Usai mendapatkan sebuah surat yang sempat ia rebut dari tangan Lucy, Glenn langsung keluar Orcanza dengan mengendarai mobilnya. Ia tahu harus pergi ke mana untuk mengkonfirmasi soal surat tersebut.
Glenn mengendarai mobilnya menuju 34th Vandalia Avenue di Eastern New York ke kantor pengacara Elisa Howard. Ia berhenti di depan sebuah bangunan lama yang sudah menjadi kantor pengacara public milik Elisa Howard. Setelah mengatur napas beberapa saat, Glenn akhirnya keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam kantor tersebut.
Glenn lalu bertemu dengan Sektretaris Elisa Howard yang kemudian membawanya masuk ke dalam kantor pengacara wanita tersebut. Elisa nampak sedang berbicara di telepon dan menghadap jendela kaca di samping meja kerjanya saat Glenn masuk. Sekretaris Elisa kemudian mempersilahkan Glenn untuk menunggu sesaat.
Glenn menunggu dengan sabar berdiri di depan meja kerja Elisa sambil memperhatikan wanita itu sampai ia sadar jika sudah ada tamu di ruanga
Glenn sempat ragu untuk masuk saat ia sudah berada di depan pintu apartemen Aidan. Rasanya berat untuk menyampaikan surat perceraiannya itu namun Aidan tak mungkin dibiarkan tanpa kejelasan sama sekali.Setelah berdiri beberapa saat, akhirnya Glenn menekan tombol password dan masuk ke dalam. Aidan terlihat di ruang tengah menunggu berita apa pun tentang Malikha yang bisa ia peroleh. Glenn pun mendekat dan menyodorkan amplop tersebut pada Aidan."Tuan, surat ini untukmu," ujar Glenn memberikan surat dari pengacara Howard. Aidan mengambil dan langsung membaca surat tersebut. Ia menelan ludah pahitnya terus menerus. Hantaman berat itu belum selesai pada hidup Aidan. Kini, ia harus menghadapi gugatan perceraian."Apa Malikha yang meminta ini?" Glenn mengangguk pada Aidan. Seketika Aidan langsung lemas dengan sebelah tangan lantas meremas rambutnya."Apa kamu bertemu dengannya?" tanya Aidan lagi dan Glenn menggeleng."Aku baru dari kantor pengacaranya d
"Apakah ini saat yang tepat untuk mengatakan padamu jika aku adalah ayah biologismu?" Aidan makin mengernyitkan kening. Tapi Brandon malah tersenyum."Apa kamu melakukan ini karena Malikha meninggalkanku?" Aidan balik bertanya."Tidak, aku melakukan ini setelah mengumpulkan begitu banyak keberanian untuk mengatakan hal ini padamu." Aidan masih belum bisa mencerna sepenuhnya. Ia masih bingung dan mengernyitkan keningnya."Aku dan Celia ibumu pernah berkencan. Aku tidak tahu dia hamil karena dia menghilang begitu saja. Ketika aku tau dia memiliki seorang anak remaja bernama Aidan Orlando, aku sempat berpikir jika kamu mungkin putraku. Tapi Celia tak mengakuinya. Sampai ketika dia kecelakaan dan memintaku untuk melakukan tes DNA padamu. Saat itulah aku tahu jika kamu memang putraku," sambung Brandon lagi. Aidan masih memandang Brandon dengan perasaan campur aduk."Jadi ... selama ini?""Kamu memang putraku. Itu sebabnya mengapa aku memberikan semuanya
BULAN PERTAMAPagi-pagi sekali, Aidan berlari dari ranjang ke kamar mandi dan langsung muntah di wastafel. Ia terbatuk beberapa kali dan memuntahkan lagi sisa makan malamnya. Sebelah tangannya lalu menekan sensor air dan keran mengucurkan air hangat sehingga Aidan bisa membasuh mulutnya.Aidan terus muntah beberapa kali sampai seluruh isi perutnya keluar begitu saja. Aidan terus membersihkan mulutnya berkali kali sampai ia merasa lebih baik.Sambil terengah hebat selama beberapa saat dengan kepala sedikit pusing seakan sudah minum alkohol semalaman, Aidan menopang di sisi wastafel menenangkan dirinya. Padahal ia hanya main games bersama Bryan dan Mars sampai tertidur. Bryan dan Mars bahkan langsung pergi setelah mengantar sahabat mereka untuk beristirahat.Setelah lebih tenang, Aidan lalu menegakkan tubuh dan mengambil tisu untuk mengeringkan mulutnya. Ia menatap dirinya di cermin dan menggelengkan kuat kepalanya beberapa kali.Sudah lebih dari tig
