Home / CEO / Kembalinya Istri Kaya sang CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Kembalinya Istri Kaya sang CEO: Chapter 51 - Chapter 60

173 Chapters

Bab 51 Kekesalan Yunita Pada Diaz

Diaz menghela nafas untuk mengurangi sesak dalam dadanya. Ia bahkan tak bisa mendefinisikan rasa yang berkecamuk dalam hatinya. Pria itu menyugar rambutnya dengan kasar.Ingin terus membatah ucapan wanita paruh baya itu, tapi ia tidak bisa melakukannya. Mau bagaimanapun ibu tiga anak itu adalah ibu kandungnya, seburuk apapun perilaku sang ibu.Terlebih Yunita sekarang sangat rapuh, baik fisik maupun jiwanya. Sekarang ini mengalah adalah jalan yang tepat, ia tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.Diaz memilih memutus panggilan secara sepihak. Bertemu secara langsung saja sulit untuk bisa berbicara dengan baik, apalagi melalui sambungan telepon, tidak akan pernah menemukan penyelesaian, justru semakin runyam. Diaz mengerang kesal.“Saranku segera selesaikan semuanya, Yaz, jangan menunggu waktu yang tepat. Jangan berlarut-larut semakin lama kamu menyelesaikannya, semakin timbul masalah baru. Karena kalau tidak dimulai tak akan pernah selesai.”“Li
Read more

Bab 52 Aku Titip Istri Dan Anakku, Arashi

Karen yang merasakan tubuhnya letih dan mengantuk memilih menyandarkan tubuhnya di jok mobil yang baru saja ia setting lebih rendah. Wanita itu pun memejamkan mata.“Mom kamu tidur kah?” tanya Ken, yang tak mendengar ibunya menanggapi celotehannya. Karen pun hanya berdehem pelan.“Mom, handphonenya berdering,” seru Ken beberapa saat kemudian. Ia mendengar suara khas nasa dering milik Karen. Karena tas ibunya itu di letakkan di jok belakang di samping Ken duduk.“Siapa yang menelepon?” tanya Karen dengan suara yang sudah setengah tidur.“Dad, mom,” jawab Ken.“Angkatlah, sayang. Mom ngantuk sekali,” Bocah cilik itu mengatakan tidak mau mengangkat panggilan tersebut. Ternyata Ke masih sebal dengan kejadian tadi pagi. Gara-gara ayahnya, ia harus sarapan dan berangkat sekolah tanpa sang ibu.Mendengar ucapan anaknya, seketika mata yang mulai terlelap itu langsung melek.Anaknya itu sungguh pintar jika mengingat kesalahan orang lain sama persis seperti ayah kandungnya.Karen m
Read more

Bab 53 Pamit

Alarm Karen berbunyi mengelitik telinga. Semalam ia sengaja menyalakan alarm tersebut. Niat hati ingin bangun lebih pagi dan membuat sarapan. Ia tak ingin terus-terusan mengandalkan sang kakak, karena cepat atau lambat ibu satu anak itu akan kembali menjadi seorang istri.Ia pun melenguh, tubuhnya terasa berat.“Apa aku tindihan?” pikir Karen.Perlahan wanita itu membuka mata, melihat seluruh ruangan. Dalam cahaya yang temaram netra Karen menangkap sosok yang berbaring di sampingnya. Kaget.“Aaaaaaa.” Karen berteriak sejadinya lalu mendorong kuat sang suami, nyaris saja Diaz terjatuh.“Astaga, kenapa tenagamu kuat sekali, telingaku bisa tuli gara-gara suaramu,” ucap Diaz serak, khas bangun tidur.Meski begitu pria itu tetap memejamkan mata, lalu mengeser tubuhnya mendekat ke arah sang istri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya karen yang masih menetralkan detak jantungnya karena kaget.“Apa salahnya aku di kamar istriku sendiri?” Diaz memeluk pinggang sang istri.“Setidaknya ka
Read more

