Home / CEO / Kembalinya Istri Kaya sang CEO / Bab 54 Diaz Mengalami Kecelakaan

Share

Bab 54 Diaz Mengalami Kecelakaan

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Prank!

Gelas yang berada di tangan Karen melesat jatuh ke lantai, hancur berkeping-keping. Mata wanita itu tidak fokus, dan detak jantungnya menjadi tak karuan.

“Astaga, Karen. Ada apa?” Arashi terlihat panik, bukan karena gelas yang pecah, melainkan melihat adiknya seperti orang linglung.

Karen tersadar lalu menggeleng lemah.

“Entahlah kak, sepertinya gelas itu licin, jadi terlepas dari genggaman, maafkan aku. Aku akan segera membersihkannya,” ucap Karen ragu-ragu.

Arashi menghentikan pergerakan adiknya yang akan mengambil sapu dan serok sampah. Kakaknya menyuruh Karen untuk pergi, ia yang akan membersihkan pecahan beling itu.

Arashi tidak ingin mengambil resiko tangan adiknya terkena pecahan kaca, karena terlihat jelas Karen sedang tidak fokus.

Karen yang masih haus kembali mengambil gelas yang baru lalu menuang air ke dalamnya, meminum air itu hingga habis. Perasaannya jauh lebih baik, sekelebat pikiran buruk silih berganti di kepalanya, seger
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 55 Kegelisahaan Yang Terjawab

    Seharian ini Karen tidak fokus, hatinya terlalu gelisah. Sejak keberangkatan sampai saat ini suaminya sama sekali tidak menghubugi, nomornya juga tidak aktif. “Perasaanku tidak enak, apa kamu baik-baik saja mas?” monolog Karen dalam hati.“Ada apa? Tubuhmu di sini tapi jiwamu entah di mana,” tanya Arash seraya menyentuh pundak adiknya, karena sejak tadi tidak ada respon ketika ia memanggil.Karen terkesiap, lalu berkata, “Entahlah kak, aku hanya merasa gelisah.”“Apa suamimu belum memberi kabar?” Karen hanya mengangguk lemah.“Ayo!” ajak Arashi. Wanita itu hanya memandang bingung ke arah kakaknya. Seakan tahu kebingungan adiknya, Arashi mengetuk-ngetuk jam tangannya. Karen melihat jam di ponselnya, sudah waktunya pulang. Ia juga harus menjemput Ken, Karen mengusap pelan wajahnya.Arashi hanya bisa menggelengkan kepala, heran.Di sepanjang wanita itu hanya memejamkan mata tapi tidak bisa tidur. Hal yang kurang lebih sama juga dialami oleh Ken

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 56 Berkumpul Dengan Keluarga

    “Aku ingin membuat 1000 bangau kertas untuk daddy, mom.” Ucap Ken setelah beberapa lama bocah itu terdiam. Karen nampak berpikir, “Untuk apa, sayang?” tanya Karen. “Katanya dengan membuat 1000 bangau dari kertas origami bisa mengabulkan semua permintaan, aku akan minta kesembuhan untuk daddy,” jawab Ken polos. Karen tersenyum lantas mengusap puncak kepala anaknya. “Daddy pasti akan senang,” lirih Karen. Bandara Soekarno Hatta Karen, Ken, dan Arashi telah sampai di Jakarta. Mereka sedang menuju ke area penjemputan, dari kejauhan nampak seorang wanita tak henti-hentinya melambaikan tangan ke arah mereka. Ratna—ibu kandung Arashi. “Arashi!” seru Ratna lalu memeluk erat anaknya. Ratna memegang kedua pipi Arashi, matanya tampak berkaca-kaca. Wanita itu pastilah sangat rindu dengan anak kandungnya. “Mami, apa kabar?” tanya Arashi. “Kabar baik, Ras. Mami sangat merindukanmu.” Pertemuan itu sangat mengharukan, Ratna bahkan sampai menitikan air mata. Usai melepas rindu dengan anakny

