"Sayang, aku pulang dulu, ya," Aryo mengecup kening Tania. "Ah, kenapa buru-buru, Mas? Aku masih kangen nih," kata Tania sambil kembali memeluk tubuh Aryo. Tania membelai tubuh Aryo dengan jemarinya yang lentik dan menggoda Aryo. Jemari Tania dengan lincah menjamah seluruh tubuh Aryo, dimulai dengan dadanya yang bidang, perut, hingga punggungnya. Aryo hampir tidak bisa menahan hasratnya karena sentuhan wanita cantik dan genit itu. "Dasar nakal! Ini sudah malam, Sayang. Nanti istriku curiga, lagipula besok kita juga bertemu lagi di kantor. Apa kamu tidak bosan bertemu denganku setiap hari?" ucap Aryo sambil mencubit lembut hidung Tania. Tania mengerucutkan bibirnya, seolah tidak rela untuk berpisah dengan Aryo. Aryo semakin gemas melihat tingkah manja gadis cantik itu. Aryo menghujani wajah, leher, dan bibir Tania dengan ciuman bertubi-tubi. Gadis itu tertawa dan semakin merangkul Aryo dengan erat. Ia bahkan bergelayut di pundak Aryo, tak ingin melepaskan pria tampan itu. Aryo me
Read more