Bab 54 Diaz Mengalami Kecelakaan

Prank!Gelas yang berada di tangan Karen melesat jatuh ke lantai, hancur berkeping-keping. Mata wanita itu tidak fokus, dan detak jantungnya menjadi tak karuan.“Astaga, Karen. Ada apa?” Arashi terlihat panik, bukan karena gelas yang pecah, melainkan melihat adiknya seperti orang linglung.Karen tersadar lalu menggeleng lemah.“Entahlah kak, sepertinya gelas itu licin, jadi terlepas dari genggaman, maafkan aku. Aku akan segera membersihkannya,” ucap Karen ragu-ragu.Arashi menghentikan pergerakan adiknya yang akan mengambil sapu dan serok sampah. Kakaknya menyuruh Karen untuk pergi, ia yang akan membersihkan pecahan beling itu.Arashi tidak ingin mengambil resiko tangan adiknya terkena pecahan kaca, karena terlihat jelas Karen sedang tidak fokus.Karen yang masih haus kembali mengambil gelas yang baru lalu menuang air ke dalamnya, meminum air itu hingga habis. Perasaannya jauh lebih baik, sekelebat pikiran buruk silih berganti di kepalanya, seger
Read more

Bab 55 Kegelisahaan Yang Terjawab

Seharian ini Karen tidak fokus, hatinya terlalu gelisah. Sejak keberangkatan sampai saat ini suaminya sama sekali tidak menghubugi, nomornya juga tidak aktif. “Perasaanku tidak enak, apa kamu baik-baik saja mas?” monolog Karen dalam hati.“Ada apa? Tubuhmu di sini tapi jiwamu entah di mana,” tanya Arash seraya menyentuh pundak adiknya, karena sejak tadi tidak ada respon ketika ia memanggil.Karen terkesiap, lalu berkata, “Entahlah kak, aku hanya merasa gelisah.”“Apa suamimu belum memberi kabar?” Karen hanya mengangguk lemah.“Ayo!” ajak Arashi. Wanita itu hanya memandang bingung ke arah kakaknya. Seakan tahu kebingungan adiknya, Arashi mengetuk-ngetuk jam tangannya. Karen melihat jam di ponselnya, sudah waktunya pulang. Ia juga harus menjemput Ken, Karen mengusap pelan wajahnya.Arashi hanya bisa menggelengkan kepala, heran.Di sepanjang wanita itu hanya memejamkan mata tapi tidak bisa tidur. Hal yang kurang lebih sama juga dialami oleh Ken
Read more

Bab 56 Berkumpul Dengan Keluarga

“Aku ingin membuat 1000 bangau kertas untuk daddy, mom.” Ucap Ken setelah beberapa lama bocah itu terdiam. Karen nampak berpikir, “Untuk apa, sayang?” tanya Karen. “Katanya dengan membuat 1000 bangau dari kertas origami bisa mengabulkan semua permintaan, aku akan minta kesembuhan untuk daddy,” jawab Ken polos. Karen tersenyum lantas mengusap puncak kepala anaknya. “Daddy pasti akan senang,” lirih Karen. Bandara Soekarno Hatta Karen, Ken, dan Arashi telah sampai di Jakarta. Mereka sedang menuju ke area penjemputan, dari kejauhan nampak seorang wanita tak henti-hentinya melambaikan tangan ke arah mereka. Ratna—ibu kandung Arashi. “Arashi!” seru Ratna lalu memeluk erat anaknya. Ratna memegang kedua pipi Arashi, matanya tampak berkaca-kaca. Wanita itu pastilah sangat rindu dengan anak kandungnya. “Mami, apa kabar?” tanya Arashi. “Kabar baik, Ras. Mami sangat merindukanmu.” Pertemuan itu sangat mengharukan, Ratna bahkan sampai menitikan air mata. Usai melepas rindu dengan anakny
Read more

Bab 57 Menjenguk Diaz

Dalam perjalanana menuju rumah sakit Ken terus berceloteh, bocah cilik itu tak henti-hentinya memandangi hasil karyanya, bangau kertas warna-warni.“Tuhan, sembuhkan daddyku!” lirih hati Ken.Rain meminta untuk tetap menunggu di mobil saat mereka sudah berada di parkiran. Dari dalam mobil Arashi bertugas mengawasi mertua Karen, memastikan mereka sudah benar-benar pergi meninggalkan rumah sakit.Bergegas Rain keluar dan menuju lantai dimana Diaz di rawat. Meninta kedua orang tua itu untuk pulang, mengingat Yunita yang sudah dari pagi berjaga.Hari ini Rain sengaja bertukar posisi dangan Ellen, tanpa wanita itu curiga sedikipun.Dengan hati tak karuan, Karen menggandeng Ken memasuki ruang tempat Diaz dirawat. Hatinya seperti diiris-iris melihat kondisi sang suami penuh dengan alat bantu.Si kecil Ken menatap sang ayah lalu melihat ke ayah ibunya.“Hai, mas. Apa kabar? Apa kamu tak merindukanku? Hingga aku harus datang kemari?”Si kecil Ken juga
Read more

