Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 151 - Chapter 160

168 Chapters

Mulai Rencana

Raya yang datang bertamu ke rumah Dinda. Tapi, orang yang dia datangi tidak terlihat sama sekali di rumah. "Kemana ini orang, kenapa tidak terlihat sama sekali. Mobilnya ada, tapi tidak kelihatan orangnya sama sekali. Aku telpon saja, siapa tahu dia menjawab," gumam Raya. Raya segera mengambil ponselnya dan mencari nomor Dinda. Setelah mendapatkan nomor yang ingin dia hubungi, Raya segera menghubungi Dinda. Tiga kali dia menghubungi Dinda tapi tetap saja tidak di jawab sama sekali. "Benar-benar ini wanita, kemana dia. Kenapa tidak juga di jawab. Aku tidak mengerti. Ya sudah aku pergi saja dari sini. Nanti dia akan melihat panggilan telponku jika dia sudah sadar." Raya meninggalkan rumah Dinda dan berjalan menuju mobilnya. Di dalam mobil telpon Raya berdering, Raya segera melihat siapa yang menghubungi dirinya. Kening Raya berkerut dia penasaran kenapa anak buahnya menghubungi dirinya. "Ada apa? Kenapa kamu menghubungi saya. Apa semuanya sudah lancar?" tanya Raya penasaran. Raya
Read more

Masuk Perangkap

Raya mendapat pesan dari anak buahnya yang saat ini memantau Darren dan Komo. Keduanya mengatakan apa yang mereka dengar. Raya senang karena usahanya untuk mendapatkan Darren tidak sia-sia. "Aku harus segera mengabari Dinda. Atau tidak? Ehmm, lebih baik tidak. Biarkan saja dia usaha sendiri. Aku tidak mau dia merebut Darren. Aku akan ikut ke Dubai. Dan membuat rencana baru lagi. Bagus, Raya kamu pintar." Raya benar-benar mendapatkan angin segar untuk merebut Darren. Darren dan Komo masih memperhatikan dua pria yang terlihat melirik ke arahnya. Komo memberikan kode untuk Darren mencari siapa orang yang ada di belakang kedua pria tersebut. "Kita tidak tahu siapa orang yang menyuruhnya. Lihatlah, sepertinya keduanya sibuk berkomunikasi. Di sini tidak ada yang mencurigakan. Gue tidak bisa melihat target tapi tunggu dulu. Kenapa gue curiga dengan seseorang di sana?" tanya Komo mengarahkan pandangannya ke arah seseorang yang di ujung sudut dengan posisi yang tertunduk dan itu membuat Kom
Read more

Bersiaplah

Dinda tidak diizinkan untuk mencari tahu siapa yang ada di luar sedangkan yang diluar lagi-lagi kesal karena Dinda tidak juga muncul. "Benar-benar wanita aneh. Dua kali gue ke sini, dua kali juga dia tidak keluar. Apa telinga dia sudah tuli ya. Gue baik hati untuk datang lagi ke sini. Tapi, dia tidak juga keluar juga. Dasar aneh. Sudahlah, lebih baik gue pulang saja. Nyesal gue ke sini," ucap Raya yang kesal karena lagi-lagi Dinda tidak membukakan pintu buatnya. Raya berubah pikiran, dia ingin memberitahukan Dinda mengenai apa yang Darren bicarakan. Dia menginginkan Dinda yang melakukannya agar Dinda yang dibenci oleh Darren. Dengan begitu, dia leluasa untuk mendapatkan Darren. Brakkk! Pintu mobil dibanting cukup kencang. Raya segera meninggalkan rumah Dinda dengan wajah kesal. Berbeda dengan Dinda yang masih saja bergelut dengan Dino dan mereka sampai di ujung klimaks. Dino yang lelah segera tertidur berbeda dengan Dinda. Dengan cepat mengambil pakaian dan setelah itu ponselnya.
Read more

