Home / CEO / Kembalinya Istri Kaya sang CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kembalinya Istri Kaya sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30

173 Chapters

Bab 21 Hubungan yang Kembali Dingin

Paska pembicaraan malam itu, Karen dan Diaz bak orang asing. Meski setiap hari Diaz datang menemui Ken, keduanya tak benar-benar saling menyapa. Karen lebih banyak diam dan sibuk dengan dunianya. Sedangkan Diaz yang serba salah, tak tahu harus bagaimana menghadapi Karen. Ia hanya terus merutuki dirinya yang bodoh, karena tak langsung menyelesaikan pembicaraan malam itu. Pintu lift terbuka, dilihatnya Karen sedang asik dengan gawaynya di depan lift. Wanita itu sedang menunggu Diaz yang akan menjenguk Ken. Diaz mengetuk-ngetuk pintu kaca agar Karen tersadar. Wanita itu membuka pintu dengan wajah datar. “Ini, aku beri kartu akses lantai 5, agar kau tak perlu repot-repot menungguku menjemput ketika ingin menjenguk Ken.” Belum sempat Diaz berucap, Karen memutar tubuhnya lalu berjalan menuju ruangan Ken, tanpa berkata apa-apa lagi. Diaz memandang sinis pada Karen. Istrinya itu memang pandai mempermainkan emosinya. “Halo, son.” Sapa Diaz pada Ken, mebuat balita itu kegirangan. “Dadd
Read more

Bab 22 Jangan Menyakiti Mommy, Dad

Arashi kembali ke rumah sakit dengan membawa Japanese cheesecake kesukaan Karen.“Kenapa cepat sekali? Apa kakak tak sempat makan di sana?”Arashi mendengus, “Lihatlah sekarang jam berapa?”Karen melirik jam di poselnya lalu meringis jenaka.Arashi meletakkan kue yang ia bawa, membuat Karen tersenyum bahagia lalu memeluk erat sang kakak.“Lepaskan, kamu pikir kamu anak kecil bertingkah seperti itu!” gerutu Arashi.Arashi membeli kue tersebut untuk mengembalikan suasana hati Karen.Bagaimana suasana hati Karen, sangat berpengaruh bagi Ken. Anak itu sangat peka terhadap kondisi ibunya.“Sayang tadi kamu tak ikut, ada kejutan untukmu.”Ucap Arashi sembari mengambil kue yang baru saja dipotong oleh Karen. Si pemilik pun mengomel, Arashi hanya tertawa.“Kamu tidak penasaran?” tanya Arashi.“Aku tidak tertarik kalau itu tentang Himura,” jawab Karen acuh tak acuh.Arashi terkekeh.“Kamu masih saja mengabaikan putra tunggal ke
Read more

Bab 23 Cemburu Itu Berat

“Apapun tujuanku apa itu penting untukmu, Anna?” Bukan menjawab, Diaz justru bertanya. “Itu sangat penting bagiku, Yaz. Agar aku bisa memutuskan, akan mendukungmu atau tidak,” jawab Anna enteng. “Aku tidak butuh dukungamu, Anna.” Anna berdecak kesal. “Lalu memperkenalkanmu dengan pamanku itu bukan bentuk dari dukunganku! Kau selalu saja bertindak arogan,” cibir Anna. “Aku selalu mendukungmu Diaz, sekalipun kamu tak pernah melihat ke arahku.” Jerit hati Anna. Disisi meja lain di sudut restoran itu, diam-diam Arashi mengamati dua sejoli yang sedang asik berbincang. Yuki, sang kekasih menangkap netra Arashi tak fokus padanya pun akhirnya mengikuti arah pandangan si pria. “Ada apa? Apa kamu mengenal wanita itu?” tanya Yuki, hatinya gelisah. Arashi menangkap kegelisahan hati sang kekasih pun menjawab, “Bukan si wanita, tapi si pria. Aku mengenal dia.” Seketika hati Yuki menjadi lebih tenang. “Pria itu suami Karen.” Yuki terkejut dengan ucapan Arashi, ia mengira dirinya salah me
Read more