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 57 Menjenguk Diaz

    Dalam perjalanana menuju rumah sakit Ken terus berceloteh, bocah cilik itu tak henti-hentinya memandangi hasil karyanya, bangau kertas warna-warni.“Tuhan, sembuhkan daddyku!” lirih hati Ken.Rain meminta untuk tetap menunggu di mobil saat mereka sudah berada di parkiran. Dari dalam mobil Arashi bertugas mengawasi mertua Karen, memastikan mereka sudah benar-benar pergi meninggalkan rumah sakit.Bergegas Rain keluar dan menuju lantai dimana Diaz di rawat. Meninta kedua orang tua itu untuk pulang, mengingat Yunita yang sudah dari pagi berjaga.Hari ini Rain sengaja bertukar posisi dangan Ellen, tanpa wanita itu curiga sedikipun.Dengan hati tak karuan, Karen menggandeng Ken memasuki ruang tempat Diaz dirawat. Hatinya seperti diiris-iris melihat kondisi sang suami penuh dengan alat bantu.Si kecil Ken menatap sang ayah lalu melihat ke ayah ibunya.“Hai, mas. Apa kabar? Apa kamu tak merindukanku? Hingga aku harus datang kemari?”Si kecil Ken juga

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 58 Perkara Bangau Kertas

    Karen mencoba tetap tenang, ia terus melangkah, seakan tidak terpengaruh dengan panggilan Yunita. “Hei, kamu tuli?” teriak Yunita.Yunita mengejar Karen, sayangnya Yunita tidak dalam keadaan bisa berlari untuk bisa segera menyusul menantunya.“Hei, tunggu!” teriak Yunita lagi, wanita itu terseok-seok mengejar Karen.“Berhenti ku bilang.” Ucap Yunita lantang.“Ada apa ma?” suara Ellen memecahkan konsentrasi wanita paruh baya tersebut.“Wanita itu, Len. Kejar wanita itu,” perintah Yunita pada anaknya.Ellen memindahi lokasi yang ditunujk oleh ibunya. Sekelebat Ellen masih menangkap sosok Karen.“Wanita mana ma?” tanya Ellen yang tujuannya adalah mengalihkan perhatian ibunya. Ibu kandung Ellen itu meneliti setiap sudut lorong, mencari dimana wanita yang tadi dilihatnya. Nihil. Wanita Itu sudah tak terlihat lagi.“Ini semua gara-gara kamu Len. Mama tidak berhasil menangkap wanita tadi.” Yunita menyalahan anaknya.Seketika Ellen

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 59 Bertemu Dengan Mertua

    Setelah penjelasan yang cukup panjang dan menguras emosi antara Ellen dan Noah, akhirnya pria itu berlapang dada untuk menerima maksud baik dari orang-orang yang menyayanginya, serta keadaan yang menimpa ia dan kakaknya.Malam ini Yunita memutuskan untuk tidak pulang, wanita paruh baya itu nekat akan menunggu anaknya malam ini. Ia masih sangat penasaran siapa yang selalu meletakkan bangau kertas setiap hari di kamar rawat anaknya. Ia juga penasaran wanita yang ia lihat tadi lagi, berharap akan muncul lagi.Sedang di kediaman Wijaya Karen dan Ken harus pasrah tidak bisa menjenguk Diaz. Bocah cilik itu memandangi rangkaian bangau kertasnya.“Maaf dad, malam ini aku tidak bisa datang menjengukmu,” batin Ken.“Aku akan menemui mama Yunita,” ucap Karen tiba-tiba. Membuat seluruh mata tertuju padanya.Adinata tidak melarang sama sekali, keberadaan anak dan cucunya memang harus mereka ketahui. Terutama Ken, keluarga Pradana berhak tahu tentang anak itu.Biar b

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 60 Pertengkaran Dua Keluarga

    Karen tak henti-hentinya bersyukur suaminya telah sadar setelah sepuluh hari berada di ruang ICU. Kondisinya masih lemah, alat bantu masih melekat di tubuh Diaz.Karen segera menyapa sang suami. Entah mengapa Diaz menunjukkan raut wajah yang tak bersahabat. Nampak jelas dari sorot matanya.Pria itu bergeming, memindai seluruh ruangan lalu mencoba mengingat apa yang terjadi tapi kepalanya terasa sangat sakit.“Aku akan panggilkan dokter,” beo Karen lalu menuju ke meja perawat untuk memanggil dokter.“Sus, sepertinya suami saya butuh penanganan. Mungkin kepalanya sakit,” lapor Karen pada perawat.Perawat itu meminta Karen untuk menunggu, karena dokter sedang menangani pasien lain.Hatinya sungguh tak karuan saat ini, setelah melihat tatapan mata suaminya.“Mungkim hanya perasaanku saja?” gumam Karen.Ia mengenyahkan semua pikiran buruk yang asa di kepalanya, lalu berjalan menuju kamar rawat suaminya.Tak berselang lama, dokter kembali datan