Ini Hukuman

Dinda langsung memandang pria yang dia tabrak tadi. Dinda terkejut karena pria yang dia tabrak adalah paman Boni. Yang tidak lain paman dari Darren. "Kenapa kamu memandangi wajahku? Apa kamu tidak punya mata hingga menabrakku? Atau kamu sengaja menabrak saya untuk menggoda saya? Murahan," sindir paman Boni dengan tatapan mengejek. "Jaga ucapan paman, jangan buat asumsi jika aku menyukai paman. Aku tidak ingin dekat dengan tua bangka seperti paman. Aku bisa paman, dapatkan yang lebih dari paman," jawab Dinda dengan tegas. "Benarkah itu? Aku tidak yakin jika kamu melakukan itu, bisa saja kamu memanfaatkan saya, oh bukan lebih tepatnya keponakan saya. Tapi, saya peringatkan kepada kamu, Dinda. Kamu tidak akan pernah bisa untuk mendekati Darren karena saya tidak suka dengan wanita yang suka membunuh orang," bisik paman Boni ditelinga Dinda. Dinda mengepalkan tangannya dengan erat meredam emosi dan amarahnya. Paman Boni segera meninggalkan tempat tersebut. Paman Boni tidak tahu jika d
Read more

Tergoda

Masih dalam mode kesal Darren melihat ke arah Paijo. Sejak kapan dia bisa beranjak dari tempat tersebut. Bukannya tadi dia duduk di sana sekarang sudah ada di sebelahnya dan berbisik. "Saya tidak tahu Paman. Jadi jangan pandangi saya seperti itu, paham tidak kalian berdua," jawab Darren tegas. Komo dan Paijo menahan senyum melihat kelakuan dari Darren mereka tahu jika saat ini bos mereka pasti kesal dengan mereka berdua. "Ya sudah ayo kita bahas. Hubungi satu orang yang mau menjalani misi ini cepat lah. Kita atur semuanya harus cepat karena tadi Paman bertemu dengan mantan kamu, dia sepertinya ingin menghancurkan rumah tangga kamu dan Anne. Segera buat dia menyesal, Paman juga sedang mengumpulkan semua bukti semoga saja bisa memperkuat laporan kita ke kantor polisi." Paman Boni sedang menyusun semua bukti untuk menjerat Dinda. "Kita masuk dulu. Kamu, Paijo cepat hubungi Mona sekarang. Minta dia ke sini!" Perintah Darren. "Siap. Saya akan hubungi Mona sekarang," sahut Paijo yang
Read more

Tergoda 2

"Di mana? Di rumahmu?" tanya Komo singkat. "Tidak bos, buat apa dia di rumahku, dia ada di club malam. Saya tahu di mana club itu," jawab Paijo. "Kamu sering ke club, Paijo. Wah, hebat juga kamu ya. Pantas saja kalau pagi kamu sering molor dibawah kolong meja, ternyata kamu di sana. sekali lagi kamu lakukan, saya pecat kamu," hardik Komo dengan tatapan tajam. Paijo menggarukkan kepala, dia keceplosan karena mengatakan hal itu. "Ye ini seperti tidak pernah ke sana saja. Aneh bener deh ye, sok suci!" bela Mona dengan tatapan menyebalkan di mata Komo. "Dengar ya, gue itu tidak pernah ke sana. Kalau pun pernah itu pun karena undangan klien. Sisanya gue tidak pernah lakukan itu," jawab Komo. "Sudah, sekarang pergi sana, ingat kalian jangan tergoda dengan dia. Dan ingat satu hal, buat dia mengatakan semua rencananya," ucap Darren. "Siap, ye jangan khawatir, eike akan buat dia buka mulut. Sekarang eike pergi dengan desek. Bye-bye, Paman botak, sampai ketemu lagi," ucap Mona melambaikan
Read more

Dia Manis

Mona tersenyum manis saat Raya memperkenalkan namanya. Paijo yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecil tanpa terlihat sama sekali oleh Raya. "Boleh aku mengajakmu makan. Sebagai hadiah perkenalan antara kita berdua," jawab Mona menawarkan Raya untuk makan bersama. "Boleh, ayo kita pergi makan. Aku yang traktir. Jangan menolaknya, tampan," ucap Raya dengan mengelus lengan Mona menggunakan jari telunjuk. Mona yang melihatnya berdehem. Dia pria sejati walaupun dia berbeda tapi pada hakikatnya dia pria sejati. Paijo melihat perubahan dari Mona berdehem. "Tuan, silahkan," ucap Paijo. "Iya," jawab Mona yang melirik ke arah Paijo. Paijo yang dilirik oleh Mona memberikan kode dengan bola matanya yang di gerakkan ke arah luar. Ketiganya berjalan menuju kasir setelah membayar, barulah mereka ke restoran paling mahal. Paijo sengaja membawa ke tempat yang paling mahal karena dia tahu, wanita seperti Raya pasti akan terpengaruh jika melihat lawan jenisnya terlihat wah.'Mimpi apa aku semalam
Read more

