Beranda / CEO / Perangkap Cinta Sang CEO / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Perangkap Cinta Sang CEO: Bab 121 - Bab 130

202 Bab

Bab 120. Suami Yang Tak Berharga

"Seperti apa ciri-cirinya?"  tanya Bruce pada pegawai yang melaporkan seorang pria yang mencari Malikha. Pegawai itu coba mengingat."Tampan, rambutnya agak sedikit panjang dan berwarna coklat kehitaman, wajahnya seperti pria latin dan dia memakai setelan mahal seperti seorang CEO. Nona Silvia memberikan dia alamat proyek yang Nyonya Malikha kunjungi kemarin."Bruce menghela napas. Ciri-ciri yang diberikan memang bukan Aidan, tapi bisa jadi itu salah satu orang suruhannya.Tak lama kemudian, seorang bawahan Malikha lainnya masuk dan sedikit kaget saat melihat CEO mereka berada di ruangan HRD."Oh, Tuan Caldwell. Kebetulan, aku diberikan surat ini oleh resepsionis barusan, katanya untuk HRD. Setelah aku buka ternyata isinya adalah surat pengunduran diri Nyonya Malikha Swan," ujar pegawai itu. Mata Bruce langsung terbelalak. Ia lantas merebut surat pengunduran diri Malikha dan membacanya. Surat itu ditandatangani langsung oleh Malikha."Ini tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

Bab 121. Membayar Karma

"Apa yang kamu lakukan disini!" tanya Glenn setengah menghardik saat melihat Lucy berada di ruangan Aidan. Ia baru saja masuk, setelah meninggalkan Aidan di koridor dekat lobi usai berkonfrontasi dengan Bruce beberapa saat lalu. Yang membuat Glenn kesal adalah Lucy duduk di kursi Aidan seperti seorang pimpinan.Ia berjalan sedikit cepat dari pintu ke arah samping kursi dan menarik lengan Lucy agar berdiri dari tempat ia sedang duduki. Lucy malah menepiskan pegangan Glenn pada lengannya."Kamu jangan berlaku kurang ajar disini! Itu kursi Tuan Caesar!" hardik Glenn benar-benar marah. Tapi Lucy tak perduli, ia malah melipat kakinya dan memperlihatkan kaki mulus yang terbuka sangat menggoda.Kenapa kamu yang marah, ini kan bukan kursimu!" sahut Lucy berani melawan Glenn. Rasanya Glenn sudah kehabisan akal menghadapi Lucy. Kemana perginya gadis lugu yang dulu membuatnya tertarik, sehingga memilihnya dari sekian banyak kandidat yang menjadi calon Sekretaris Aidan Caes
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

Bab 122. Membayar Dendam

"Katakan padaku dengan jujur, apa kamu menikahi Malikha untuk membalas perbuatannya padamu dulu?" Brandon melontarkan pertanyaan yang sama seperti Arjoona dulu. Jujur saja, Aidan sebenarnya sudah bosan mendengarnya, tapi ia tak kunjung menjelaskan. Jika itu hanyalah kedoknya saja untuk membuat Malikha bertekuk lutut padanya."Apapun alasanku itu sudah tidak penting lagi. Kami sudah menikah, apa lagi!""Itu penting bagiku! Malikha juga anakku, Aidan. Dia putriku, dia menantuku sekarang. Aku tidak akan membiarkan kamu menyakitinya!" bantah Brandon cepat."Apa karena dia anak dari wanita yang kamu cintai jadi kamu pikir punya kewajiban untuk menjaganya!" sahut Aidan tak mau kalah."Sekalipun dia bukan putri Fiona, aku akan tetap menyayanginya. Aidan, jangan bawa dendammu lagi, Malikha sudah membayar semuanya!" Aidan mulai kesal, rasa ingin jujurnya dikalahkan lagi emosi yang memuncak karena semua orang menuduhnya salah. Mengapa tidak jadi penjahat sekalian?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Bab 123. Kembalilah Mencintaiku Lagi