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 61 Usaha Kenshin

    Senyum terbaik Karen menghiasi wajahnya saat menemui sang suami. Netra pria itu menatap ke arah Karen dan Ken.Beberapa alat bantu masih menempel di tubuhnya.“Siapa lagi anak kecil ini,” batin Diaz.“Kenapa dia manggilku dad?” imbuh Diaz.“Hai dad. Aku hanya ingin menyapamu sebentar, dad. Aku bawakan ini,” ucap bocah cilik itu dengan ceria.Ken mengeluarkan rangkaian bangau kertas yang berada di dalam paper bag.Beruntung Diaz tidak kehilangan memori kemampuan bahasa Jepang-nya, jadi pria itu paham apa yang dikatak oleh anaknya.“Aku tahu daddy tidak mengingatku dan mom, tapi daddy tenang saja. Kami akan membantu daddy mengingat kami kembali,” ucap Ken.“Perkenalkan namaku, Kenshin Takahashi. Aku adalah anak kandungmu. Bukankah kita sangat mirip dad?” Ken yang cerdas memperkenalkan diri, agar sang ayah mengingat namanya.“Nah, kalau wanita cantik ini adalah ibu kandungku. Namanya adalah Karen Esme.”Ucap Ken memperkenalkan san

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 62 Bersitegang Dengan Ibu Mertua

    Ibu dan anak itu meninggalkan Diaz, dengan Ken masih terus mengingatkan ayahnya tentang hal kedua yang harus pria itu ingat.Diaz merasa sedikit kesal dengan kelakuan anaknya, namun pria itu juga gemas dengan balita yang berwajah mirip dengannya. Terlebih tingkahnya yang sudah seperti anak remaja.Diaz menggeleng pelan setiap mengingat celotehan Ken. Sekelebat tampak dalam ingatan Diaz kenangan saat ia melipat kertas origami, entah dengan siapa. Kepalanya kembali berdenyut.Sepertinya dia memang harus mengikuti kata istrinya untuk tidak memaksakan diri.“Apa benar dia anakku? Aku dan wanita itu sudah menikah? Lalu mengapa mama berkata kalau aku belum menikah dan baru bertunangan dengan seorang wanita? Siapa wanita itu? Anna? Sepertinya tidak mungkin. Ini terlalu janggal, kepalaku sakit,” monolog Diaz.Suara Yunita menghentikan langkah Karen. Ibu satu anak itu tetap terlihat tenang meski nada bicara mertuanya tidak mengenakkan.“Aku hanya ingin menjenguk

Latest chapter

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 173 Selamat Tinggal Masa Lalu (End)

    Bandara International Soekarno-Hatta"Kamu benar-benar tak akan menunggu keponakanmu lahir, Len?" tanya Karen pada saudari iparnya.Ellen telah memutuskan untuk menenangkan diri keluar Negeri. Dengan bantuan Rain dia pergi ke Jepang dan menutup semua gerai butik miliknya.Dia akan menata hidup baru di sana, sendirian. Meninggalkan masa lalunya dan juga Glen. Berharap menemukan cinta sejatinya di sana.Ellen akan tinggal di mansion milik Karen. Sejak Arashi menikah, mansion itu benar-benar tak ada yang menggunakan.Ellen tersenyum, "Maafkan aku, Ren. Kamu bisa memberiku fotonya kelak jika dia sudah lahir, aku akan sangat menantikannya.""Hai, Sayang. Sepertinya Tante tidak bisa langsung menemuimu saat kamu lahir nanti, sampai jumps," ucap Ellen seraya membelai perut Karen.Sedangkan Yunita sudah berurai air mata, anak perempuan semata wayangnya akan pergi meninggalkannya, hal yang tak pernah terpikirkan sama sekali di benaknya."Mama jangan menangis, a

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 172 Penjelasan

    Hari telah berganti, Glen datang ke kediaman Pradana bersama keluarganya, Lestari, Rose, dan kakak iparnya.Glen harus melakukan itu karena dia sudah terikat janji pada Ellen. Hanya Henry dan Noah yang datang menyambut mereka."Jadi apa yang ingin kalian bicarakan hingga datang beramai-ramai?" tanya Henry dengan menahan amarah.Glen dengan berani mengucapkan permintaan maaf pada keluarga besar Pradana, dia juga meminta kesempatan untuk dipertemukan dengan Ellen.Tapi dengan tegas Henry menolak."Tidak ada yang perlu kamu jelaskan pada anakku, semuanya sudah jelas. Jika kalian sudah tak ada lagi yang ingin dibicarakan silakan tinggalkan rumah ini.""Tuan, Henry. Saya mohon, tolong berikan saya kesempatan untuk menemui Ellen," Glen memohon."Untuk apa? Untuk lebih menyakiti hatinya lebih dalam lagi?" bentak Henry.Glen terus berusaha menjelaskan semua yang terjadi, dia juga berjanji akan segera mengusut kasus ini.Dari dalam, Ellen menangis dal

