"Hahaha.. Aku puas sekali melihat ekspresi bodohmu tadi, Mas," ejek Tania. "Diam kamu!" hardik Aryo. "Kamu terlalu percaya diri untuk mendapatkan Indah kembali, Mas. Dulu mungkin dia sangat mencintai kamu. Dia bertahan dengan sikap burukmu, karena dulu dia belum menjadi apa-apa, hanya ibu rumah tangga yang sederhana. Tapi sekarang, dia sudah berubah menjadi cantik, sukses, dan mandiri. Jadi seleranya bukan lagi kamu, Mas! Kamu sudah gak selevel dengan dia," cerocos Tania. Aryo menjadi semakin gusar, ia menatap Tania dengan tajam dan menjawab, "Diam! Jangan berisik!" "Ah, aku senang sekali melihat lelucon konyol siang ini. Kamu melamar pujaan hatimu dan ditolak, menyakitkan bukan? Sudahlah, aku pulang saja!" kata Tania. Teman-teman Aryo yang mendengar ucapan Tania berusaha menahan tawa. Aryo memang sangat menyedihkan hari itu, karena telah dipermalukan di depan banyak orang. "Kami pulang dulu, ya," ujar teman-teman Aryo. Aryo masih duduk terpaku di tempat parkir restoran, ia men
Read more