Napas Malikha tersengal menatap Aidan di depannya. Tangannya bergetar menodongkan senjata laras pendek itu pada Aidan, Raging Bull semi otomatis berwarna perak. Malikha menodongkan senjata itu tepat di depan Aidan yang baru saja masuk ke kamar."Apa yang kamu lakukan, Sayang?" tanya Aidan dengan tenang sekali lagi pada Malikha yang menodongkannya senjata laras pendek. Aidan melangkah lebih dekat tapi Malikha tetap pada posisi yang sama."Jangan bergerak!" sahut Malikha gemetar masih menodongkan senjata itu membuat Aidan akhirnya berhenti. Ia terus bernapas cepat dan terlihat berusaha menguasai diri. Aidan pun tersenyum melihat perilaku istrinya."Apa kamu mau menembakku?" tanya Aidan dengan pandangan mata yang tajam. Malikha tak menjawab dan terus meluruskan tangannya. Ia makin mendekat dan Malikha malah mundur tapi letak senjatanya tak berubah."Kenapa mundur? Ayo tembak!" tantang Aidan pada Malikha yang mulai ketakutan."Aku bilang jangan bergera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Bab 124. Tak Tersisa Lagi Waktu

TETERBORO, NEW JERSEY"Pasang wajah bahagiamu. Semua sahabatku ada disini, hhmm!" bisik Aidan sebelum turun dari mobilnya di bandara Teterboro. Malikha tak mau menjawab, ia memilih turun dan mengikuti akting Aidan saja.Tak lupa Aidan membukakan pintu untuk istrinya sebelum menggandeng wanita itu ke salah satu pesawat boeing yang dipersiapkan Atlantic Crown untuk mengangkut seluruh anggota The Seven Wolves beserta seluruh keluarga mereka.Arya Mahendra adalah orang yang pertama menyapa Aidan. Mereka berpelukan ketika bertemu."Hei, Bos ... apa kabarmu?" Aidan hanya menyengir dan mengangguk saja."Kenalkan ini istriku, Malikha," ujar Aidan memperkenalkan Malikha pada Arya."Senang bertemu." Arya balik menyapa dengan ramah. Malikha hanya menyambut jabat tangan Arya sambil tersenyum."Brema ... jangan berlari nanti kamu jatuh!" tegur Arya setengah berteriak melihat anak lelakinya, Agni Bremantya yang baru lincah berjalan berlarian bersam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Bab 125. Telur Di Ujung Tanduk

Aidan dibawa ke rumah sakit bersama Bryan dan Mars yang ikut terluka. Ototnya terluka parah dan ia tak disarankan untuk berjalan sampai pulih. Di dalam ruang perawatan, Aidan Caesar menyandarkan kepalanya ke dinding di belakangnya. Luka Aidan baru saja dijahit dan dirawat oleh seorang dokter.Kini Aidan menunggu untuk diperbolehkan pulang. Sedangkan Bryan masih menjalani operasi pengangkatan peluru di paha kirinya.Malikha dihubungi oleh pihak rumah sakit atas permintaan Aidan. Ia datang dengan tergopoh-gopoh ke rumah sakit. Di antara berpikir dan melihat langit-langit, Aidan lalu meluruskan pandangannya. Matanya kini berhadapan dengan mata indah Malikha yang berdiri di depannya. Betapa terkejutnya Malikha saat melihat kondisi Aidan yang penuh luka.Mereka tak bicara dan hanya diam saja. Malikha kemudian mendekat dengan sikap tubuh yang tidak nyaman."D-Dokter bilang, kamu bisa pulang," ujar Malikha dengan suara kecil."Apa kamu datang menjemputku?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Bab 126. Puncak Segala Derita

"Aku sudah tidak kuat lagi disini. Aku ini manusia Aidan, bukan benda mati yang bisa kamu kurung seperti ini!" sahut Malikha sambil menangis keras. Hubungan Aidan dan Malikha bagaikan telur di ujung tanduk. Sekali jatuh pasti langsung hancur."Untuk apa kamu mau keluar? Apa supaya bisa bertemu dengan pria itu lagi!" balas Aidan ikut menaikkan nada suaranya. Ia begitu cemburu pada Bruce yang dianggapnya sudah menjadi kerikil besar dalam hubungannya dengan Malikha. Nyatanya Malikha masih terus meminta keluar rumah untuk kembali bekerja di Noxtrot. Ia begitu marah saat tau Aidan membuat surat pengunduran diri atas namanya."Dia tidak ada hubungannya dengan ini!""Apanya yang tidak ada! Kamu ingin kembali ke Noxtrot dan tak mau menerima posisi di Orcanza. Jika karena ingin bertemu dengan si Caldwell itu, lantas apa lagi!" Aidan makin emosi dan tak mau mengalah."Kamu bahkan tak mau melepaskan aku, kamu tak mau menceraikan aku!""Cukup, jangan bicara pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Bab 127. Kesempatan Yang Nyaris Hilang

