Beranda / CEO / Perangkap Cinta Sang CEO / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Perangkap Cinta Sang CEO: Bab 101 - Bab 110

202 Bab

Bab 100. Akan Kudapatkanmu Kembali

 Usai Joona pergi dari apartemennya, Aidan jadi mendapat suntikan energi baru. Ia malah tersenyum lebar dan menyusun berbagai rencana di kepalanya untuk membuat Malikha kembali. Sekarang ia yakin, perceraiannya akan batal."Jangan panggil namaku, Aidan, jika aku tidak bisa membuatmu pulang, Babydoll. Aku akan membuatmu tak bisa lepas dariku lagi." Aidan bergumam lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.Rencana pertama yaitu kuntit Malikha kemana pun ia pergi. Aidan akan datang setiap hari ke apartemennya. Jika perlu ia akan memasang tenda di depan pintu apartemen Malikha.Semenjak penembakan yang membuat pundak Malikha terluka, ia mendapatkan cuti beberapa hari dari Bruce untuk tidak masuk kantor hingga kondisinya pulih. Malikha mempergunakan waktu luangnya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan kantor di rumahnya. Di hari kedua setelah Aidan menganggunya kemarin, tak terlihat ada tanda-tanda Aidan akan datang. Hingga ketukan di pintu membuyarkan harapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-29
Baca selengkapnya

Bab 101. Meski Kau Menolakku

Sore hari yang cerah, Malikha lebih memilih menghabiskannya di kamar setelah kedatangan Aidan tadi siang. Ia tak lagi memiliki mood untuk keluar menikmati musim semi yang sudah datang.Bunga-bunga tengah bermekaran dan daun-daun mulai menghijau kembali. Udara yang lebih segar kini bisa dinikmati setelah musim dingin berlalu. Namun Malikha lebih senang berbaring di ranjangnya.Tak cukup hanya satu hari, hampir setiap hari setelahnya, Malikha terus menerus diganggu oleh Aidan. Beberapa kali ketukan di pintu depan apartemennya, membuat Malikha lebih memilih untuk mengambil bantal dan menutupi wajahnya karena kesal. Aidan pasti kembali untuk mengganggunya.Aidan memang pantang menyerah. Ia akan melakukan apa pun agar Malikha mau keluar menemuinya. Ia mengirimkan truk makanan tapi Malikha bahkan tak membuka pintunya sama sekali.Pintu itu baru dibuka setelah Malikha berencana ke mini market untuk membeli beberapa bahan makanan dan mencari makan malam sederhana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-29
Baca selengkapnya

Bab 102. Hati Yang Berat

"Aishh ... Babydoll, tunggu Sayang ... Malikha dengarkan aku dulu!" Aidan mencoba mencegat. Ia berjalan cepat menyusul Malikha dan mencekal berhasil lengannya. Malikha langsung menghempaskan tangan Aidan dari lengannya."Tolong jangan pergi. Aku melakukan itu untukmu, Babydoll,” bujuk Aidan mulai terdengar putus asa.  Ia sudah mengikuti Malikha dan wanita itu menerus menolaknya."Aku tidak perlu bantuanmu," bantah Malikha sengit namun bernada rendah. Matanya mulai berkabut lagi. Aidan menggeleng dan mencoba semakin mendekat meski Malikha terus berusaha untuk menjauh."Malikha, Babydoll ... aku mohon dengarkan aku dulu, Sayang!" Aidan kini menghalangi jalan Malikha dengan berdiri di depannya."Apa lagi maumu, Aidan?""Aku hanya ingin membawamu pulang, Sayang. Aku mohon kita bisa bicarakan tentang hubungan kita." Aidan mencoba menyentuh lagi tapi Malikha semakin menghindar."Tidak ada lagi yang harus dibicarakan Aidan." Aidan mengge
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-30
Baca selengkapnya

