Home / CEO / Kembalinya Istri Kaya sang CEO / Bab 46 Curahan Hati Anna

Share

Bab 46 Curahan Hati Anna

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Selamat dan sukses untuk peluncuran produk barunya tuan dan nyonya Kobayashi.” Karen dan Arashi menyapa pemilik acara.

Wanita paruh baya itu tak henti-hentinya memuji dan menepuk-nepuk punggung tangan Karen.

“Apa kau benar-benar tidak mau menjadi menantuku?” tanya nyonya Kobayashi pada Karen.

Diaz yang mendengar pertanyaan dari wanita paruh baya itu terbatuk. Arashi hanya melirik sekilas pada adik iparnya itu.

“Nyonya masih saja suka menggoda saya,” balas Karen.

“Sudahlah, sayang. Kau jangan menggoda nona Karen,” ucap tuan Kobayashi.

Setelah sedikit berbincang dengan sepasang paruh baya itu, Karen menyapa yang lain, termasuk suaminya.

“Salamat tuan Diaz Pradana, semoga semakin sukses.”

“Terima kasih, nona Karen Esme. Semua berkat Anda.”

Diaz mengerlikan sebelah matanya lalu meraih tangan sang istri, kemudian mencium punggung tangan Karen. Banyak mata yang menangkap hal tersebut.

“Anda terlalu memuji tuan Diaz.”

“Selamat menikm
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 47 Diam-diam Melindungi Anna

    Anna terdiam, tak langsung menjawab pertanyaan dari Diaz. Suara keramaian pusat perbelanjaan yang menyamarkan keheningan di antara mereka berdua. “Menurutmu aku harus bagaimana, Yaz?” tanya Anna frustasi. “Kau yakin akan mendengarkan opiniku?” “Entahlah, setidaknya aku ingin kamu mendukungku, walau hanya sekali.” Tak dapat di pungkiri curahan hati Anna cukup membuatnya seperti dihujam anak panah tepat di jantung. Karena keegoisannya semua terkena imbasnya. Selama ini Diaz tahu semua kesulitan Anna, apa yang terjadi dengan wanita tak pernah luput dari pengawasannya. Diaz selalu menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan Anna, termasuk saat detik-detik kehancuran wanita itu. Beruntung pria itu berhasil. Jelas semua itu tanpa sepengetahuan Anna. Bukan apa-apa, semua itu Diaz lakukan hanya sebagai bentuk pertanggungjawabanya kepada Anna yang secara tidak langsung ikut terjerumus dalam masalah yang ia timbulkan. Selama ini, Diaz sengaja menjauh dari Anna, ia tidak ingin wanita itu

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 48 Menginap

    “Oh, tidak apa-apa, Yaz. Semuanya sudah aman terkendali, aku tadi sempat tergelincir. Salju cukup tebal menyelimuti jalan di beberapa lokasi,” tutur Glen.Karen melihat perubahan mimik wajah Diaz yang berubah khawatir. “Ada apa mas?” tanya Karen.Diaz belum manjawab, ia melanjutkan percakapannya dengan Glen.“Dimana lokasimu aku akan menyusul?”“Tidak perlu Yaz, aku sudah dalam perjalanan mungkin 10 menit lagi aku akan sampai.”Setelah menutup panggilan, Karen menatap Diaz penuh tanya. Pria itu pun menjelaskan apa yang terjadi.Benar saja, tak berselang lama Glen sampai di mansion. Si kecil Ken menyambut dengan gembira walau setengah mengomel karen pria itu tak kunjung datang, tanpa tahu ada kejadian yang tak terduga yang terjadi padanya.Tak ada yang membahas apa pun setelah mereka berada di meja makan. Yang ada hanya memakan semua daging yang sudah di panggang oleh Arashi.Setelah kenyang dan mengantuk, Ken mulai merengek padab Arashi untuk menemaninya tidur, dan membacaka

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 49 Malam Panas Penuh Gairah

