Semua Bab Kembalinya Istri Kaya sang CEO: Bab 41 - Bab 50

173 Bab

Bab 41 Persiapan Peluncuran Produk Baru

“Mom, kenapa dad tidak tinggal bersama kita?” Karen melihat ke arah Arashi yang sedang fokus menyetir. “Kita pasti akan tinggal bersama sayang, hanya menunggu waktu yang tepat,” jawab Karen hati-hati. “Apa orang dewasa serumit itu mom?” “Tidak semuanya seperti itu sayang. Hanya saja, mom dan dad berada dalam situasi yang rumit.” “Sepertinya melelahkan sekali menjadi orang dewasa, aku tidak mau menjadi dewasa,” celoteh Ken. Hari libur yang sibuk untuk Karen dan Arashi, pasalnya mereka yang menangani semua persiapan untuk acara peluncuran produk milik Kobayashi grup. Dari mulai banner, tata ruang, hingga iklan yang tersebar secara online maupun offline. Siang ini, kakak beradik itu harus datang ke lokasi untuk memastikan semuanya pekerjaan berjalan dengan baik. Mereka akan membawa Ken turut serta. Telepon genggam milik Karen bergetar, menandakan ada panggilan yang masuk. Diaz. “Halo, Ren. Kalian dimana?” tanya Diaz dari sebrang sana. “Kami sedang menuju ke Hotel YZ untuk meli
Baca selengkapnya

Bab 42 Istri Dan Anak Merajuk

Diaz meminta pada anaknya untuk segera mengakhiri kegiatannya mencari buku. Bocah cilik itu sudah berhasil mendapatkan beberapa buku yang ingin dibelinya. Diaz memang memberi kebebasan pada anaknya untuk memilih berapa banyak buku yang ingin di beli. Mereka kemudian menuju kasir dan membayar semuanya.Sebelum kembali ke hotel, tak lupa Diaz dan Ken membelikan minuman dan kue untuk Karen, Arashi, dan Glen.Dalam perjalanan kembali ke hotel, bocah berumur empat tahun itu tak henti-hentinya berceloteh. Beberapa sifat anaknya memang mirip dengan istrinya, seperti yang satu ini, cerewet. “Kita akan tunggu mom di sini, son,” ucap Diaz saat mereka sudah sampai di lobi.Tanpa banyak tanya bocah itu duduk lalu menikmati kue kering yang tadi mereka beli.“Mom, masih lama dad?” tanya Ken.“Sepertinya sebentar lagi. Kamu mau membaca buku untuk mengusir kebosanan?” Ken mengangguk, lalu memilih buku yang ingin ia baca. Diaz membuka buku yang masih terbu
Baca selengkapnya

Bab 43 Viola Orang Yang Manipulatif

Baik Diaz, Glen, maupun Viola memandang kepergian tiga orang yang nampak seperti keluarga bahagia.“Ayo, Glen,” ajak Diaz untuk segera pergi dari tempat itu.“Tunggu-tunggu, kalian mau kemana?” tanya Viola.Diaz tak menghiraukan pertanyaan Viola dan tetap melajukan langkahnya.“Diaz!” seru Viola lalu mencekal tangan Diaz.Diaz menatap tajam pada Viola. Wanita itu seakan tidak perduli, ia justru melayangkan protes.“Diaz aku jauh-jauh ke sini, bersikaplah lebih ramah. Aku tidak punya kenalan di sini.”Diaz melepas cengkraman tangan Viola.“Aku tak pernah memintamu untuk datang ke sini Vio, dan sudah ku katakan kau tak perlu mengikutiku ke Jepang. Apa kamu tidak paham?”“Diaz apa kamu tega meninggalkanku sendiri di sini. Padahal aku hanya memenuhi permintaan tante Yunita. Aku tidak akan jauh-jauh kemari kalau mamamu tidak memaksaku dengan membelikanku tiket keberangkatan ke sini,” ucap Viola setenang mungkin.Yunita memang membelikan Viola tiket ke Jepang dan terkesan memaksa
Baca selengkapnya

