Beranda / CEO / Perangkap Cinta Sang CEO / Bab 125. Telur Di Ujung Tanduk

Share

Bab 125. Telur Di Ujung Tanduk

Penulis: Kalendra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-08 11:00:04

Aidan dibawa ke rumah sakit bersama Bryan dan Mars yang ikut terluka. Ototnya terluka parah dan ia tak disarankan untuk berjalan sampai pulih. Di dalam ruang perawatan, Aidan Caesar menyandarkan kepalanya ke dinding di belakangnya. Luka Aidan baru saja dijahit dan dirawat oleh seorang dokter.

Kini Aidan menunggu untuk diperbolehkan pulang. Sedangkan Bryan masih menjalani operasi pengangkatan peluru di paha kirinya.

Malikha dihubungi oleh pihak rumah sakit atas permintaan Aidan. Ia datang dengan tergopoh-gopoh ke rumah sakit. Di antara berpikir dan melihat langit-langit, Aidan lalu meluruskan pandangannya. Matanya kini berhadapan dengan mata indah Malikha yang berdiri di depannya. Betapa terkejutnya Malikha saat melihat kondisi Aidan yang penuh luka.

Mereka tak bicara dan hanya diam saja. Malikha kemudian mendekat dengan sikap tubuh yang tidak nyaman.

"D-Dokter bilang, kamu bisa pulang," ujar Malikha dengan suara kecil.

"Apa kamu datang menjemputku?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 126. Puncak Segala Derita

    "Aku sudah tidak kuat lagi disini. Aku ini manusia Aidan, bukan benda mati yang bisa kamu kurung seperti ini!" sahut Malikha sambil menangis keras. Hubungan Aidan dan Malikha bagaikan telur di ujung tanduk. Sekali jatuh pasti langsung hancur."Untuk apa kamu mau keluar? Apa supaya bisa bertemu dengan pria itu lagi!" balas Aidan ikut menaikkan nada suaranya. Ia begitu cemburu pada Bruce yang dianggapnya sudah menjadi kerikil besar dalam hubungannya dengan Malikha. Nyatanya Malikha masih terus meminta keluar rumah untuk kembali bekerja di Noxtrot. Ia begitu marah saat tau Aidan membuat surat pengunduran diri atas namanya."Dia tidak ada hubungannya dengan ini!""Apanya yang tidak ada! Kamu ingin kembali ke Noxtrot dan tak mau menerima posisi di Orcanza. Jika karena ingin bertemu dengan si Caldwell itu, lantas apa lagi!" Aidan makin emosi dan tak mau mengalah."Kamu bahkan tak mau melepaskan aku, kamu tak mau menceraikan aku!""Cukup, jangan bicara pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 127. Kesempatan Yang Nyaris Hilang

    Masih gemetaran dan belum bernapas dengan baik, Aidan kemudian mengambil ponsel dan ingin menghubungi Arjoona tapi sejenak ia ragu. Namun jarinya akhirnya menekan nomor Arjoona yang diletakkannya di speed dial pertama."Joona?" ucapnya lirih"Ada apa, Aidan?" tanya Joona masih santai. Ia baru saja menidurkan Venus yang baru berusia dua tahun."Tolong aku!" ujar Aidan makin mengecilkan suaranya.Arjoona langsung mengumpulkan teman-temannya begitu mendengar kabar dari Aidan. Ia datang menggunakan jaket palka besar disusul oleh Mars dan Bryan di belakangnya."Apa lagi yang sudah dilakukannya!" gerutu Mars kesal."Jangan menghakiminya dulu. kita dengar dulu apa penjelasannya," jawab Joona mencoba membuat sahabatnya tenang. Bryan hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya kesal.Begitu keluar dari lift, Arjoona mencari ruang ICU khusus yang dimaksudkan oleh Aidan dan menemukannya berdiri di salah satu koridor. Mars sudah kadung