    Suara itu terdengar sangat seksi di telinga Diaz. Membuat jiwa pria itu menginginkan lebih. Siapa yang tidak tergoda melihat tubuh indah wanita yang berstatus sebagai istrinya itu. Terlebih lagi mereka hanya berdua di dalam kamar yang temaram dan aroma terapi yang menyejukkan jiwa. “Ah, Karen Esme, kamu memang wanita penggoda, lihatlah aku bahkan tak bisa berkutik di depanmu.” jerit hati Diaz. Istrinya memang selalu pandai membuatnya mabuk kepayang. Netra mereka bersitatap saling memuja. Hasrat dalam diri Diaz mulai tergoda. Jiwa gersangnya rindu akan kesejukkan. “Karen Esme, maukah kamu melewati malam panas ini denganku?” tanya Diaz. Lebih baik ia menyakan terlebih dulu kesediaan sang istri sebelum bertindak terlalu jauh. Meski jiwanya meronta, ia tidak ingin memaksa. Kerelaan hati adalah hal utama, agar mereka tak ada yang terluka. Tak ada jawaban dari Karen, ia hanya menatap suaminya dengan sesekali berkedip dan tersenyum menggoda. “Aku anggap kamu setuju,” ucap Diaz. Pria

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 50 Menuntaskan Hasrat

    Karen memandang wajah tampan suami, lalu tersenyum semanis mungkin. Kemudian mendekatinya dan menghadiahi suaminya itu cubitan maut di pinggang. Diaz reflek mengaduh kesakitan. “Karen Esme!” Pekik Diaz, geram. Karen malah menjulur lidahnya seperti anak kecil. “Berani kamunya.” Diaz mengangkat tubuh Karen, wanita itu tak berhenti berteriak meminta suaminya untuk menurunkannya. “Akan ku turunkan di ranjang,” balas Diaz seraya melangkah menuju kamar, lalu mengunci pintu. “Gila, Diaz benar-benar gila,” batin Karen. Walau pun hatinya terus memaki suaminya, tapi tubuhnya tak mampu menolak pesona seorang Diaz Pradana. “Terima kasih, sayang.” Diaz mengecup kening sang istri. Karen Esme telah menjadi candu bagi Diaz Pradana. Diaz dan Glen mengantar Karen ke kantornya. Untuk pertama kalinya Karen datang ke kantor dengan kondisi tidak bertenaga. Beruntung ada di dunia ini ada yang namanya make up. Dengan benda-benda tersebut Karen berhasil menyamarkan kekurangan pada wajahnya, seperti

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 51 Kekesalan Yunita Pada Diaz

    Diaz menghela nafas untuk mengurangi sesak dalam dadanya. Ia bahkan tak bisa mendefinisikan rasa yang berkecamuk dalam hatinya. Pria itu menyugar rambutnya dengan kasar.Ingin terus membatah ucapan wanita paruh baya itu, tapi ia tidak bisa melakukannya. Mau bagaimanapun ibu tiga anak itu adalah ibu kandungnya, seburuk apapun perilaku sang ibu.Terlebih Yunita sekarang sangat rapuh, baik fisik maupun jiwanya. Sekarang ini mengalah adalah jalan yang tepat, ia tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.Diaz memilih memutus panggilan secara sepihak. Bertemu secara langsung saja sulit untuk bisa berbicara dengan baik, apalagi melalui sambungan telepon, tidak akan pernah menemukan penyelesaian, justru semakin runyam. Diaz mengerang kesal.“Saranku segera selesaikan semuanya, Yaz, jangan menunggu waktu yang tepat. Jangan berlarut-larut semakin lama kamu menyelesaikannya, semakin timbul masalah baru. Karena kalau tidak dimulai tak akan pernah selesai.”“Li

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 52 Aku Titip Istri Dan Anakku, Arashi

    Karen yang merasakan tubuhnya letih dan mengantuk memilih menyandarkan tubuhnya di jok mobil yang baru saja ia setting lebih rendah. Wanita itu pun memejamkan mata.“Mom kamu tidur kah?” tanya Ken, yang tak mendengar ibunya menanggapi celotehannya. Karen pun hanya berdehem pelan.“Mom, handphonenya berdering,” seru Ken beberapa saat kemudian. Ia mendengar suara khas nasa dering milik Karen. Karena tas ibunya itu di letakkan di jok belakang di samping Ken duduk.“Siapa yang menelepon?” tanya Karen dengan suara yang sudah setengah tidur.“Dad, mom,” jawab Ken.“Angkatlah, sayang. Mom ngantuk sekali,” Bocah cilik itu mengatakan tidak mau mengangkat panggilan tersebut. Ternyata Ke masih sebal dengan kejadian tadi pagi. Gara-gara ayahnya, ia harus sarapan dan berangkat sekolah tanpa sang ibu.Mendengar ucapan anaknya, seketika mata yang mulai terlelap itu langsung melek.Anaknya itu sungguh pintar jika mengingat kesalahan orang lain sama persis seperti ayah kandungnya.Karen m