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 171 Glen Dijebak

    [Di, kamu sakit? Kenapa tidak bicara sama Mbak?]Pesan tersebut dikirim oleh Rose kakak Glen.[Iya, Mbak. Cuma meriang saja, tak perlu khawatir.]Diana memang sengaja mengatakan dia sedang sakit pada Glen, karena tahu Rose sedang berkunjung kerumahnya, kemungkinan pria itu akan mengatakannya pada sang kakak. Dan benar dugaannya. Rose tak akan tega membiarkan Diana dalam keadaan sakit, maka dia akan memanfaatkan keadaan ini.[Glen sedang menuju kesana, tapi Mbak lupa mau bawakan sop kesukaanmu. Mbak susul saja.][Aassiikkk! Diana tunggu ya, Mbak.] Diana tak perlu repot-repot memancing Rose untuk datang.Diana menyeringai, dia melihat benda yang beberapa waktu lalu dia beli dengan susah payah.Tak berselang lama Glen sampai di Kos Diana. Wanita itu mempersilakan Glen untuk masuk dan menawari pria itu teh manis yang telah dia beri obat penenang yang juga berfungsi sebagai obat tidur.Diana jelas tahu apa yang akan Glen katakan, dia tak mau itu

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 170 Menemui Diana

    Ellen mengerjapkan mata, bingung, tentu saja wanita itu bingung, ini terlalu mendadak untuknya. Diaz, Ellen, dan Noah menatap Tak percaya ke arah Rain.Sedangkan Glen, hatinya sudah tak karuan mendengar pernyataan Rain. 'Sejak kapan mereka berdua sedekat itu?' batin Glen.Isi kepalanya penuh dengan banyak pertanyaan."Kenapa diam saja? Kamu tak ingin menjawabnya sekarang?" desak Rain. Mata pria itu menatap intens pada Ellen.Duukk! Rain menendang kaki Ellen dengan pelan. Ellen sedikit meringis.Ellen mulai membuka mulut hendak menjawab pertanyaan Rain."Jangan dijawab, ayo kita pergi," ucap Glen, lantas berjalan ke arah Ellen."Bayaranku sangat Mahal, Nona," bisik Rain. Sesaat sebelum Glen meraih tangan Ellen dan mengajak wanita itu pergi.Sontak Ellen melongo dengan kejadian barusan.Duukkk!!Karen menendang tulang kering Rain dengan kencang."Karen!" pekik Rain."Jangan mempermainkan perasaan orang, dasar bocah na

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 169 Pernyataan Mengejutkan

    Karen terbangun di subuh hari, wanita itu merasakan pergerakan yang luar biasa pada anak di dalam perutnya. Karen mendesis merasakan sakit dan tidak nyaman di bagian perut, pinggul, bahkan dadanya terasa sesak.Perlahan-lahan dia mulai membangunkanmu tubuhnya.Seiring bertambahnya usia kandungan, Karen mulai kesulitan tidur dan belum lagi terganggu dengan frekuensi buang air kecil yang semakin sering.Merasakan ada pergerakan di sebelahnya Diaz pun ikut terbangun. Dia benar-benar menjadi suami siaga untuk Karen."Ada apa, Sayang? Apa yang kamu rasakan?" tanya Diaz pada istrinya."Tidak apa-apa, Mas. Orang hamil memang seperti ini, kamu tak perlu khawatir," ucap Karen menenangkan suaminya.Diaz ikut meringis saat melihat istrinya seperti kesakitan."Apa sudah mau melahiran?" Karen menggeleng."Pinggangku sakit, perutku mulai kencang-kencang."Diaz menyentuh perut istrinya, benar saja perut Karen terasa keras."Nak, apa kamu merasa sesak di

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 168 Memiliki Rasa yang Sama

