Semua Bab Kontrak Pernikahan sang Pewaris: Bab 151 - Bab 160

172 Bab

Bab 151

Pernyataan Cahaya begitu sangat melukai hati dan membuat dia kecewa. Padahal Anto sudah jatuh hati dengan gadis berwajah manis itu. Bahkan dia sudah berniat untuk mengajak Cahaya malam mingguan besok dan menyatakan cintanya. "Apa pria itu tidak mau bertanggung jawab?" Tanya Anto. Dia berusaha untuk mengontrol emosi yang sedang memuncak dan membuat tubuhnya terasa panas. "Tidak tahu, karena dia belum tahu kalau aku sedang hamil," jelas Cahaya. "Kenapa?" Anto mengerutkan keningnya. Cahaya diam dan bingung untuk menjelaskan. "Ayo Abang antar ke tempat orang itu," kata Anto. Meskipun kecewa namun dia tetap ingin mengetahui apakah pria itu mau bertanggung jawab atau tidak. "Tidak usah," tolak Cahaya. "Kenapa?" tanya Anto. "Aku tidak tahu harus mencarinya ke mana. Karena dia tidak berada di Indonesia." Cahaya menundukkan kepalanya sambil meremas-remas tangannya sendiri.Cahaya tidak sanggup untuk mengangkat kepalanya dan memandang wajah Anto yang duduk di depannya. Saat ini pria itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-15
Baca selengkapnya

Bab 152

"Abang tidak keberatan?" tanya Cahaya. "Tidak sama sekali. Sekarang kamu sedang hamil tidak baik jika tinggal sendiri." Anto tersenyum. "Terima kasih ya bang." Cahaya sungguh merasa tidak enak hati. "Iya, Cinta sudah ditemukan." Anto Berkata sambil memandang Cahaya. "Bang Anto tidak bohong?" Cahaya begitu sangat terkejut ketika mendengar perkataan pria itu. "Tidak.""Cinta sekarang di mana?" Cahaya sungguh sangat senang dan tidak sabar ingin bertemu dengan sahabatnya. "Di rumah sakit." "Apa Cinta sakit?" Cahaya tampak panik ketika mendengar jawaban dari Anto. "Pendarahan ringan namun tetap di rawat," jelas Anto. Cahaya bernafas lega setelah mendengar jawaban dari pria itu."Apa mau menjenguk Cinta?" Anto tahu bahwa Cahaya begitu sangat merindukan sahabatnya. "Iya, mau," jawab Cahaya dengan tersebut. "Besok kita ke rumah sakit. Apa kamu sudah memeriksakan kandungan?" Anto memandang perut Cahaya yang masih rata. "Belum, kemarin cuman periksa pakai alas tes kehamilan belum ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-15
Baca selengkapnya

Bab 153

Setelah menyapu pekarangan rutan barulah Karin beristirahat dan masuk ke dalam kamar tahanan. Jika di dalam kamar seperti ini, dia hanya berbaring, duduk dan termenung. Tidak tahu kapan langit gelap. Yang dia tahu jika sudah pagi, maka dia akan menjalani rutinitas seperti napi lain. Sarapan langsung di antar ke dalam kamar. Makan nasi yang jauh dari kata enak. Nasi terlalu lembek, disiram sayur dan kuah dan ditambah sepotong tahun atau tempe. Apakah makan seperti ini layak untuk wanita yang sedang hamil? Jawabnya tentu tidak. Bahkan dia tidak tahu seperti apa kondisi calon anaknya. "Usia kandungannya sudah 4 bulan, namun dia belum juga memerintahkan kandungnya ke dokter. Terkadang Karin bermimpi untuk keluar sejenak agar bisa memeriksakan kondisi kandungannya. Dia ingin melihat apakah anaknya sehat? Ya hanya sesederhana itu yang dia inginkan namun, semua itu terasa begitu sulit untuk seorang narapidana dengan kasus berat seperti dirinya. Karin merebahkan tubuhnya di atas lantai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-16
Baca selengkapnya