Bab 103. Rindu Akut

Bagi anggota The Seven Wolves, Aidan, Mars dan Bryan adalah triplet. Mereka seperti kopian satu sama lain dan sering saling menutupi “kesalahan”. Aidan akhirnya beranjak dari stoll di sebelah James untuk duduk di sebelah Mars yang kembali berkonsentrasi untuk mengalahkan Bryan.Aidan duduk sambil menaikkan kakinya ke atas meja kopi yang menjadi arena permainan Bryan dan Mars. Sambil minum bir, ia melirik keduanya yang masih asik menarik dan menyusun potongan Uno Stack."Ada apa dengan wajahmu? Kamu seperti baru saja kalah judi!" sindir Bryan penasaran melihat Aidan yang tak tersenyum dan ikut bermain dengan mereka."Tidak ada.""Jangan ganggu dia, dia sedang galau," goda Mars mencibir Aidan."Huh ... lihat saja kalau kamu punya masalah dengan Vanylla, jangan mencariku!" ujar Aidan merengut."Haha ... kamu cemburu ya!" Aidan tak mau menjawab dan lebih memilih menggoyang-goyangkan kakinya."Apa yang terjadi?" tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-30
Baca selengkapnya

Bab 104. Menculik Istri Sendiri

TIGA JAM SEBELUMNYASeperti rencana Bruce sebelumnya, ia sedang mendekati Malikha. Kali ini ia ingin mengajak wanita cantik itu untuk makan malam usai menyelesaikan pekerjaan hari ini. Dengan senyuman manis, Bruce membukakan pintu restoran cepat saji tempat ia dan Malikha sepakat untuk makan malam."Kamu yakin mau makan malam di McDonald saja?" tanya Bruce sembari tersenyum dan berjalan mengantri."Ehm ... aku tidak perlu makan malam yang mewah. Ini sudah lebih dari cukup. Aku akan mentraktirmu, Tuan Caldwell," jawab Malikha membalas senyuman Bruce."Tak apa. Biar aku saja yang bayar." Malikha langsung menggeleng menolak."Jangan. Biarkan kali ini aku yang membayarnya. Tuan sudah terlalu sering mentraktirku makan. Sesekali kan tidak apa-apa jika seorang pegawai mentraktir bosnya makan malam," balas Malikha dengan suara lembutnya. Bruce tersenyum makin lebar dan mengangguk.Akhirnya Malikha memiliki kesempatan untuk berterima kasih pada Bruce dengan mentraktirnya makan malam sederhana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 105. Aku (Tidak) Mau Bercerai

Aidan masih terus mengecup lembut wajah Malikha yang tengah menggeliat kecil di dalam pelukannya. Aidan bahkan sudah rapi dan memakai jas tapi ia tak keberatan jika pakaiannya sedikit kusut karena terus menerus menciumi bonekanya yang cantik.“Aku harus pergi ...” gumam Malikha masih memejamkan mata dengan sedikit lenguhan.“Ke mana?” gumam Aidan dengan bibir yang masih mengecup pipi Malikha yang lembut."Aku ada ... sidang hari ini," gumam Malikha lagi dengan suara makin kecil. Aidan tersenyum dan memainkan lagi ujung hidungnya pada pipi Malikha."Kalau begitu, biar aku saja yang datang. Lebih baik kamu istirahat saja di sini." Aidan mengecup sekali lagi sisi kening Malikha lalu berdiri perlahan dan memperbaiki dasinya. Sambil memandang Malikha yang sudah tertidur lagi, Aidan lalu melihat pada jam tangannya."Sidang akan dimulai satu jam lagi. Sebaiknya kamu terus tertidur, Sayangku," gumam Aidan sambil tersenyum lebar lalu mengambil jas dan memakainya. Ia keluar dari kamar tak lama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 106. Ketok Palu Kegagalan

 Sementara itu di luar, Eva dan Jessica saling berpandangan mendengar ketukan keras dari dalam kamar utama. Dengan wajah cemas mereka terpaksa diam saja melihat Malikha dikurung di kamarnya oleh suaminya sendiri, Aidan Caesar."Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan, Eva?" tanya Jessica dengan wajah cemas."Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita hanya harus menunggu Tuan Aidan untuk kembali," jawab Eva dengan wajah cemas yang sama. Jessica makin meremas kedua tangannya dan mulai merasa kasihan."Nyonya Malikha bisa marah jika tau kita mengurungnya di dalam. Aduh, kita buka saja pintunya, bagaimana?""Jangan ... kamu mau Tuan Aidan yang marah!""Lalu kita harus bagaimana?" Eva nampak tak bisa berpikir dan menggeleng."Sebaiknya kita jangan ikut campur. Aku juga kasihan melihat Tuan Aidan. Dia sudah tak tidur berhari-hari setelah Nyonya pergi dari rumah. Semoga saja sekarang dia menyesal dan memperbaiki pernikahannya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 107. Mulai Gila Mencintaimu