Bab 44 Pesona Karen Esme

Mendengar ucapan sang istri membuat Diaz tercengang. Pasalnya nada bicara Karen berubah dan netranya menatap tajam sang suami, penuh kecemburuan. “Apa istriku sedang cemburu saat ini?” Bukan meredakan amarah sang istri, Diaz justru menggoda wanita cantik itu. Karen berdecih, lalu memutar tubuhnya membelakangi suaminya, dengan tangan bersidekap. “Jangan seperti ini, sayang. Aku akan jelaskan.” Diaz menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Tubuh mereka saling menghangatkan satu sama lain, ayah kandung Ken itu memeluk erat tubuh istrinya dari belakang. Musim dingin di kota Tokyo bisa membuat Diaz menggigil kedinginan, tubuh Karen secara tidak langsung menghangatkan tubuhnya. Karen tidak melawan sedikit pun, jujur ia sangat menikmati momen saat ini. Tubuhnya menghangat beriringan dengan detak jantung yang menderu tak beraturan. Untuk beberapa saat mereka menikmati malam yang bersalju itu dalam diam. “Jelaskan, mas. Aku tak suka basa-basi.” Suara Karen memecahkan keheningan. Wan
Baca selengkapnya

Bab 45 Peluncuran Produk

Mereka semua menatap ke arah yang ditunjuk oleh Arashi.Wanita itu tersenyum dari kejauhan, terlihat cantik dengan dandanan khas public figure. Mini dress yang membalut tubuh membuatnya tampil seksi.“Hai, Yaz. Kapan kamu sampai di Tokyo? Kenapa tidak memberi kabar?”Sapa wanita tersebut pada Diaz, yang tak lain tak bukan adalah Anna.“Semalam,” jawab Diaz singkat.“Kenapa tidak mengabariku, aku bisa menjemputmu.” Suara Anna terdengar manja.“Untuk aku sudah di jemput oleh Karen.”“Karen?” tanya Anna bingung.Anna melihat ke arah pandang Diaz. Walau sedikit canggung wanita itu memaksakan senyum, lalu menyapa Karen.“Oh, hai.” Anna menyapa Karen.“Aku harus memanggilmu siapa sekarang?” tanya Anna pada Karen.Karen memincingkan mata sebelah.“Kita belum berkenalan dengan benar, aku Anna.”Wanita itu mengulurkan tangannya pada Karen.“Karen Esme, kau bisa memanggilku Karen.” Istri Diaz itu membalas uluran tangan Anna
Baca selengkapnya

Bab 46 Curahan Hati Anna

“Selamat dan sukses untuk peluncuran produk barunya tuan dan nyonya Kobayashi.” Karen dan Arashi menyapa pemilik acara.Wanita paruh baya itu tak henti-hentinya memuji dan menepuk-nepuk punggung tangan Karen.“Apa kau benar-benar tidak mau menjadi menantuku?” tanya nyonya Kobayashi pada Karen.Diaz yang mendengar pertanyaan dari wanita paruh baya itu terbatuk. Arashi hanya melirik sekilas pada adik iparnya itu.“Nyonya masih saja suka menggoda saya,” balas Karen.“Sudahlah, sayang. Kau jangan menggoda nona Karen,” ucap tuan Kobayashi.Setelah sedikit berbincang dengan sepasang paruh baya itu, Karen menyapa yang lain, termasuk suaminya.“Salamat tuan Diaz Pradana, semoga semakin sukses.”“Terima kasih, nona Karen Esme. Semua berkat Anda.” Diaz mengerlikan sebelah matanya lalu meraih tangan sang istri, kemudian mencium punggung tangan Karen. Banyak mata yang menangkap hal tersebut.“Anda terlalu memuji tuan Diaz.”“Selamat menikm
Baca selengkapnya

Bab 47 Diam-diam Melindungi Anna

Anna terdiam, tak langsung menjawab pertanyaan dari Diaz. Suara keramaian pusat perbelanjaan yang menyamarkan keheningan di antara mereka berdua. “Menurutmu aku harus bagaimana, Yaz?” tanya Anna frustasi. “Kau yakin akan mendengarkan opiniku?” “Entahlah, setidaknya aku ingin kamu mendukungku, walau hanya sekali.” Tak dapat di pungkiri curahan hati Anna cukup membuatnya seperti dihujam anak panah tepat di jantung. Karena keegoisannya semua terkena imbasnya. Selama ini Diaz tahu semua kesulitan Anna, apa yang terjadi dengan wanita tak pernah luput dari pengawasannya. Diaz selalu menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan Anna, termasuk saat detik-detik kehancuran wanita itu. Beruntung pria itu berhasil. Jelas semua itu tanpa sepengetahuan Anna. Bukan apa-apa, semua itu Diaz lakukan hanya sebagai bentuk pertanggungjawabanya kepada Anna yang secara tidak langsung ikut terjerumus dalam masalah yang ia timbulkan. Selama ini, Diaz sengaja menjauh dari Anna, ia tidak ingin wanita itu
Baca selengkapnya

