Home / CEO / Kembalinya Istri Kaya sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kembalinya Istri Kaya sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

173 Chapters

Bab 61 Usaha Kenshin

Senyum terbaik Karen menghiasi wajahnya saat menemui sang suami. Netra pria itu menatap ke arah Karen dan Ken.Beberapa alat bantu masih menempel di tubuhnya.“Siapa lagi anak kecil ini,” batin Diaz.“Kenapa dia manggilku dad?” imbuh Diaz.“Hai dad. Aku hanya ingin menyapamu sebentar, dad. Aku bawakan ini,” ucap bocah cilik itu dengan ceria.Ken mengeluarkan rangkaian bangau kertas yang berada di dalam paper bag.Beruntung Diaz tidak kehilangan memori kemampuan bahasa Jepang-nya, jadi pria itu paham apa yang dikatak oleh anaknya.“Aku tahu daddy tidak mengingatku dan mom, tapi daddy tenang saja. Kami akan membantu daddy mengingat kami kembali,” ucap Ken.“Perkenalkan namaku, Kenshin Takahashi. Aku adalah anak kandungmu. Bukankah kita sangat mirip dad?” Ken yang cerdas memperkenalkan diri, agar sang ayah mengingat namanya.“Nah, kalau wanita cantik ini adalah ibu kandungku. Namanya adalah Karen Esme.”Ucap Ken memperkenalkan san
Read more

Bab 62 Bersitegang Dengan Ibu Mertua

Ibu dan anak itu meninggalkan Diaz, dengan Ken masih terus mengingatkan ayahnya tentang hal kedua yang harus pria itu ingat.Diaz merasa sedikit kesal dengan kelakuan anaknya, namun pria itu juga gemas dengan balita yang berwajah mirip dengannya. Terlebih tingkahnya yang sudah seperti anak remaja.Diaz menggeleng pelan setiap mengingat celotehan Ken. Sekelebat tampak dalam ingatan Diaz kenangan saat ia melipat kertas origami, entah dengan siapa. Kepalanya kembali berdenyut.Sepertinya dia memang harus mengikuti kata istrinya untuk tidak memaksakan diri.“Apa benar dia anakku? Aku dan wanita itu sudah menikah? Lalu mengapa mama berkata kalau aku belum menikah dan baru bertunangan dengan seorang wanita? Siapa wanita itu? Anna? Sepertinya tidak mungkin. Ini terlalu janggal, kepalaku sakit,” monolog Diaz.Suara Yunita menghentikan langkah Karen. Ibu satu anak itu tetap terlihat tenang meski nada bicara mertuanya tidak mengenakkan.“Aku hanya ingin menjenguk
Read more

Bab 63 Ibu Yang Egois

Diaz melihat ibunya datang bersama dengan seorang wanita cantik. Ia berpikir, wanita itu adalah tunangannya, seperti yang Yunita katakan padanya.Tapi entah mengapa, Diaz tidak menyukai wanita itu, hatinya mengatakan ada sesuatu di masa lalu yang membuatnya tidak nyaman. Bisa jadi ada hal yang ibu dan wanita itu rencana.Mengahadapi Karen dan si cerewet Kenshin saja kepalanya sudah sakit, sekarang harus ditambah dengan satu orang lagi. Mengingat kelucuan Ken, Diaz jadi rindu pada anak kecil itu. “Rindu? Apa tidak salah? Sepertinya otakku benar-benar bermasalah. Hus hus hus,” monolog Diaz dalam hati. Ayah satu anak itu segera mengusir Ken dari pikirannya. Viola tersenyum pada Diaz, itu membuatnya sangat muak. Senyuman seperti dipaksakan, tidak ada ketulusan. Tanpa sadar raut wajah Diaz menjadi tidak bersahabat pada wanita itu.“Diaz, kamu ingat tidak dengan Viola? Dia yang mama ceritakan, dokter psikologimu sekaligus tunanganmu. Eh, maksud mama dia se
Read more