Bab 154

Karin hanya diam ketika mendengar ucapan temannya itu. Ada rasa malu dan bersalah di hatinya. Namun ego yang begitu tinggi, membuatnya enggan untuk meminta maaf. "Bagaimana dengan kandunganmu?" tanya Berliana. "Baik," jawab Karin. Antara senang ataupun malu kini semuanya seakan bercampur menjadi satu. Ketika Berliana tersandung masalah, dialah orang pertama yang menjauhinya. Bahkan dialah orang yang menjadi provokator dan memberikan pandangan-pandangan negatif terhadap temannya itu di media sosial dan berita gosip."Syukurlah kalau begitu, aku membawa kamu pakaian. Vitamin untuk kecerdasan otak janin, vitamin khusus ibu Hamill. Ini perlengkapan make up dan perlengkapan mandi. Aku yakin kamu pasti tetap ingin terlihat cantik. Semuanya sudah diperiksa di depan dan kamu diperbolehkan untuk membawanya ke dalam kamar." Berlima tersenyum sambil menunjukkan barang-barang yang dia bawa. Karin terdiam mendengar perkataan sahabatnya itu. Dia sungguh sangat malu dan bahkan sekarang dia sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-18
Baca selengkapnya

Bab 155

"Sayang, apa pengen sesuatu? Rafasya tersenyum dan duduk di tepi tempat tidur istrinya. Sejak tadi Kamar ini tidak ada sepinya. Hingga Rafasya tidak bisa berduaan dengan sang istri. Bukannya tidak senang ketika banyak yang datang mengunjungi istrinya. Namun pria itu masih sangat merindukan Cinta dan ingin berdua saja. "Nggak ada." Cinta memandang ke arah yang berbeda. Jantungnya berdegup dengan sangat cepat ketika menatap wajah tampan suaminya. Meskipun tubuh Rafasya jauh lebih kurus dari sebelumnya, tetap saja pria itu sangat tampan dimatanya."Beneran nggak ada?" Rafasya masih terus menatap wajah istrinya tanpa berkedip. "Iya."Cinta memejamkan matanya. "Ngantuk ya?" Rafasya mengusap kepala Cinta. Namun tatapan matanya tertuju ke bibir kecil istrinya itu. Jangan tanya Seperti apa Rindunya. Rafasya sudah tidak sabar untuk mengecup bibir istrinya. Apalagi kesalahpahaman di antara mereka sudah diluruskan. Meskipun Cinta masih menggantung jawabannya. Bagi Rafasya itu tidak masalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-18
Baca selengkapnya

Bab 156

"Cinta malu." Wajah Cinta Sudah merah seperti tomat masak. Wanita itu pun memilih untuk memandang ke lain arah."Nggak usah malu sayang, abang ini suami, ayah dari calon anak kita." Rafasya mengeluarkan rayuan mautnya."Tetap aja Cinta malu." Cinta hanya satu kali melakukan penyatuan dengan sang suami. Itu pun berakhir dengan rasa yang begitu sangat sakit. Hingga membuat dirinya merasa takut untuk memulai kembali."Nggak usah malu, boleh ya." Rafasya sudah tidak mau lagi berdebat. Kali ini pria itu langsung membuka kancing baju sang istri. Cinta ingin menolak namun pria itu justru malah mencium bibirnya. Dan hal itu mampu membuat sang istri terdiam seperti patungRafasya benar-benar melepaskan kerinduannya. Dia mencium bibir istrinya dengan penuh rasa cinta dan juga gelora yang bergejolak. Sehingga membuat pria itu seperti orang yang sedang sedang kelaparan, hingga membuat sang istri kewalahan. Setelah cukup lama menikmati bibir istrinya, pria itu melepaskannya. Cinta menghirup oks
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-19
Baca selengkapnya

Bab 157

"Gimana kabar kamu?" Cahaya memandang Cinta dengan tersenyum. Selama Cinta menghilang, Cahaya selalu merasa takut dan cemas. Dia begitu sangat kehilangan sahabat tempat dia berbagai cerita dan tertawa bersama. "Baik kata dokter, besok sudah bisa pulang. Tapi ya nggak boleh melakukan rutinitas apapun harus istirahat total," jelas Cinta. "Abang duduk di sofa ya, ada yang mau dibahas dengan Anto." Rafasya tersenyum dan mengusap kepala istrinya. Rafasya tahu bahwa Cinta sangat merindukan sahabatnya. Karena itu dia tidak ingin mengganggu obrolan kedua wanita itu. "Iya," jawab Cinta dengan tersenyum. Saat ini dia sudah diperbolehkan duduk. Namun tidak boleh banyak bergerak. "Kamu harus nurut, jangan membantah apa kata dokter. Ingat calon ponakan harus dijaga dengan baik." Cahaya tersenyum dan mengusap perut sahabatnya. Melihat sahabatnya bahagia, Cahaya juga ikut bahagia. Meskipun ada rasa iri ketika melihat Cinta yang begitu di sayang oleh suami dan mertuanya. Berbeda dengan Cahaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-20
Baca selengkapnya