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 53 Pamit

    Alarm Karen berbunyi mengelitik telinga. Semalam ia sengaja menyalakan alarm tersebut. Niat hati ingin bangun lebih pagi dan membuat sarapan. Ia tak ingin terus-terusan mengandalkan sang kakak, karena cepat atau lambat ibu satu anak itu akan kembali menjadi seorang istri.Ia pun melenguh, tubuhnya terasa berat.“Apa aku tindihan?” pikir Karen.Perlahan wanita itu membuka mata, melihat seluruh ruangan. Dalam cahaya yang temaram netra Karen menangkap sosok yang berbaring di sampingnya. Kaget.“Aaaaaaa.” Karen berteriak sejadinya lalu mendorong kuat sang suami, nyaris saja Diaz terjatuh.“Astaga, kenapa tenagamu kuat sekali, telingaku bisa tuli gara-gara suaramu,” ucap Diaz serak, khas bangun tidur.Meski begitu pria itu tetap memejamkan mata, lalu mengeser tubuhnya mendekat ke arah sang istri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya karen yang masih menetralkan detak jantungnya karena kaget.“Apa salahnya aku di kamar istriku sendiri?” Diaz memeluk pinggang sang istri.“Setidaknya ka

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 54 Diaz Mengalami Kecelakaan

    Prank!Gelas yang berada di tangan Karen melesat jatuh ke lantai, hancur berkeping-keping. Mata wanita itu tidak fokus, dan detak jantungnya menjadi tak karuan.“Astaga, Karen. Ada apa?” Arashi terlihat panik, bukan karena gelas yang pecah, melainkan melihat adiknya seperti orang linglung.Karen tersadar lalu menggeleng lemah.“Entahlah kak, sepertinya gelas itu licin, jadi terlepas dari genggaman, maafkan aku. Aku akan segera membersihkannya,” ucap Karen ragu-ragu.Arashi menghentikan pergerakan adiknya yang akan mengambil sapu dan serok sampah. Kakaknya menyuruh Karen untuk pergi, ia yang akan membersihkan pecahan beling itu.Arashi tidak ingin mengambil resiko tangan adiknya terkena pecahan kaca, karena terlihat jelas Karen sedang tidak fokus.Karen yang masih haus kembali mengambil gelas yang baru lalu menuang air ke dalamnya, meminum air itu hingga habis. Perasaannya jauh lebih baik, sekelebat pikiran buruk silih berganti di kepalanya, seger

Latest chapter

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 173 Selamat Tinggal Masa Lalu (End)

    Bandara International Soekarno-Hatta"Kamu benar-benar tak akan menunggu keponakanmu lahir, Len?" tanya Karen pada saudari iparnya.Ellen telah memutuskan untuk menenangkan diri keluar Negeri. Dengan bantuan Rain dia pergi ke Jepang dan menutup semua gerai butik miliknya.Dia akan menata hidup baru di sana, sendirian. Meninggalkan masa lalunya dan juga Glen. Berharap menemukan cinta sejatinya di sana.Ellen akan tinggal di mansion milik Karen. Sejak Arashi menikah, mansion itu benar-benar tak ada yang menggunakan.Ellen tersenyum, "Maafkan aku, Ren. Kamu bisa memberiku fotonya kelak jika dia sudah lahir, aku akan sangat menantikannya.""Hai, Sayang. Sepertinya Tante tidak bisa langsung menemuimu saat kamu lahir nanti, sampai jumps," ucap Ellen seraya membelai perut Karen.Sedangkan Yunita sudah berurai air mata, anak perempuan semata wayangnya akan pergi meninggalkannya, hal yang tak pernah terpikirkan sama sekali di benaknya."Mama jangan menangis, a

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 172 Penjelasan

    Hari telah berganti, Glen datang ke kediaman Pradana bersama keluarganya, Lestari, Rose, dan kakak iparnya.Glen harus melakukan itu karena dia sudah terikat janji pada Ellen. Hanya Henry dan Noah yang datang menyambut mereka."Jadi apa yang ingin kalian bicarakan hingga datang beramai-ramai?" tanya Henry dengan menahan amarah.Glen dengan berani mengucapkan permintaan maaf pada keluarga besar Pradana, dia juga meminta kesempatan untuk dipertemukan dengan Ellen.Tapi dengan tegas Henry menolak."Tidak ada yang perlu kamu jelaskan pada anakku, semuanya sudah jelas. Jika kalian sudah tak ada lagi yang ingin dibicarakan silakan tinggalkan rumah ini.""Tuan, Henry. Saya mohon, tolong berikan saya kesempatan untuk menemui Ellen," Glen memohon."Untuk apa? Untuk lebih menyakiti hatinya lebih dalam lagi?" bentak Henry.Glen terus berusaha menjelaskan semua yang terjadi, dia juga berjanji akan segera mengusut kasus ini.Dari dalam, Ellen menangis dal