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 128. Pasir Dalam Genggaman

    Mata Malikha terbuka perlahan. Ia tidur menyamping dan mencoba mengerti, ia sedang berada dimana. Ia berada di sebuah ruangan mewah dan tangannya dipasangkan selang infus. Tak sengaja, Malikha menyentuh sesuatu di pinggir ranjang. Itu adalah sosok pria dengan rambut coklat kehitaman yang sedang tidur di pinggir ranjangnya.Malikha menyentuh pelan dan ternyata itu membangunkan Aidan yang begitu terlelap. Matanya membesar saat melihat Malikha sudah sadar. Semalam Malikha sudah dipindahkan ke ruang perawatan VIP karena kondisinya yang terus membaik dan Aidan terus menungguinya. Aidan pun tersenyum begitu melihat Malikha telah siuman."Kamu sudah sadar, Sayang?" gumam Aidan dengan nada lembut. Ia memegang jemari Malikha dan menggengamnya. Malikha hanya menatap saja pada Aidan. Tuhan masih mempertemukannya dengan pria yang sudah menghancurkan hidupnya."Kenapa aku belum mati?" balas Malikha ikut bergumam. Aidan makin mendekat dan menggeleng."Jangan berkata seperti itu. Kamu sudah membuatk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 128. Untuk Yang Terakhir Kalinya

    "Kita hentikan saja semua ini," gumam Malikha dengan suaranya yang lembut. Tangan Aidan yang semula hendak memperbaiki selimut Malikha kini berhenti. Ia memberanikan diri menatap mata Malikha."Kita sudah saling menyakiti satu sama lain. Mari berhenti." Aidan menunduk dan tak menjawab."Maafkan perbuatanku dahulu padamu. Aku sudah membuatmu kecewa. Biar bagaimanapun aku terlibat pada rasa kecewamu akibat perundungan itu. Untuk yang terakhir kalinya, aku minta maaf." Malikha setengah berbisik. Mata Aidan tak bisa lagi menahan genangan airmatanya. Ia mengangguk kemudian."Maafkan aku karena mempermainkan pernikahan kita. Aku seorang pengecut yang berbohong untuk menjeratmu. Aku minta maaf," gumam Aidan setengah berbisik."Apa semua sudah impas?" tanya Malikha membuat Aidan terdiam."Trauma pembullyan itu ... dan rasa sakitku, bisakah kita menganggapnya impas sekarang?" sambungnya lagi."Babydoll ..." tangan Aidan hendak memegang tangan Malikha

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 129. Benang Merah Berakhir

    "Bagaimana keadaannya?" tanya Aidan ingin tahu keadaan Malikha setelah beberapa saat terdiam. Raphael belum mau menjawab dan masih memilih diam."Raph, aku ingin menebusnya. Katakan apa yang harus aku lakukan?" sambung Aidan lagi."Untuk saat ini Malikha masih memiliki beberapa sesi lagi denganku. Aku akan mendampinginya lebih intens. Dia punya nomorku dan bisa datang padaku kapan saja. Untuk saat ini jangan ganggu dia dulu," jawab Raphael dengan sikap dingin."Aku merindukannya, Raph," balas Aidan. Raphael menoleh pada Aidan dan menggelengkan kepalanya. Ia berjalan ke meja kerjanya dan duduk kembali."Tahan saja rindumu! Biarkan dia sendiri. Untuk sementara, dia tidak perlu tinggal di apartemenmu. Dia bisa tinggal disini atau di tempatku bersama Lea." Raphael kembali membuka dokumennya lagi. Aidan berjalan mendekati meja kerja itu."Jadi kamu tidak mengijinkan aku merawat Malikha?" Raphael menaikkan pandangannya menatap Aidan."Kamu adalah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 130. Bukan Pernikahan Impian

    Selayaknya hubungan yang normal, dua orang manusia yang sedang jatuh cinta akan mengalami berbagai fase dalam menjalani percintaannya. Dimulai dari fase bahagia hingga harus menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada. Tak pelak, kadang setelah masa-masa ini berlalu maka keputusan besar harus diambil.Pernikahan Aidan dan Malikha terlihat seperti pernikahan impian semua orang. Malikha yang cantik dan miskin menikah dengan pangeran tampan kaya raya seperti Aidan adalah seperti mimpi, seperti dongeng pengantar tidur─Cinderella.Dari luar, mereka tampak seperti pasangan romantis penuh cinta tanpa cela. Tapi siapa yang menyangka dibalik senyuman Malikha dan Aidan, terdapat luka menganga yang tak kunjung sembuh oleh waktu. Pernikahan yang diikat atas dasar janji di depan Tuhan, harusnya berawal dengan fase bulan madu yang indah. Namun yang terjadi malah sebaliknya, bulan madu itu tak pernah terjadi.Betapa Aidan memberikan 'neraka' yang sesungguhnya pada Malikha. Lab