Bab 24 Kekecewaan Diaz

“Jangan katakan apapun, mas,” lirih Karen. Diaz memindai wajah ayu Karen, wajah yang selalu ia rindukan. Diaz menggerakkan tangannya agar Karen melihatnya. Karen mendongak, menatap netra coklat milik Diaz. Ada secercah kerinduan di sana. “Jangan lari lagi, tetaplah bersamaku,” ucap Diaz penuh penekanan. Karen bergeming, otaknya lambat memproses informasi. Pria di depannya ini sungguh berbahaya, mulutnya sangat manis penuh dengan buaian. Wanita yang menghadapi situasi seperti ini, bisa salah mengartikan kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Diaz. Karen menggeleng lemah. Ia tak ingin lagi jatuh dalam pesona Diaz Pradana. Selama beberapa minggu pertemuan mereka, suaminya itu sudah berhasil mengacau hatinya. Karen menyetuh kedua punggung tangan Diaz, lalu menggenggamnya erat. Padangan matanya tak lepas dari wajah suaminya. “Jangan seperti ini, mas. Aku bisa salah mengartikan perkataanmu.” Karen menurunkan tangan Diaz dari wajahnya, lalu membuang padangan. Diaz memegang kedua
Read more

Bab 25 Karen Memang Luar Biasa

Rapat sedang berlangsung, Diaz memindahi seluruh ruangan tidak ditemukannya Himura Tanaka di sana. Diaz pun beinisiatif untuk menannyakannya pada asisten tuan Tanaka. Pria itu tidak tahu jika putra tunggal keluarga Kobayashi itu mengelola kantor cabang di Osaka. “Ah, aku sepertinya harus mencari tahu sendiri, akan terlalu lama jika mengandalkan Himura Tanaka,” bisik hati Diaz. “Semua sudah final, kita hanya tinggal menunggu sample dari tuan Diaz. Kapan kira-kira sample itu akan datang, tuan Diaz?” tanya tuan Tanaka. “Lusa, sepertinya barang itu akan sampai, kami sudah mengurus pengiriman sejak beberapa hari lalu,” jawab Diaz. “Baiklah. Setelah produk jadi, kita akan bekerjasama dengan perusahaan periklanan untuk mendukung penjualan produk melalui media digital,” tutur tuan Tanaka. “Kita tidak perlu jauh-jauh, cukup bekerjasama dengan perusahaan nona Karen.” Uhuk! Diaz tersedak air liurnya sendiri mendengar penuturan tuan Tanaka. Ia sangat terkejut mendengar nama istrinya diseb
Read more

Bab 26 Kemarahan Rain

“Oh, shit!” umpat Diaz dalam hati. Dua pria itu masih saling menatap tajam. Kebencian sangat ketara dari pria yang menatap Diaz. Pria itu tak lain tak bukan adalah Rain Wijaya—saudara kembar Karen. “Untuk apa pria brengsek ini berada di sini!” hardik Rain. Dengan penuh emosi Rain berdiri lalu berjalan menuju ke arah Diaz yang masih mematung di depan pintu. Ia lupa bahwa di sana ada hati kecil yang harus ia jaga. Langkah Rain terhenti saat Arashi mencekal tanganya. Arashi menggeleng. “Tapi Ras …” Rain hendak memprotes tindakan Arashi, namun sang kakak langsung memotong perkataannya. “Duduklah, tidak baik bersikap seperti itu, lihatlah ada Ken di sini,” lirih Arashi. Rain melihat ke arah Ken yang nampak kebingungan melihat papi kesayangannya ingin menghajar ayah kandungnya. “Untuk sekarang kamu aman,” hardik Rain pada Diaz. Ken masih terus melihat ke arah dua pria yang bersitegang itu, entah apa yang ada di pikiran bocah cilik itu. Yang pasti Ken tahu bahwa ayah kandungnya past
Read more

Bab 27 Pertengkaran Rain dan Diaz

“Calm, Rain. Calm,” beo Karen yang masih terus menenangkan saudara kembarnya. Netra penuh amarah Rain berserobok dengan mata Diaz yang terus menatap tajam iparnya, seakan menantang. “Sudah selesai mulut busukmu itu berbicara? Hah?” tanya Diaz menantang. Diaz tersenyum miring, suami Karen itu maju satu langkah. BUUGGHHH! Satu bogem melesat ke wajah Rain. Akhirnya Diaz melayangkan kepalan tangannya yang sudah sedari tadi ia tahan. “Bajingan!” umpat Rain seraya membalas Diaz. Baku hantam terjadi antara Rain dan Diaz. “Kalian yang merencanakan semua ini, kalian yang memalsukan kematian Elok. Kalian yang menyembunyikan Elok dariku. Kalian yang membodohiku. Kalian yang berbohong padaku, kalian juga yang menghancurkan bisnis keluargaku, lantas aku tak boleh menemui sumber dari mala petaka ini?” balas Diaz. Diaz yang berada di atas tubuh Rain terus memukul iparnya itu. Ucapan Diaz sangat menohok bagi Karen. Hatinya sakit. “Sudah mas hentikan, sudah,” lerai Karen. Rain nampak terus
Read more