"Malikha, aku tidak ingin kamu mencari pekerjaan di tempat lain. Tak ada salahnya kan kembali ke Noxtrot. Lagipula aku sudah menyewa tempat untuk kantormu, tapi kamu harus mewawancari beberapa orang untuk menjadi bawahanmu nanti." Malikha tergelak dan masih belum mengiyakan."Aku tidak enak terus merepotkanmu," ujar Malikha dengan lembut. Bruce langsung menggeleng dan tersenyum."Aku tidak pernah merasa repot, sungguh. Bekerjalah kembali di Noxtrot ya, meski bukan dalam posisi yang sama. Aku yakin kamu pasti akan bisa beradaptasi dengan baik. Kamu adalah wanita yang pintar," puji Bruce pada Malikha. Malikha hanya membalas pujian itu dengan senyuman manis saja.Bruce mengambil kesempatannya dengan baik. Sejak Malikha resmi bercerai lima hari yang lalu, ia sudah berada di LA selama itu. Bruce mendekat dan memulai sebagai teman.Kini tak ada lagi Aidan yang menghalangi perasaannya, namun Bruce bergerak dengan halus. Tak seperti Aidan yang langsung menyerobot
Sementara di ruangannya, Aidan tersenyum setelah mendapatkan sambungan telepon dari Shawn yang mengajaknya untuk berlatih. Aidan duduk diam dan memejamkan matanya sejenak. Ia kemudian mendehem pelan untuk mengalihkan rasa di hatinya.Aidan merasa begitu terenyuh melihat usaha semua teman-temannya termasuk Shawn yang super sibuk untuk meluangkan waktu bersama dirinya. Shawn sudah menjadi anggota kongres dan jadwal kegiatan politiknya bahkan membuatnya harus selalu mengikuti pertemuan The Seven Wolves lewat video conference online. Namun kali ini, ia membatalkan seluruh kegiatannya setengah hari hanya untuk Aidan.BALWIN HILLS, LOS ANGELESBerita soal perceraian Aidan kini sudah sampai ke depan pintu rumah Malikha. Berita itu muncul di koran yang sekarnag Malikha memungut koran yang dilemparkan ke halaman rumahnya setiap pagi oleh pengantar koran. Wajah Aidan menjadi tajuk depan koran tersebut. Ia terlihat dengan sebelah tangan berusaha menghalangi kamera agar tak
Tidak ada yang lebih mengejutkan bagi Aidan selain tau bahwa salah satu sahabatnya ternyata mengetahui dimana Malikha selama ini. Shawn masih menyengir sambil menaikkan sebelah alisnya pada Aidan yang terkejut mendengar perkataannya. Ia lalu meluruskan pandangan sementara Aidan masih di sebelahnya bertanya dengan pandangannya yang penasaran."Benarkah kamu tau dimana dia?" tanya Aidan masih belum percaya. Shawn melirik pada Aidan dan menarik ke atas ujung bibirnya."Jika aku mengatakannya sekarang, maka kamu tidak akan berlatih lagi dan mengejar dia kembali, iya kan?""Shawn, aku harus bicara pada Malikha!" sahut Aidan masih menyampingkan tubuhnya bicara pada Shawn. Shawn menggeleng."Kalian sudah bercerai, tak ada lagi yang harus dibicarakan!""Apa maksudmu! Aku ingin bicara dengannya!" Aidan masih bersikeras. Shawn lalu mendekat dan mengernyitkan keningnya."Mana Aidan Caesar yang kukenal dan memiliki prinsip seperti seorang pria! Kenapa s
"Dia masih tidak mau makan yang lain?" tanya Jessica berbisik pada Eva. Eva hanya bisa menggeleng sedih. "Dia makin kelihatan kurus," sambung Jessica lagi dan Eva hanya bisa menarik napas sambil memperhatikan Aidan yang mengunyah pelan sambil menatap kosong meja di depannya. Usai sarapan, Aidan berangkat bekerja seperti biasa. Ia ditunggu Glenn di lobi Gowanus dengan senyuman pagi. "Pagi Tuan!" "Pagi Glenn. Apa jadwalku hari ini?" tanya Aidan sebelum masuk ke mobil dan Glenn memberitahukan rapat yang harus dihadiri Aidan dari pagi menjelang siang. Aidan hanya mengangguk dan masuk ke mobilnya. Glenn akan menjadi supirnya seperti biasa. Aidan sudah tak lagi memakai orang lain selain Glenn untuk mengantarnya ke Orcanza. Seperti hari-hari sebelumnya, Aidan akan terus menatap kosong pemandangan luar dari dalam mobil tanpa bicara satu patah kata pun. Glenn kerap memperhatikan dan kadang mengajak mengobrol tapi Aidan hanya menjawab seadanya. Ia sudah
APARTEMEN JAYDEN"Happy birthday!!" pekik Jayden diikuti oleh Joona dan Bryan yang begitu antusias ikut merayakan ulang tahun Devon Kagawa, putra pertama Han dan Stevia. Jayden terlihat memberikan pelukan dan banyak kecupan di pipi dan kening bagi Devon yang berulang tahun. Seluruh anggota keluarga The Seven Wolves menggunakan kesempatan itu untuk saling mengumpulkan anak mereka sehingga mereka bisa saling mengenal dan bermain bersama.Beberapa anak anggota The Seven Wolves yang masih bayi juga ikut berkumpul. Ada Ares dan Jupiter yang baru saja belajar merangkak. Lalu si kecil Venus yang begitu feminim dengan pakaian Cinderella-nya dan kompak dengan sang Kakak Rei yang memakai setelan vest yang lucu. Arion dan Brema yang lebih mirip anak kembar karena selalu lengket, ditambah si kembar Mila dan Izzy. Andrew Miller juga telihat masih sibuk menaikkan tubuhnya untuk bisa merangkak bersama Ares.Para istri juga menemani anak-anak mereka sambil berbincang. James ter