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 131. Pagi Yang Hilang

    “Selanjutnya apa rencanamu?""Aku ingin hamil dan melahirkan di LA. Aku akan kembali ke sana," jawab Malikha tanpa ragu."Kamu yakin? Aku bisa membantumu di sini." Malikha malah menggeleng."Sudah saatnya aku pulang. Aku lahir dan besar di sana. Aku sudah pergi terlalu lama. Aku pikir aku ingin membesarkan anakku disana, lagipula disanalah tempat aku dan Aidan bertemu. Aku ingin anakku dekat dengan Ayahnya, sekalipun bukan dalam kehadiran fisik," ujar Malikha dengan suara lembutnya."Aku pikir kamu sedang menjalani terapi dari salah satu psikiater terkenal." Malikha mengangguk."Dia dan aku sepakat untuk melakukan semua sesi terapi di LA. Aku harus sembuh dari depresiku agar bayiku bisa tumbuh dengan sehat." Elisa mengangguk dan memeluk Malikha kemudian."Kamu adalah salah satu wanita terkuat yang pernah aku kenal seumur hidupku, Malikha ... aku yakin Tuhan akan melindungimu." Malikha tersenyum mendengar kalimat Elisa untuknya. Ia mele

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 134. Cinta Lama

    Usai mendapatkan sebuah surat yang sempat ia rebut dari tangan Lucy, Glenn langsung keluar Orcanza dengan mengendarai mobilnya. Ia tahu harus pergi ke mana untuk mengkonfirmasi soal surat tersebut.Glenn mengendarai mobilnya menuju 34th Vandalia Avenue di Eastern New York ke kantor pengacara Elisa Howard. Ia berhenti di depan sebuah bangunan lama yang sudah menjadi kantor pengacara public milik Elisa Howard. Setelah mengatur napas beberapa saat, Glenn akhirnya keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam kantor tersebut.Glenn lalu bertemu dengan Sektretaris Elisa Howard yang kemudian membawanya masuk ke dalam kantor pengacara wanita tersebut. Elisa nampak sedang berbicara di telepon dan menghadap jendela kaca di samping meja kerjanya saat Glenn masuk. Sekretaris Elisa kemudian mempersilahkan Glenn untuk menunggu sesaat.Glenn menunggu dengan sabar berdiri di depan meja kerja Elisa sambil memperhatikan wanita itu sampai ia sadar jika sudah ada tamu di ruanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10

Bab terbaru

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 202. Takkan Pernah Kehilangan Cinta

    BEBERAPA TAHUN KEMUDIANPanggung yang cukup besar karena berada di tengah aula SMA Jersey Rey New York. Sorak-sorai seluruh siswa yang berdiri ikut mengangkat tangan dan bertepuk di atas kepala mereka saat gebukan drum Aldrich menggema memulai sebuah lagu. Dan suara Aldrich memulai lagu tersebut setelah gitar Ares dan piano milik Andrew mengiringinya."I don't even know how I can talk to you now, It's not you the you who talks to me anymore, And sure I know that sometimes it gets hard, But even with all my love, what we had you just gave it up!"Usai Aldrich, lalu Andrew adalah giliran kedua menyanyikan liriknya,"Thought we were meant to be, I thought that you belonged to me, I'll play the fool instead, Oh but then I know that this is the end!" mata Aldrich tak sengaja melirik pada satu orang gadis yang menjadi musuh abadinya, Chloe Harristian. Tak biasanya ia datang melihat pertunjukan bandnya The Skylar.Aldrich masih terus menggebuk drumnya dan

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 201. Cinta Yang Panas

    HUTAN TIJUANABryan, Mars, Aidan, Juan, Arya, Blake, Shawn, Erikkson, Han, Glenn, Earth, serta beberapa anggota Golden Dragon membentuh empat kelompok untuk melakukan pencarian terhadap pesawat James yang belum ditemukan. Bryan menerbangkan beberapa drone untuk mengawasi dari udara dan menentukan letak titik jatuh pesawat tersebut. Ia juga telah berkoordinasi dengan tim keamanan untuk saling memberi berita saat menemukan jejak apapun.Cukup lama mereka harus berputar-putar untuk bisa mencari jejak. Sampai salah satu drone milik Bryan kemudian mendeteksi ekor pesawat."Sebelah timur, 3 km lagi dari sini. Kita sudah agak dekat!" ujar Bryan memperlihatkan alatnya pada Aidan. Aidan mengangguk lalu memanggil kelompok yang lain agar mengikuti mereka.Bryan memimpin kelompok pencarian dan mulai memanggil nama James tak lama kemudian."JAMES ... DELILAH! JAMES! J!" tapi tak ada jawaban sama sekali sampai akhirnya Bryan melihat ekor pesawat yang tersangkut