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 171 Glen Dijebak

    [Di, kamu sakit? Kenapa tidak bicara sama Mbak?]Pesan tersebut dikirim oleh Rose kakak Glen.[Iya, Mbak. Cuma meriang saja, tak perlu khawatir.]Diana memang sengaja mengatakan dia sedang sakit pada Glen, karena tahu Rose sedang berkunjung kerumahnya, kemungkinan pria itu akan mengatakannya pada sang kakak. Dan benar dugaannya. Rose tak akan tega membiarkan Diana dalam keadaan sakit, maka dia akan memanfaatkan keadaan ini.[Glen sedang menuju kesana, tapi Mbak lupa mau bawakan sop kesukaanmu. Mbak susul saja.][Aassiikkk! Diana tunggu ya, Mbak.] Diana tak perlu repot-repot memancing Rose untuk datang.Diana menyeringai, dia melihat benda yang beberapa waktu lalu dia beli dengan susah payah.Tak berselang lama Glen sampai di Kos Diana. Wanita itu mempersilakan Glen untuk masuk dan menawari pria itu teh manis yang telah dia beri obat penenang yang juga berfungsi sebagai obat tidur.Diana jelas tahu apa yang akan Glen katakan, dia tak mau itu

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 170 Menemui Diana

    Ellen mengerjapkan mata, bingung, tentu saja wanita itu bingung, ini terlalu mendadak untuknya. Diaz, Ellen, dan Noah menatap Tak percaya ke arah Rain.Sedangkan Glen, hatinya sudah tak karuan mendengar pernyataan Rain. 'Sejak kapan mereka berdua sedekat itu?' batin Glen.Isi kepalanya penuh dengan banyak pertanyaan."Kenapa diam saja? Kamu tak ingin menjawabnya sekarang?" desak Rain. Mata pria itu menatap intens pada Ellen.Duukk! Rain menendang kaki Ellen dengan pelan. Ellen sedikit meringis.Ellen mulai membuka mulut hendak menjawab pertanyaan Rain."Jangan dijawab, ayo kita pergi," ucap Glen, lantas berjalan ke arah Ellen."Bayaranku sangat Mahal, Nona," bisik Rain. Sesaat sebelum Glen meraih tangan Ellen dan mengajak wanita itu pergi.Sontak Ellen melongo dengan kejadian barusan.Duukkk!!Karen menendang tulang kering Rain dengan kencang."Karen!" pekik Rain."Jangan mempermainkan perasaan orang, dasar bocah na

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 169 Pernyataan Mengejutkan

    Karen terbangun di subuh hari, wanita itu merasakan pergerakan yang luar biasa pada anak di dalam perutnya. Karen mendesis merasakan sakit dan tidak nyaman di bagian perut, pinggul, bahkan dadanya terasa sesak.Perlahan-lahan dia mulai membangunkanmu tubuhnya.Seiring bertambahnya usia kandungan, Karen mulai kesulitan tidur dan belum lagi terganggu dengan frekuensi buang air kecil yang semakin sering.Merasakan ada pergerakan di sebelahnya Diaz pun ikut terbangun. Dia benar-benar menjadi suami siaga untuk Karen."Ada apa, Sayang? Apa yang kamu rasakan?" tanya Diaz pada istrinya."Tidak apa-apa, Mas. Orang hamil memang seperti ini, kamu tak perlu khawatir," ucap Karen menenangkan suaminya.Diaz ikut meringis saat melihat istrinya seperti kesakitan."Apa sudah mau melahiran?" Karen menggeleng."Pinggangku sakit, perutku mulai kencang-kencang."Diaz menyentuh perut istrinya, benar saja perut Karen terasa keras."Nak, apa kamu merasa sesak di

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 168 Memiliki Rasa yang Sama