Bab 28 Saling Memaafkan

Arashi memandang Karen, dengan penuh tanya.“Kalau untuk urusan kakek, aku tidak bisa mencegahnya untuk tidak tahu,” ujar Arashi seakan tahu kegelisahan sang adik.Karen mengigit bibir bawahnya, cemas.“Kau tak perlu cemas, aku akan jelaskan pada kakek,” Arashi menenangkan adiknya.“Terima kasih kak, maafkan aku selalu menyulitkanmu,” ucap Karen penuh penyesalan.“Bukankah itu fungsi saudara, Ren. Kita harus saling membantu. Kelak jika aku membutuhkanmu, kamu harus bisa membantuku,” ucap Arashi diiringi dengan kekehan.Dokter dan perawat memasuki ruangan untuk memeriksa kondisi Karen.“Sepertinya tidak ada keluhan yang berlebih, kita akan jadwalkan pemeriksaan secara keseluruhan besok pagi,” terang sang dokter.“Baik dokter, terima kasih.”Arashi berpamitan pada Karen untuk melihat kondisi Rain.Di sebelah Rain terbaring lemah, kondisinya cukup mengenaskan. Arashi meringis melihat wajah tampan adiknya penuh lebam.Perawat dengan
Read more

Bab 29 Bertemu Yamato

“Dimana anak kurang ajar itu?” Seorang laki-laki tua berumur kisaran 70 tahuan tiba-tiba muncul di lantai 5 gedung rumah sakit—Tokyo Takahashi Hospital.Pria itu nampak marah dengan wajah menahan emosi. Suaranya lantang, matanya tak luput memindai sekeliling mencari dimana kira-kira orang yang dia cari berada.Hari itu masih pagi, matahari bahkan baru saja menampakkan sinarnya.“Kakek!” seru Arashi.Pria sepuh itu memasuki ruang rawat inap si cucu buyut tanpa permisi. Penghuni di kamar tersebut jelas saja terkejut.“Kakek buyut!” seru Ken.“Halo buyut. Hari ini kamu sudah boleh pulang?” tanya sang kakek buyut—Yamato Takahashi.“Iya kek,” jawab Ken.“Lantas dimana paman kurang ajarmu itu, nak?” tanya Yamato pada Ken.Ken menatap Arashi bingung. Dengan sigap Arashi membawa sang Kakek untuk segera meninggalkan kamar Ken dan meminta asisten pribadi Yamato untuk menemani Ken.“Kakek, tenangkan dirimu, ini masih pagi. Terlebih kakek harus menjaga kesehatan,” ujar Arashi menenang
Read more

Bab 30 Butuh Ketenangan

Dari mana kamu belajar seperti itu, sayang?” tanya Diaz yang telah tersadar dari kelumpuhan otaknya.Karen terkekeh, “Apa kamu kaget?” “Tentu saja, aku tidak menyangka, Karen Esme ternyata cukup nakal.” Diaz mengejek sang istri.“Aaaa.”Satu cubitan mendarat mulus di pinggang Diaz. Pria itu mengusap bekas cubitan yang terasa perih dan panas.“Kamu masih menyimpan cubitan maut itu!” seru Diaz. Dulu ia sering mendapat cubitan itu saat berhasil membuat istrinya jengkel.“Tentu saja, jadi jangan coba macam-macam denganku,” ucap Karen, lalu terkekeh.“Siapa yang akan berani macam-macam dengan Karen Esme? Hanya orang nekat yang melakukan itu,” beo Diaz.Karen mencebik kesal. Diaz terkekeh melihat istrinya yang masih kesal.Diaz duduk bersandar di kursi, ia tersenyum hambar.Pikirannya menerawang, hubungannya dengan Karen tidak akan mudah. Banyak luka yang harus diobati terlebih dulu.Walau mereka saling memaafkan, tidak serta merta s
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status