Bab 158

Bukan Rafasya saja yang minta izin kepada Cinta, Anto juga melakukan hal yang sama terhadap Cahaya. Hanya saja mereka tidak saling bercumbu mesra.Cinta memandang Rafasya dan juga Anto yang sudah keluar dari kamar rawatnya."Aku lihat Mas Anto itu suka sama kamu. "Cinta memandang Cahaya dengan tersenyum. Sebagai seorang sahabat, Cinta tidak ingin melihat Cahaya terpuruk karena dijadikan mainan oleh seorang desain terkenal Arlan lukas. Cahaya diam sambil menundukkan kepalanya. Jika tidak ada janin yang hidup dan tumbuh di rahimnya, dia akan membuka hati untuk pria itu. Namun kenyataannya justru berbeda, Cahaya hanya seorang wanita rusak dan juga hina. Wanita yang hamil diluar nikah. Yang lebih menyedihkan lagi, pria yang menghamilinya tidak bisa dijumpai dengan mudah. Bahkan Cahaya tidak tahu cara untuk memberi tahu pria itu tentang kehamilannya. Dia juga tidak tahu harus mencari Arlan ke mana. Bukannya Cahaya tidak ingin memperjuangkan hak calon anaknya. Bukannya cahaya tidak in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-21
Baca selengkapnya

Bab 159

Cahaya merasa lega setelah menceritakan semuanya kepada Cinta. Dia tidak menyangka bahwa Cinta akan memberikannya uang yang cukup banyak. Yang mana uang itu akan dipakai untuk membayar kontrak apartemen dan juga biaya hidupnya. Nanti ketika sudah berada di apartemen, Cahaya akan memberitahukan hal ini kepada Anto dan berharap pria itu mau mengizinkannya untuk tinggal di apartemen sendiri."Mas sudah daftarin?" Cahaya bertanya karena mereka langsung ke ruang praketk dokter. Bukan mendaftar ke resepsionis terlebih dahulu."Iya sudah, mas serius dengan yang," jawab Anto dengan tersenyum tulus.Lagi-lagi Anto mengungkapkan niat baiknya. Dia memang bersungguh-sungguh untuk menikahi Cahaya dan menerima anak yang dikandung Cahaya sebagai anaknya sendiri. "Mas, Terima kasih ya." Cahaya tersenyum memandang Anto. "Apa yang mas katakan?" "Mas mau jadi suami dan ayah untuk anak kamu." Anto mengusap kepala Cahaya. Cahaya diam dan merasakan jantungnya yang berdegup dengan cepat. "Sus, Saya sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-22
Baca selengkapnya

Bab 160

Cahaya diam karena belum bisa memberikan jawaban yang pasti."Jawab aja," desak Anto. "Aku takut jika nanti mas kecewa setelah menikah denganku. Mas sendiri tahu seperti apa Kondisi aku yang sesungguhnya," kata Cahaya. Cahaya tidak mengerti dengan pria itu. Apa Anto mencintainya atau hanya merasakan kasihan saja. "Semua orang pernah melakukan kesalahan. Namun semua orang berhak untuk memperbaiki dirinya ke arah yang lebih baik. Jika ada yang mengatakan bulan itu sangat jauh itu salah. Karena nyatanya waktu yang telah berlalu lah yang paling jauh. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki oleh para ilmuwan, tidak akan mampu untuk kembali ke masa lalu." Anto berkata sambil memandang Cahaya. "Jadi karena itu, tidak usah memandang ke belakang. Kita hadapi semua yang terjadi saat ini. Biarkan kenangan masa lalu menjadi pelajaran untuk masa yang akan datang." Cahaya terdiam ketika mendengar perkataan dari Anto. "Mas tanya serius, kamu mau menikah sama Mas atau tidak?" Anto tidak akan bisa la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status