Sepulang dari pengadilan, Aidan menghubungi Arjoona dan menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan sahabatnya itu."Terima kasih, Joona," ujar Aidan sembari tersenyum."Tentu saja. Ingatlah, ini kesempatanmu untuk memperbaiki semuanya. Aku berharap pernikahanmu dan Malikha akan bahagia mulai sekarang," balas Joona membuat Aidan semakin tersenyum malu."Aku berhutang padamu, akan ku telepon lagi nanti. Aku sebentar lagi tiba di apartemen.""Oh, oke. Lalu bagaimana respon Malikha tadi di pengadilan?" tanya Arjoona yang tak tau jika Aidan ternyata menyekap Malikha di apartemennya."Ehm ... dia harus menerimanya. Tapi dia kelihatannya baik-baik saja. Sekarang aku akan menjemputnya kembali ke rumahku," jawab Aidan berbohong."Baiklah, hubungi aku lagi nanti. Kita akan bertemu nanti malam lewat panggilan video seperti biasa.""Tentu, Joona." Aidan menutup ponselnya lalu melirik pada Glenn yang ikut melakukan hal yang sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 108. Berhenti Memberikanku Luka

"Aku tidak mau ... lepaskan aku. Aku sudah membayarnya ... aku sudah membayarnya padamu!" isak Malikha makin menjadi."Tidak ... tidak ada satu pun yang sudah kamu bayarkan. Jika kamu berpikir bahwa semua yang aku lakukan padamu dengan menyiksamu untuk membuatmu membayar semua yang terjadi di masa lalu kita, kamu salah besar. Itu baru awalnya saja, kamu harus bersamaku dan merasakan semuanya!" Aidan lebih terdengar seperti putus asa dan ketakutan ditinggalkan oleh Malikha. Namun yang didengar Malikha tak lain hanyalah ancaman demi ancaman agar ia bisa makin leluasa menyiksa."Lepaskan aku ... aku membencimu!" Malikha makin meronta dan melepaskan dirinya dari dekapan Aidan lalu berlari ke arah pintu kemudian berusaha membukanya. Pintu terkunci dengan kunci otomatis yang dipasangkan Aidan sebelum ia membawa Malikha kembali. Ia memang sudah merencanakan semuanya, termasuk mengganti semua kunci ruangan. Meskipun bisa memakai kunci manual tapi kunci itu hanya bisa aktif dengan sidik jari A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Bab 109. Terperangkap Lagi

Malikha menghabiskan makan siangnya lebih lambat daripada Aidan. Jadi sebelum ia selesai, Aidan ingin memberi kejutan untuk Malikha agar ia tak lagi stress."Selesai makan, berendamlah dengan air hangat dan bubble bomb bath. Akan ku siapkan bathtub-nya untukmu, sebentar ya!" ujar Aidan tersenyum manis dan berdiri dari kursinya.Ia masuk kamar meninggalkan Malikha yang terbengong melihat sikap Aidan yang menurut Malikha sangat aneh. Dari melihat Aidan, Malikha menoleh pada kedua pelayan Eva dan Jessica yang ikut berekspresi sama seperti Malikha. Eva dan Jessica kemudian menoleh pada Malikha dan menyengir saja.Malikha diperlakukan seperti seorang Ratu hari itu. Semua dilakukan Aidan agar Malikha tak berpikir untuk pergi lagi dari apartemennya."Nikmati waktu mandimu, aku akan menunggumu di ruang tengah." Aidan tersenyum lalu mengucek rambut Malikha dan meninggalkannya di kamar mandi mewah milik Aidan. Malikha masih heran dan belum bicara apapun usai serangan kepanikan beberapa saat lal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
21
DMCA.com Protection Status