    Ellen termenung di pinggir jendela, pikirannya jauh menerawang entah kenapa. Jatuh cinta pada Glen ternyata sesakit itu, jika tahu akan seperti itu Ellen lebih memilih orang lain untuk melabuhkan cintanya.Beberapa kali Ellen menarik nafas panjang, tapi tak juga menghilangkan sesak di dadanya.Mungkinkah dia akan bertahan dalam kisah ini? Atau menyerah begitu saja?Makanan yang tadi dibawa oleh Glen pun masih teronggok di tempatnya, tanpa tersentuh sedikitpun. Kacau, hatinya benar-benar kacau.Ellen kembali duduk di sofa, memandang bunga lili yang tak lagi spesial untuknya. Terdengar denting suara notifikasi pesan di handphonenya.Ellen mengintip siapa gerangan yang mengirim pesan. Glen, pria itu mengabarkan jika dia tak kembali ke butik, Hal yang sudah Ellen perkirakan sebelumnya.Ellen meletakkan kembali handphonenya tanpa sedikitpun ingin membuka pesan tersebut. Dia butuh waktu untuk menata hati.Ditengah keseriusannya mengerjakan beberapa desain untuk

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 167 Gagal

    Diana yang berada di dekat kantor Glen sengaja ingin menemui pria itu, walau  Glen sudah mengatakan jika siang ini ada acara. Siapa tahu Diana beruntung bisa bertemu dengan pria itu. Setidaknya hanya melihat wajah dan sekedar menyapanya saja Diana sudah senang.Pucuk dicinta ulam pun tiba, pria idamannya terlihat keluar dari lobi. Pria itu tampak semringah, ekspresi yang tak pernah diperlihatkan semenjak pertemuan pertama mereka. Diana mengurungkan niat untuk sekedar memanggil Glen.Melihat Glen yang berjalan menuju mobilnya, entah mengapa Diana ingin sekali mengikuti kemana perginya pria itu. Dia pun segera mencari tukang ojek pangkalan untuk mengikuti Glen.Beruntung Glen masih bisa dikejar. Pertama Glen berhenti di sebuah restoran cepat saji dan keluar dengan kantong plastik besar di tangan kirinya, lagi-lagi pria itu tak berhenti tersenyum, membuat hati Diana semakin resah.Tak hanya itu, pria itu kemudian mampir ke sebuah toko kue, yang terakhir berhenti di toko

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 166 Saling Merindu

    Glen terkejut sekaligus senang menerima pesan chat di handphonenya, pria itu reflek berdiri dari duduknya, tanpa sadar pria itu bersorak dan berjingkrak-jingkrak layaknya anak kecil yang mendapatkan hadiah yang sangat dia inginkan.[Besok siang datanglah ke butik, Bang!] Isi pesan tersebut. Pesan dari Ellen Pradana.[Baik, tuan putri. Dengan senang hati hamba akan datang ke sana. Apakah tuan putri ingin makan sesuatu, dengan senang hati akan hamba bawakan.] Balas Glen dengan semringah.Begitu pula dengan wanita di seberang tak kalah senangnya mendapat balasan dan juga panggilan yang menurutnya spesial.Sampai rasanya Ellen ingin koprol dan berguling-guling taking senangnya, dia perlu menormalkan detak jantung lebih dulu sebelum membalas pesan tersebut.Resah menunggu balasan pesan dari Ellen, Glen pun mengetuk-ngetuk mejanya dengan pulpen kesayangannya–gelisah.Glen merasa lega akhirnya Ellen mau menemuinya, walau tak tahu apa yang akan dibicarakan oleh gadis

  • Kembalinya Istri Kaya sang CEO   Bab 165 Lampu Hijau dari Yunita

    "Ellen Pradana!" seru Yunita dengan menatap tajam pada anaknya, lalu berpindah menatap Glen.Sontak Glen langsung melepaskan pegangan tangannya pada Ellen."Apa-apaan kalian ini?" Yunita mengintrogasi keduanya.Glen nampak salah tingkah, dia tak bisa mencari alasan yang tepat."Memangnya ada apa dengan kami, Ma?"Ellen bertanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengannya dan Glen. Ellen memanfaatkan kedatangan ibunya until menghindariku dari pria itu, dia lantas menggandeng Yunita dan mengajaknya berkeliling sekedar mengambil makan dan menyapa tamu.Pukul 2.00 siang semua sudah selesai. Karen pun sudah kembali ke kediaman Wijaya.Mungkin karena perutnya semakin membesar, Karen merasa lebih cepat lelah."Apa kamu lelah, Sayang?"Diaz memijat bahu istrinya, pria itu semakin perhatian semenjak perut Karen semakin membuncit."Mas, berhentilah, aku tahu kamu juga lelah."Diaz tak mendengarkan kata-kata istrinya. Setelah selesai memberi pijatan,

DMCA.com Protection Status