Punya Pacar

"Apa yang kalian lakukan hahhh! Kenapa kalian bisa sampai menghabiskan uang sebanyak ini. Kalian beli apa?" tanya seorang pria yang tidak lain adalah Komo. Komo menerima laporan keuangan dari bank karena selama ini apapun yang masuk dan keluar dari kartu debit yang dibawa oleh Paijo masuk ke dalam ponselnya. Jadi, saat tahu pengeluaran yang digunakan oleh Paijo dan Mona membuat Komo terkejut. "Hustt, aduh tenang dulu, bos tampan, jangan teriak-teriak ga jelas. Saya akan rincikan nanti. Saya makan dulu, sudah cukup saya tersiksa tadi. Tolong ya, jangan seperti ini. Saya mohon ya, kali ini saja," ucap Paijo yang berbicara berbisik dia takut jika ada yang mengetahuinya. Komo yang di tatap horor oleh Darren serba salah. Dia mau iya tapi Darren memandangnya seperti rentenir minta hutang. Mengatakan tidak juga sulit 'Bisa mati tegak aku melihat dua orang ini' bathin Komo. Komo akhirnya pasrah dan dia membiarkan dulu masalah yang terjadi. "Baiklah, nanti saya minta penjelasan ya, janga
Read more

Raya Nakal

"Ye suka desek tidak? Ayo ngaku, jujur saja elu, jangan bohong," ejek Komo membuat Mona membolakan matanya. Pantas saja, dirinya dipandangi sebegitu hebatnya ternyata hanya ingin menggodanya. "Eike, tidak pernah sedikitpun suka dengan desek. Desek pasti tidak perawan lagi. Mungkin ya, tapi masa bodoh lah, eike tidak peduli." Mona menyangkal dirinya suka dengan Raya. "Sudah, jangan kalian pedulikan lagi dia. Yang penting jangan tergoda dan jika pun ada yang tergoda dan jatuh cinta silahkan. Jangan salahkan saya. Sejujurnya, Raya tidak lah wanita nakal. Itu menurut saya," jawab Darren yang sedikit membela Raya karena baginya Raya itu hanya wanita manja dan dia selalu dituruti keinginannya jadinya dia seperti itu. "Baiklah, kalian bisa kembali ke rumah masing-masing. Saya dan bos juga mau pulang. Pas jam pulang juga jadi sekarang kalian rehat kan diri sebelum menjalankan misi lebih dalam lagi," ucap Komo meminta ke Paijo dan Mona untuk pulang. Keduanya segera berdiri dan meninggalka
Read more

Masih Suci

Mendengar perkataan Raya, Mona atau Mustafa langsung melumat bibir Raya. Tidak peduli dengan jawaban dari Raya. Baginya sudah terlanjur gairahnya keluar jadi dia harus menuntaskannya. "Jangan menyalahkan aku jika nanti kamu kehilangan sesuatu dari dirimu, Baby," ucap Mustafa yang memperingati jika dia akan mengambil sesuatu dari Raya. Mustafa mengira jika Raya sudah tidak virgin lagi. Jadi, dia berkata seperti itu untuk membuat Raya mencegahnya tapi nyatanya Raya tidak melakukannya dia ikut dalam gairahnya alhasil keduanya melanjutkan tanpa lgi peduli apa yang terjadi nanti. "Euhmm, aku ingin lebih," racau Raya. "Aku akan memberikannya lebih padamu, Sayang. Tunggulah dulu," jawab Mustafa. Mustafa merobek pakaian Raya begitu saja dan membuangnya di sembarangan tempat. Mata Mustafa membola saat melihat lekuk tubuh Raya. Walaupun masih tertutup segitiga dan penghalang gunungnya tapi kemolekan tubuh Raya benar-benar menggoda. "Sangat cantik, tubuh yang aku sukai, ayo kita lakukan s
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status