Bab 64 Perkara Kue

Karen menjawab pertanyaan Diaz dengan cepat. Terlebih istrinya itu justru bertanya ‘kenapa’, membuat Diaz semakin kesal. Sedetik kemudian suaminya itu merutuki dirinya sendiri.Diam-diam Karen memperhatikan mimik wajah suaminya. Lalu tersenyum. “Ayo kita masuk, lalu kita potong kue ini. Coba tebak, kue apa yang ada di dalam paper bag ini?” tanya Karen seraya mendorong pelan kursi roda yang suaminya duduki.“Ck! Apa pentingnya itu,” balas Diaz.“Penting sekali bagiku, mas. Karena akan membuatku merasa senang jika kamu mau meladeni dengan menebak isi paper bag itu,” jujur Karen, diiringi dengan tawa kecil.Pemandangan itu membuat Yunita geram. Saat ingin mengikuti anaknya masuk ke kamar rawat inap, Ellen tiba-tiba mencegah dan mengajaknya untuk ke ruangan Noah. Yunita menatap tajam pada Ellen, belum sempat ia mengeluarkan kata-kata, anak perempuannya itu lebih dulu berbicara.“Berikan mereka waktu, ma,” ucap Ellen pada Yunita, lalu menggandeng tan
Read more

Bab 65 Ingatan Yang Kembali

Diaz tersadar setelah lewat tengah malam. Matanya mengerjap, memindahi seluruh ruangan yang bernuansa krem. Kepalanya masih berdenyut nyeri. Tangan kanannya terasa hangat, ia melihat ke arah tangan kanannya. Senyum terkembang di bibir Diaz. Istrinya sedang tertidur pulas di sana.Perlahan Diaz mencoba untuk mendudukkan diri. Pelan-pelan ia mengangkat tangan Karen agar tidak terbangun. Wajah istrinya terlihat sangat cantik, walau ada guratan lelah terukir di sana.Diaz mengecup pipi sang istri, lalu berkata, “Terima kasih, sayang. Kamu rela datang jauh-jauh hanya untuk menemaniku.”Diaz telah mendapatkan kembali ingatannya.Ada sedikit pergerakan dari istrinya, membuat Diaz sontak merebahkan tubuhnya. Pergerakan mendadak itu membuat kepalanya terasa sakit, tapi ia mati-matian menahannya.Karen melenguh, lalu membuka matanya. Tersadar baru saja tertidur.“Ah, aku ketiduran,” lirihnya sembari memukul bagian tubuhnya yang terasa pegal karena posisi tidurnya.Karen melihat suaminy
Read more

Bab 66 Fakta Mengejutkan Untuk Viola

Suara seorang wanita menghentikan langkah Karen, perawat yang sedang mendorong brankar pun ikut berhenti.Viola mengerutkan dahi, saat melihat Karen ada bersama Diaz. Terlebih Diaz sedang di bawa keluar dari kamar rawatnya. Terlihat Ellen dan Noah pun menyusul keluar. “Hai, dokter Viola. Kita berjumpa lagi,” sapa Karen, lalu mengangguk.“Hai, Karen. Ada apa ini? Kenapa kamu bersama Diaz? Mau dibawa kemana? Lalu di mana tante Yunita?” tanya Viola beruntun.Sedangkan Diaz sendiri acuh sama sekali tidak memperhatikan Viola. Dalam hati ia sedang memamerkan Karen, “Coba kamu kalahkan pesona istriku, jika mampu.”Karen tersenyum, “Aku harus menjawab pertanyaanmu yang mana dulu?”Seperti tidak peduli dengan pertanyaan Karen, Viola justru mendekati Diaz.“Kamu mau kemana, sayang? Biar aku yang temani,” ucap Viola, tanpa rasa malu ia memanggil Diaz sayang.Karen membulatkan mata sempurna. Ia tidak habis pikir dengan perempuan yang tingkat kepercayaan
Read more

Bab 67 Diaz Merasa Iri

Jantung Yunita berdetak tak karuan. Pikiranya mendadak kacau. Ia menerka-nerka apa yang baru saja Viola dan anak-anaknya bicarakan.“Apa yang kalian katakan pada Viola?” tanya Yunita pada kedua anaknya. Terlihat sekali jika wanita paruh baya itu gugup.“Melihat reaksi tante, sepertinya memang ada hal yang harus tante jelaskan padaku,” desak Viola.“Ah, apa. Ten-tang a-apa, Viola?” tanya Yunita tergagap.Noah menyuruh ibunya dan Viola masuk ke dalam kamar rawatnya agar lebih leluasa untuk saling bicara. Sedangkan dia dan Ellen akan menunggu di luar.“Kira-kira mama akan tersadar tidak ya kalau selama ini dia salah?” tanya Ellen pada Noah.“Entahlah, aku tidak bisa memperkirakan hal itu. Aku hanya berharap mama akan berubah.” jawab Noah.Yunita pada akhirnya menceritakan kebenaran itu pada Viola. Tapi entah mengapa hatinya justru merasa lega. “Tante! Tante sudah membuatku seperti orang bodoh dengan mengejar-ngejar Diaz. Bahkan aku sampai harus
Read more

