang sapu mau kamu!" teriak Nyonya Dini yang kesal melihat kelakuan anaknya. Anne mendengar suara mertuanya segera menolak Darren untuk menjauhi dirinya. Tapi, namanya Darren tidak peduli dia masih saja menempel layaknya perangko.
Read More

Mendapat Restu

Marlin melihat ke arah Komo yang saat ini masih diam. Tidak ada reaksi sama sekali terlihat di wajah Komo. "Komo, sini kamu. Kenapa kamu diam saja. Siapa yang bersama dengan kamu itu?" tanya wanita paruh baya yang tidak lain Ibu Komo bernama Ussy. "Sayang, itu di panggil, sudah sana pergi, aku di sini saja," bisik Marlin. Komo menoleh ke samping menatap ke Marlin dengan tajam. "Ikut aku juga ke sana. Kita ke sini mau menemui kedua orang tuaku dan meminta restu."Marlin hanya bisa diam, dia tidak mengatakan apapun. Akhirnya Komo mendekati kedua orang tuanya sambil memegang tangan Marlin dengan erat. "Jeng, ini anak saya, Komo. Sayang, kenalin dulu mereka tante Susi dan ini Om Bowo dan ini anaknya Lucy, mereka ke sini mau bertemu kamu. Tapi, tunggu dulu di sebelah kamu siapa?" tanya Nyonya Ussy melihat ke arah Marlin yang berdiri di samping anaknya. Semua memperhatikan ke arah Marlin dan menunggu jawaban dari Komo. Komo menarik Marlin untuk duduk di sampingnya. "Duduklah, Sayang.
Read More

Cari Bom

Komo menatap seseorang yang datang ke rumahnya. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. "Kenapa elu ke sini? Ma, kenapa wanita ini ke sini? Apa mau dia?" tanya Komo menunjuk ke arah wanita yang tidak lain adalah Raya. "Mama tidak tahu, Mama hanya janji dengan ibunya, tapi sepertinya Mama sudah katakan ke ibunya kalau hari ini tidak jadi dan kenapa dia ada di sini?" tanya Nyonya Ussy merasa heran kenapa Raya bisa datang ke sini. "Saya hanya mau memberikan ini. Mama katakan jika tante pasti suka," jawab Raya dengan wajah manisnya. Komo menatap tajam ke arah Raya, dia heran bagaimana bisa ibunya mengenal wanita ular ini. Apa dia sengaja mencari tahu jati dirinya tapi bagaimana mungkin. "Oh gitu ya, baiklah terima kasih ya. Oh ya, saya mau pergi dulu dan katakan kepada mamamu, kalau perjodohan ini gagal karena anak saya sudah mau menikah. Ini calonnya, nanti datang ya katakan kepada Mama kamu, Raya," ucap Nyonya Ussy. Raya mendengar perkataan dari Nyonya Ussy hanya bisa diam d
Read More
Dernier
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status