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 200. Cahaya Yang Meredup

    BEBERAPA TAHUN KEMUDIANAidan tak berhenti tersengal saat ia keluar dari apartemen Arjoona. Ia harus menenangkan diri dengan bersandar dan memejamkan matanya. Ludahnya ia telan berkali-kali tapi masalahnya tenggorokannya begitu kering. Ia nyaris tak bisa bernapas.Di dalam, Aidan menahan mati-matian air matanya saat tahu jika pesawat James Belgenza mengalami kecelakaan di hutan Mexico. Ia hilang dan kabarnya tak ada yang selamat.“Aku harus tenang, aku harus tenang!” gumam Aidan pada dirinya sambil bersandar. Aidan memandang ke arah lobi apartemen mewah tersebut dan berjalan kembali separuh berlari ke arah mobilnya. Mobilnya datang diberikan oleh petugas parkir valet dan ia segera masuk ke dalamnya.Aidan harus cepat ke apartemen James untuk menjemput anak-anaknya. Selama perjalanan, ia kemudian menghubungi Glenn.“Di mana kamu?”“Aku sedang terjebak macet akan kembali ke Orcanza, Tuan!” jawab Gle

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 199. I Do

    "Bersediakah kamu menikah denganku lagi, Malikha Swan?" tanya Aidan bergumam lembut. Malikha terus memandanginya dan Aidan pun tak melepaskannya sama sekali. Semua cinta rasanya berpendar di mata Aidan untuk Malikha. Cinta yang tak mungkin ditutupinya lagi. Malikha pun tersenyum dengan mata berkaca-kaca."Ya ... aku bersedia jadi istrimu, Aidan Caesar," jawab Malikha bergumam lembut pula. Malikha mendekat lebih dulu dan mencumbu Aidan dengan lembut. Aidan ikut membalas dan memperdalam pagutan bibirnya sambil memeluk Malikha lebih dekat dan erat. Pemandangan tengah kota dan taman New York dari atas menjadi saksi bersatunya cinta Aidan dan Malikha kembali."I do love you ... too much," bisik Aidan di sela bibirnya yang masih menempel pada Malikha. Malikha hanya melingkarkan kedua tangannya memeluk leher dan pundak Aidan."I love you too.""Benarkah? Kali ini kamu tidak berbohong kan!" goda Aidan tak melepaskan dirinya sama sekali. Malikha tergelak kecil dan

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 198. Melamar Lagi

    Malikha menaikkan pandangannya sambil berbaring menyamping pada Aidan yang baru saja menghubungi Glenn, asistennya. Ia tersenyum dan masih belum bicara. Malikha tampak tenang padahal ia baru saja disatroni perampok. Sementara Aidan sudah cemas setengah mati gara-gara kejadian itu. Ia bahkan belum membuka jasnya sama sekali dan terus berada di dekat Malikha yang tengah menjaga AldrichSetelah berpikir beberapa saat, Aidan akhirnya memutuskan untuk menelepon Arjoona melaporkan yang baru saja terjadi. Arjoona harus tahu setidaknya untuk mengantisipasi yang terjadi."Halo, Aidan.""Joona, rumah Malikha baru saja mengalami perampokan," ujar Aidan tanpa basa basi."APA! apa yang terjadi!" Arjoona sampai berteriak karena berita tersebut."Aku pergi keluar sebentar mengurus pekerjaan. Dua pria masuk lewat pintu depan dan membongkar semua laci. Mereka tidak mengambil apa pun, aku rasa ini bukan perampokan. Tapi apa yang mereka cari?" dengu

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 197. Yang Mengubah Segalanya