Bab 68 Kamu Sungguh Berbahaya, Karen Esms

Di sudut lain di rumah sakit itu, Yunita baru saja mengetahuo jika Diaz tidak lagi berada di kamar rawatnya. “Jadi di mana kakakmu Len? Ke mana wanita itu membawa anakku?” tanya Yunita yang kalang kabut mencari anaknya. “Tenanglah ma, bang Diaz di tempat yang aman,” jawab Ellen. “Tenang! Bagaimana mama bisa tenang, anak mama pindah kamar? Pasti wanita itu telah menghasut Diaz,” ucap Yunita penuh emosi. “Bang Diaz sendiri yang meminta dipindahkan ke ruang yang lebih tenang. Lagi pula Karen tak akan mungkin berbuat jahat pada suaminya sendiri, mama tak perlu khawatir,” jujur Ellan. Yunita terus saja mengomel dan memaki Karen. Ellen dan Noah hanya bisa menghela nafas. Sebagai seorang ibu, Yunita merasa kecewa, sebab anak sulungnya lebih memilih menghindarinya. Dalam diam Yunita merenung. Merenungi kehidupannya beberapa waktu ini. Mengingat kata-kata Karen yang menantang dirinya dan juga ucapan Viola yang kasar padanya. Bagi Yunita, kehidupannya tak sesuai dengan keinginannya. Wani
Read more

Bab 69 Diaz Sungguh Menyebalkan

Saat ini Karen sedang melihat isi lemari milik suaminya, memilih setelan yang pas untuk dipakai. Karen mencari kaos yang lingkar kepalanya lebar, agar perban tidak kesenggol saat memakai kaos tersebut.Samar-samar Karen mendengar Diaz memanggil namanya. Karen berlari menuju kamar mandi—panik.“Ada apa mas?” tanya Karen.Terlihat Diaz sudah duduk bersandar pada bathtub. Sembari memegang kepalanya dengan sebelah tanganya.“Astaga!”“Kamu bisa berdiri, mas?” Diaz menggeleng.Karen mencoba membantu Diaz untuk berdiri. Namun, postur tubuh Diaz yang jauh lebih besar dari istrinya, terlebih dengan kondisi suaminya yang lemah, membuat Karen sedikit kesulitan.“Aku akan panggil Arashi untuk membantuku,” ucap Karen. Ia segera berdiri, namun tangannya dicekal oleh suaminya. Karena tak ada persiapan, Karen kehilangan keseimbangan.Wanita itu terjatuh tepat di atas tubuh Diaz. Suaminya itu mengaduh kesakitan.“Kamu ingin membunuhku, hah?” hardik
Read more

Bab 70 Dejavu

Mendengar pertanyaan suaminya, membuat Karen menatap tajam pria bermulut menyebalkan itu. “Kenapa menatapku seperti itu? Aku hanya bertanya. Bukannya wajar jika aku bertanya! Katanya kamu akan membantuku mengingat kenangan kita,” ujar Diaz acuh.Karen memilih untuk tidak menanggapi suaminya itu dan mengambil peralatan makan.“Kenapa diam saja? Diammu berarti kamu mengakui bahwa kamu suka merajuk,” ucap Diaz seenaknya.Tiga orang dewasa lainnya di rumah itu pura-pura tidak mendengar percakapan sejoli itu.Tak berselang lama, Rain dan Adinata datang. Tak lupa dua orang pria itu membawa buah tangan untuk dinikmati bersama. Ada buah, makanan ringan, kue, sampai softdrink.Ken menyambut gembira kakek dan pamannya. Lalu berceloteh tentang apa saja yang baru saja mereka lakukan.“Bagaimana keadaanmu, bang? Maaf aku dan papi tidak datang ke rumah sakit setelah kamu tersadar. Kami hanya tidak ingin memperkeruh suasana. Kondisimu lebih penting. Karena sekarang kamu tidak hanya bertanggung
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status