Bab 48 Menginap

“Oh, tidak apa-apa, Yaz. Semuanya sudah aman terkendali, aku tadi sempat tergelincir. Salju cukup tebal menyelimuti jalan di beberapa lokasi,” tutur Glen.Karen melihat perubahan mimik wajah Diaz yang berubah khawatir. “Ada apa mas?” tanya Karen.Diaz belum manjawab, ia melanjutkan percakapannya dengan Glen.“Dimana lokasimu aku akan menyusul?”“Tidak perlu Yaz, aku sudah dalam perjalanan mungkin 10 menit lagi aku akan sampai.”Setelah menutup panggilan, Karen menatap Diaz penuh tanya. Pria itu pun menjelaskan apa yang terjadi.Benar saja, tak berselang lama Glen sampai di mansion. Si kecil Ken menyambut dengan gembira walau setengah mengomel karen pria itu tak kunjung datang, tanpa tahu ada kejadian yang tak terduga yang terjadi padanya.Tak ada yang membahas apa pun setelah mereka berada di meja makan. Yang ada hanya memakan semua daging yang sudah di panggang oleh Arashi.Setelah kenyang dan mengantuk, Ken mulai merengek padab Arashi untuk menemaninya tidur, dan membacaka
Baca selengkapnya

Bab 49 Malam Panas Penuh Gairah

Suara itu terdengar sangat seksi di telinga Diaz. Membuat jiwa pria itu menginginkan lebih. Siapa yang tidak tergoda melihat tubuh indah wanita yang berstatus sebagai istrinya itu. Terlebih lagi mereka hanya berdua di dalam kamar yang temaram dan aroma terapi yang menyejukkan jiwa. “Ah, Karen Esme, kamu memang wanita penggoda, lihatlah aku bahkan tak bisa berkutik di depanmu.” jerit hati Diaz. Istrinya memang selalu pandai membuatnya mabuk kepayang. Netra mereka bersitatap saling memuja. Hasrat dalam diri Diaz mulai tergoda. Jiwa gersangnya rindu akan kesejukkan. “Karen Esme, maukah kamu melewati malam panas ini denganku?” tanya Diaz. Lebih baik ia menyakan terlebih dulu kesediaan sang istri sebelum bertindak terlalu jauh. Meski jiwanya meronta, ia tidak ingin memaksa. Kerelaan hati adalah hal utama, agar mereka tak ada yang terluka. Tak ada jawaban dari Karen, ia hanya menatap suaminya dengan sesekali berkedip dan tersenyum menggoda. “Aku anggap kamu setuju,” ucap Diaz. Pria
Baca selengkapnya

Bab 50 Menuntaskan Hasrat

Karen memandang wajah tampan suami, lalu tersenyum semanis mungkin. Kemudian mendekatinya dan menghadiahi suaminya itu cubitan maut di pinggang. Diaz reflek mengaduh kesakitan. “Karen Esme!” Pekik Diaz, geram. Karen malah menjulur lidahnya seperti anak kecil. “Berani kamunya.” Diaz mengangkat tubuh Karen, wanita itu tak berhenti berteriak meminta suaminya untuk menurunkannya. “Akan ku turunkan di ranjang,” balas Diaz seraya melangkah menuju kamar, lalu mengunci pintu. “Gila, Diaz benar-benar gila,” batin Karen. Walau pun hatinya terus memaki suaminya, tapi tubuhnya tak mampu menolak pesona seorang Diaz Pradana. “Terima kasih, sayang.” Diaz mengecup kening sang istri. Karen Esme telah menjadi candu bagi Diaz Pradana. Diaz dan Glen mengantar Karen ke kantornya. Untuk pertama kalinya Karen datang ke kantor dengan kondisi tidak bertenaga. Beruntung ada di dunia ini ada yang namanya make up. Dengan benda-benda tersebut Karen berhasil menyamarkan kekurangan pada wajahnya, seperti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status