Bab 58 Perkara Bangau Kertas

Karen mencoba tetap tenang, ia terus melangkah, seakan tidak terpengaruh dengan panggilan Yunita. “Hei, kamu tuli?” teriak Yunita.Yunita mengejar Karen, sayangnya Yunita tidak dalam keadaan bisa berlari untuk bisa segera menyusul menantunya.“Hei, tunggu!” teriak Yunita lagi, wanita itu terseok-seok mengejar Karen.“Berhenti ku bilang.” Ucap Yunita lantang.“Ada apa ma?” suara Ellen memecahkan konsentrasi wanita paruh baya tersebut.“Wanita itu, Len. Kejar wanita itu,” perintah Yunita pada anaknya.Ellen memindahi lokasi yang ditunujk oleh ibunya. Sekelebat Ellen masih menangkap sosok Karen.“Wanita mana ma?” tanya Ellen yang tujuannya adalah mengalihkan perhatian ibunya. Ibu kandung Ellen itu meneliti setiap sudut lorong, mencari dimana wanita yang tadi dilihatnya. Nihil. Wanita Itu sudah tak terlihat lagi.“Ini semua gara-gara kamu Len. Mama tidak berhasil menangkap wanita tadi.” Yunita menyalahan anaknya.Seketika Ellen
Read more

Bab 59 Bertemu Dengan Mertua

Setelah penjelasan yang cukup panjang dan menguras emosi antara Ellen dan Noah, akhirnya pria itu berlapang dada untuk menerima maksud baik dari orang-orang yang menyayanginya, serta keadaan yang menimpa ia dan kakaknya.Malam ini Yunita memutuskan untuk tidak pulang, wanita paruh baya itu nekat akan menunggu anaknya malam ini. Ia masih sangat penasaran siapa yang selalu meletakkan bangau kertas setiap hari di kamar rawat anaknya. Ia juga penasaran wanita yang ia lihat tadi lagi, berharap akan muncul lagi.Sedang di kediaman Wijaya Karen dan Ken harus pasrah tidak bisa menjenguk Diaz. Bocah cilik itu memandangi rangkaian bangau kertasnya.“Maaf dad, malam ini aku tidak bisa datang menjengukmu,” batin Ken.“Aku akan menemui mama Yunita,” ucap Karen tiba-tiba. Membuat seluruh mata tertuju padanya.Adinata tidak melarang sama sekali, keberadaan anak dan cucunya memang harus mereka ketahui. Terutama Ken, keluarga Pradana berhak tahu tentang anak itu.Biar b
Read more

Bab 60 Pertengkaran Dua Keluarga

Karen tak henti-hentinya bersyukur suaminya telah sadar setelah sepuluh hari berada di ruang ICU. Kondisinya masih lemah, alat bantu masih melekat di tubuh Diaz.Karen segera menyapa sang suami. Entah mengapa Diaz menunjukkan raut wajah yang tak bersahabat. Nampak jelas dari sorot matanya.Pria itu bergeming, memindai seluruh ruangan lalu mencoba mengingat apa yang terjadi tapi kepalanya terasa sangat sakit.“Aku akan panggilkan dokter,” beo Karen lalu menuju ke meja perawat untuk memanggil dokter.“Sus, sepertinya suami saya butuh penanganan. Mungkin kepalanya sakit,” lapor Karen pada perawat.Perawat itu meminta Karen untuk menunggu, karena dokter sedang menangani pasien lain.Hatinya sungguh tak karuan saat ini, setelah melihat tatapan mata suaminya.“Mungkim hanya perasaanku saja?” gumam Karen.Ia mengenyahkan semua pikiran buruk yang asa di kepalanya, lalu berjalan menuju kamar rawat suaminya.Tak berselang lama, dokter kembali datan
Read more
PREV
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status