Masih gemetaran dan belum bernapas dengan baik, Aidan kemudian mengambil ponsel dan ingin menghubungi Arjoona tapi sejenak ia ragu. Namun jarinya akhirnya menekan nomor Arjoona yang diletakkannya di speed dial pertama."Joona?" ucapnya lirih"Ada apa, Aidan?" tanya Joona masih santai. Ia baru saja menidurkan Venus yang baru berusia dua tahun."Tolong aku!" ujar Aidan makin mengecilkan suaranya.Arjoona langsung mengumpulkan teman-temannya begitu mendengar kabar dari Aidan. Ia datang menggunakan jaket palka besar disusul oleh Mars dan Bryan di belakangnya."Apa lagi yang sudah dilakukannya!" gerutu Mars kesal."Jangan menghakiminya dulu. kita dengar dulu apa penjelasannya," jawab Joona mencoba membuat sahabatnya tenang. Bryan hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya kesal.Begitu keluar dari lift, Arjoona mencari ruang ICU khusus yang dimaksudkan oleh Aidan dan menemukannya berdiri di salah satu koridor. Mars sudah kadung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Bab 128. Pasir Dalam Genggaman

Mata Malikha terbuka perlahan. Ia tidur menyamping dan mencoba mengerti, ia sedang berada dimana. Ia berada di sebuah ruangan mewah dan tangannya dipasangkan selang infus. Tak sengaja, Malikha menyentuh sesuatu di pinggir ranjang. Itu adalah sosok pria dengan rambut coklat kehitaman yang sedang tidur di pinggir ranjangnya.Malikha menyentuh pelan dan ternyata itu membangunkan Aidan yang begitu terlelap. Matanya membesar saat melihat Malikha sudah sadar. Semalam Malikha sudah dipindahkan ke ruang perawatan VIP karena kondisinya yang terus membaik dan Aidan terus menungguinya. Aidan pun tersenyum begitu melihat Malikha telah siuman."Kamu sudah sadar, Sayang?" gumam Aidan dengan nada lembut. Ia memegang jemari Malikha dan menggengamnya. Malikha hanya menatap saja pada Aidan. Tuhan masih mempertemukannya dengan pria yang sudah menghancurkan hidupnya."Kenapa aku belum mati?" balas Malikha ikut bergumam. Aidan makin mendekat dan menggeleng."Jangan berkata seperti itu. Kamu sudah membuatk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Bab 128. Untuk Yang Terakhir Kalinya

"Kita hentikan saja semua ini," gumam Malikha dengan suaranya yang lembut. Tangan Aidan yang semula hendak memperbaiki selimut Malikha kini berhenti. Ia memberanikan diri menatap mata Malikha."Kita sudah saling menyakiti satu sama lain. Mari berhenti." Aidan menunduk dan tak menjawab."Maafkan perbuatanku dahulu padamu. Aku sudah membuatmu kecewa. Biar bagaimanapun aku terlibat pada rasa kecewamu akibat perundungan itu. Untuk yang terakhir kalinya, aku minta maaf." Malikha setengah berbisik. Mata Aidan tak bisa lagi menahan genangan airmatanya. Ia mengangguk kemudian."Maafkan aku karena mempermainkan pernikahan kita. Aku seorang pengecut yang berbohong untuk menjeratmu. Aku minta maaf," gumam Aidan setengah berbisik."Apa semua sudah impas?" tanya Malikha membuat Aidan terdiam."Trauma pembullyan itu ... dan rasa sakitku, bisakah kita menganggapnya impas sekarang?" sambungnya lagi."Babydoll ..." tangan Aidan hendak memegang tangan Malikha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status