‘I-ini … ini tidak mungkin ‘kan?’ batin Anais tak percaya.Inderanya terus jatuh, seolah jiwanya sudah setengah jalan meninggalkan raganya.Di dokumen itu jelas tertulis jumlah dengan nominal triliunan, nilai yang teramat mustahil untuk Anais penuhi sekarang.“Saya tahu, mungkin mendiang Ibu Anda tidak pernah menyinggung perkara ini sebelumnya. Itu memang perjanjian kami untuk tidak memberitahu penerusnya. Namun, setelah waktu berlalu, saya pikir saya harus meminta hak saya kembali, Nona Anais,” cetus Feanton yang seakan membuyarkan lamunan Anais.Wanita itu menarik napas sesak. Bahkan jelas, nama peminjam modal yang tertera di sana memanglah sang ibu.“Sa-saya mengerti, Tuan Feanton. Hutang tetaplah hutang, dan harus dibayar,” sahut Anais penuh getir.Tangannya gemetar seakan ingin putus dari sendinya, tapi Anais tak bisa tampak lemah. Dirinya yang tiba-tiba tertimba beton fakta yang mencengangkan, harus melunasi pinjaman itu apapun yang terjadi.“Saya lega, karena Anda bisa mengerti
Read more