    Malikha yang mendengar bunyi pintu berdecit mengira pelayan di rumahnya sudah tiba. Sambil tersenyum, ia kemudian berjalan hendak melihat dan menyapa. Dengan langkah agak cepat ia akan turun sampai akhirnya matanya membesar. Ia melihat dua orang pria bertopeng masuk lewat pintu depan.Mereka membawa senjata tajam dan sedang mengendap masuk lewat ruang tamu. Malikha yang hampir saja menuju tangga kemudian berbalik dan bersembunyi pada dinding di dekat tangga. Malikha benar-benar terkejut dan jantungnya berdegup kencang."Oh, tidak. Mereka bukan pelayan!" gumam Malikha pada dirinya sendiri. Malikha langsung mundur dan mencari tempat bersembunyi sambil bisa melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ia mengintip lagi dan melihat dua orang itu tengah membongkar laci dan lemari di lantai bawah. Malikha langsung berbalik dan mengendap separuh berlari masuk ke kamarnya. Satu orang pasti akan naik ke atas dan memeriksa.Dengan panik Malikha ingat jika ia meletakkan pon

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 196. Belum Siap Jadi Ibu

    Beberapa hari kemudian, keadaan Malikha tak juga kunjung membaik. Ia sudah diperbolehkan pulang karena luka operasinya semakin membaik tapi ia tak ingin berada di dekat bayinya sama sekali. Aidan otomatis harus pindah ke rumah Malikha karena ia tak mungkin bolak balik dari rumahnya meskipun jaraknya dekat.Aidan berubah menjadi seperti Ayah single yang merawat Aldrich sendirian. Ia otodidak belajar mengganti popok dan mengambil donor ASI dari istri Mars King, Vanylla King. Tak hanya Vanylla yang mendonorkan ASI-nya, Kiran Miller juga ikut memberikan ASI-nya.Saat malam hari, Aidan menggendong Aldrich memberinya botol ASI sampai ia tertidur sembari membacakan puisi atau mengumamkan sebuah lagu. Aldrich yang mengerti bahwa ia sementara hanya bisa bersama sang Ayah, tak banyak rewel. Ia bayi yang manis dan penurut."Cobalah untuk menggendongnya, Sayang," bujuk Aidan lembut sambil mencoba mendekatkan Aldrich pada Malikha. Malikha yang awalnya tersenyum jadi defensif

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 195. Masalah Belum Selesai

    Sampai hari yang ditunggu-tunggu tiba adalah saat Malikha akan menyusui bayinya untuk yang pertama kali. Keadaan bayinya sudah semakin baik dan kembali sehat."Kamu sudah mendapatkan nama yang pas?" tanya Bryan pada Aidan saat menunggu bayi tersebut di bawa ke kamar Malikha. Aidan mengangguk tersenyum"Aldrich Tristan Caesar," jawab Aidan sambil tersenyum pada Bryan yang mengangguk ikut tersenyum.Saat mereka selesai bicara, kereta bayi kemudian terlihat sedang didorong menuju kamar Malikha dan Aidan pun mengikutinya. Di kamar Malikha, seluruh keluarga besar The Seven Wolves dan anak-anak mereka sudah menunggu."Mila kemari, Sayang. Coba lihat itu ... ada bayi!" ujar Bryan menggendong balitanya Mila yang terkekeh menggemaskan saat melihat salah satu "adiknya" yang baru lahir beberapa hari lalu. Kembarannya Izzy digendong oleh Nisa ikut mendekat melihat bayi Aldrich yang menyihir banyak orang dengan ketampanannya. Setelah bayi itu diletakkan di dekat tempa

  • Perangkap Cinta Sang CEO   Bab 194. Penantian Bahagia

    Tak ada yang dirasakan Aidan saat ini kecuali rasa bahagia. Ia telah resmi menjadi seorang Ayah. Segala perjuangan dan rasa sakit akibat dendam dan perceraian yang terjadi pada pernikahannya, terbayar sudah. Aidan tak berhenti mengecup Malikha yang terlihat semakin mengantuk pasca bayi mereka lahir. Namun usai dibersihkan, bayi itu harus dipantau karena ia mulai membiru."Apa yang terjadi?" tanya Aidan setelah ia dikeluarkan dari ruang operasi."Bayinya sudah melewati waktunya lahir, dia harus masuk ruang ruang intensif untuk dimasukkan dalam inkubator. Aku tidak berharap dia sudah keracunan air ketuban, tapi aku benar-benar harus memantau keadaan putramu. Untuk saat ini, temani istrimu. Bayimu akan baik-baik saja," ujar salah satu Dokter Anak yang ikut dalam operasi tersebut."Lakukan apa pun untuk putraku, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya!""Aku yakin kondisi ini hanya sementara, setelah dia pulih, aku sendiri yang akan memberikannya pada kalian."

DMCA.com Protection Status