    Ellen termenung di pinggir jendela, pikirannya jauh menerawang entah kenapa. Jatuh cinta pada Glen ternyata sesakit itu, jika tahu akan seperti itu Ellen lebih memilih orang lain untuk melabuhkan cintanya.Beberapa kali Ellen menarik nafas panjang, tapi tak juga menghilangkan sesak di dadanya.Mungkinkah dia akan bertahan dalam kisah ini? Atau menyerah begitu saja?Makanan yang tadi dibawa oleh Glen pun masih teronggok di tempatnya, tanpa tersentuh sedikitpun. Kacau, hatinya benar-benar kacau.Ellen kembali duduk di sofa, memandang bunga lili yang tak lagi spesial untuknya. Terdengar denting suara notifikasi pesan di handphonenya.Ellen mengintip siapa gerangan yang mengirim pesan. Glen, pria itu mengabarkan jika dia tak kembali ke butik, Hal yang sudah Ellen perkirakan sebelumnya.Ellen meletakkan kembali handphonenya tanpa sedikitpun ingin membuka pesan tersebut. Dia butuh waktu untuk menata hati.Ditengah keseriusannya mengerjakan beberapa desain untuk

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 167 Gagal

    Diana yang berada di dekat kantor Glen sengaja ingin menemui pria itu, walau  Glen sudah mengatakan jika siang ini ada acara. Siapa tahu Diana beruntung bisa bertemu dengan pria itu. Setidaknya hanya melihat wajah dan sekedar menyapanya saja Diana sudah senang.Pucuk dicinta ulam pun tiba, pria idamannya terlihat keluar dari lobi. Pria itu tampak semringah, ekspresi yang tak pernah diperlihatkan semenjak pertemuan pertama mereka. Diana mengurungkan niat untuk sekedar memanggil Glen.Melihat Glen yang berjalan menuju mobilnya, entah mengapa Diana ingin sekali mengikuti kemana perginya pria itu. Dia pun segera mencari tukang ojek pangkalan untuk mengikuti Glen.Beruntung Glen masih bisa dikejar. Pertama Glen berhenti di sebuah restoran cepat saji dan keluar dengan kantong plastik besar di tangan kirinya, lagi-lagi pria itu tak berhenti tersenyum, membuat hati Diana semakin resah.Tak hanya itu, pria itu kemudian mampir ke sebuah toko kue, yang terakhir berhenti di toko

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 166 Saling Merindu

    Glen terkejut sekaligus senang menerima pesan chat di handphonenya, pria itu reflek berdiri dari duduknya, tanpa sadar pria itu bersorak dan berjingkrak-jingkrak layaknya anak kecil yang mendapatkan hadiah yang sangat dia inginkan.[Besok siang datanglah ke butik, Bang!] Isi pesan tersebut. Pesan dari Ellen Pradana.[Baik, tuan putri. Dengan senang hati hamba akan datang ke sana. Apakah tuan putri ingin makan sesuatu, dengan senang hati akan hamba bawakan.] Balas Glen dengan semringah.Begitu pula dengan wanita di seberang tak kalah senangnya mendapat balasan dan juga panggilan yang menurutnya spesial.Sampai rasanya Ellen ingin koprol dan berguling-guling taking senangnya, dia perlu menormalkan detak jantung lebih dulu sebelum membalas pesan tersebut.Resah menunggu balasan pesan dari Ellen, Glen pun mengetuk-ngetuk mejanya dengan pulpen kesayangannya–gelisah.Glen merasa lega akhirnya Ellen mau menemuinya, walau tak tahu apa yang akan dibicarakan oleh gadis

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 165 Lampu Hijau dari Yunita

    "Ellen Pradana!" seru Yunita dengan menatap tajam pada anaknya, lalu berpindah menatap Glen.Sontak Glen langsung melepaskan pegangan tangannya pada Ellen."Apa-apaan kalian ini?" Yunita mengintrogasi keduanya.Glen nampak salah tingkah, dia tak bisa mencari alasan yang tepat."Memangnya ada apa dengan kami, Ma?"Ellen bertanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengannya dan Glen. Ellen memanfaatkan kedatangan ibunya until menghindariku dari pria itu, dia lantas menggandeng Yunita dan mengajaknya berkeliling sekedar mengambil makan dan menyapa tamu.Pukul 2.00 siang semua sudah selesai. Karen pun sudah kembali ke kediaman Wijaya.Mungkin karena perutnya semakin membesar, Karen merasa lebih cepat lelah."Apa kamu lelah, Sayang?"Diaz memijat bahu istrinya, pria itu semakin perhatian semenjak perut Karen semakin membuncit."Mas, berhentilah, aku tahu kamu juga lelah."Diaz tak mendengarkan kata-kata istrinya. Setelah selesai memberi pijatan,

DMCA.com Protection Status