Home / Romansa / Istri Pungut Sang Pewaris / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Pungut Sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40

147 Chapters

Saya yang Berhak Atas Segalanya

‘Sialan, berani sekali anak pungut ini berusaha menyingkirkanku!’ sengit Pineti membatin kesal.Dirinya terus mengutuk seiring dengan kepalan tangannya yang kian gemetar. Dia tak menyangka, sekitar 17 tahun berlalu, anak kecil yang selalu diremehkannya kini berlagak mengusirnya dari mansion Devante.“Hei, apa kau sadar dengan apa yang sudah kau katakan, Anais? Apa kau tidak ingat siapa orang yang meraih tanganmu saat kau hanya sebatang kara?! Mungkinkah kau—”“Ibu!” Anais lekas memangkas ucapan Pineti dengan tegas. “Saya belum selesai bicara!”“Apa?”Seketika, istri Tigris Devante itu pun tersentak dengan alis menukik tajam. Dia tak mengira bahwa Anais yang selama ini menampilkan sikap lugu, malah berani membentaknya.“Bagian saya bicara belum selesai. Jika Ibu melempar kata sembilan kali, maka saya pun berhak menjawab sembilan kali juga!” sahut Anais dengan manik terpampang tajam.Sungguh, ekspresinya terjaga teguh. Menampilkan jelas kekesalan yang terkungkung dalam dadanya.“Ibu ter
Read more

Fakta Mengejutkan di Hotel

Anais menelan salivanya getir kala menerima memo dari pegawainya. Dirinya yang nyaris pingsan karena tekanan masalah, harus menguatkan raga untuk menenangkan investornya.“Mungkin kita masih ada kesempatan, tapi ….” Velma meredam ucapnya kala Anais mulai membaca pesan singkat tersebut.Manik hazel sang direktur tampak menyorotkan banyak maksud.“Yah, ini tidak masalah. Saya akan memenuhi permintaan Tuan Feanton,” tukas Anais tanpa basa-basi.Keputusan yang terdengar mendadak itu, malah memicu keraguan di benak Velma.Dia mengerutkan kening, dengan ragu dia pun bertanya, “apa Anda yakin baik-baik saja, Nona? Tempat yang beliau minta agak ….”Ya, lelaki bernama Feanton, seorang investor lama di Dante’s Gallery itu meminta Anais agar mengunjunginya di hotel malam ini.Anais yang memulai perkara karena telat dalam pertemuan pagi ini, tentunya tak bisa bersikap angkuh dengan menolaknya.“Tidak apa, hal ini terjadi karena kesalahan saya yang tidak profesional. Jadi, saya harus segera memper
Read more

Begundal yang Menempel Pada Wanitaku

‘I-ini … ini tidak mungkin ‘kan?’ batin Anais tak percaya.Inderanya terus jatuh, seolah jiwanya sudah setengah jalan meninggalkan raganya.Di dokumen itu jelas tertulis jumlah dengan nominal triliunan, nilai yang teramat mustahil untuk Anais penuhi sekarang.“Saya tahu, mungkin mendiang Ibu Anda tidak pernah menyinggung perkara ini sebelumnya. Itu memang perjanjian kami untuk tidak memberitahu penerusnya. Namun, setelah waktu berlalu, saya pikir saya harus meminta hak saya kembali, Nona Anais,” cetus Feanton yang seakan membuyarkan lamunan Anais.Wanita itu menarik napas sesak. Bahkan jelas, nama peminjam modal yang tertera di sana memanglah sang ibu.“Sa-saya mengerti, Tuan Feanton. Hutang tetaplah hutang, dan harus dibayar,” sahut Anais penuh getir.Tangannya gemetar seakan ingin putus dari sendinya, tapi Anais tak bisa tampak lemah. Dirinya yang tiba-tiba tertimba beton fakta yang mencengangkan, harus melunasi pinjaman itu apapun yang terjadi.“Saya lega, karena Anda bisa mengerti
Read more

Jangan Dekati Wanitaku!

“Aish!” Jade mendesis kesal seiring dengan lajunya yang terpaksa berhenti. Dia baru menyadari, bahwa Anais tak boleh sampai melihatnya di tempat ini atau seluruh rencananya akan gagal. Sehingga, dirinya yang sudah ingin menendang Eldhan menjauh dari wanitanya, harus berusaha keras menekan hasratnya. ‘Bersenang-senanglah saat bisa. Sebentar lagi, tidak akan ada pria manapun yang bisa mendekati wanitaku!’ decaknya bertekad dalam hati. Benar, Jade yang memiliki ambisi untuk menggenggam segalanya, tentu tak mungkin sudi jika miliknya disentuh orang lain, tidak akan pernah! Dia menyorotkan tatapan tajam pada Eldhan yang berlagak memanjakan Anais. Tak tahan dengan pemandangan itu, akhirnya Jade mangkir menuju mobilnya. Sementara masih di sana, Eldhan pun menumpukan tangannya di sisi kanan dan kiri sang wanita seolah mengungkungnya. ‘A-apa yang dia lakukan?’ batin Anais dengan alis berkedut samar. Sungguh, posisi Eldhan yang ambigu benar-benar tak nyaman bagi dirinya. Meski dengan tem
Read more

Membongkar Kebusukan Sang Adik

Ya, anak kecil paham maksud anak kecil, begitupun orang dewasa. Seorang pria pasti mengerti isi pikiran pria lainnya. Jade tahu benar bahwa Eldhan telah memendam perasan sangat lama untuk Anais, wanitanya! Dan itu membuat Jade sangat terganggu. “Sebaiknya simpan saja rasa itu selamanya, jangan sampai Nona Anais mengetahuinya!” sungut pria tersebut yang kini menutup kembali jendela mobilnya. Tanpa menunggu balasan, Jade segera melesat dari tempat tersebut. Menyisakan Eldhan yang tampak menyedihkan dengan segala cintanya yang tak pernah tersampaikan. Suara mesin sedan mewah Jade menjadi satu-satunya bunyi yang kian lama, kian membuat hatinya meringking. “Argh! Dasar, berengsek!” umpatnya penuh kesumat. “Memangnya apa yang diketahuinya? Dia sama sekali tidak tahu apapun tentang Anais!” Kedua tangannya mencengkeram kepala dan lekas menghempasnya keras. Eldhan kacau, tapi bukan pasal dirinya memiliki saingan untuk mendapatkan hati Anais. Melainkan harga dirinya terinjak, sebab Jade m
Read more

Sifat Asli Manusia Terlihat Saat Jatuh

“Beraninya kau bicara omong kosong tentang Aretha!” Putri kedua Tigris Devante itu memberang dengan kerasnya.Melihat si pelayan yang jatuh tersungkur karena gamparan tangannya, tak membuat kemarahan wanita itu menyusut. “Kapan Aretha memintamu merusak gaun Kak Anais? Kau jangan menyalahkan orang lain untuk perbuatanmu!” dengusnya kian meledak.Lubang hidungnya membara saat pelayan yang cukup lama bekerja untuknya itu menatap dengan wajah tercengang. Bahkan ketika jeramnya mulai merembes melalui sudut matanya, Aretha sama sekali tak peduli.“To-tolong, Nona Aretha. Saya bicara jujur. Saya hanya melakukan perintah Anda! Saat—”“Hei, jangan berbohong dan bicara keras pada Aretha! Berikan bukti jika memang Aretha yang menyuruhmu!” Putri kesayangan Pineti itu langsung menyahut sebelum Pelayannya selesai bercakap.Sangat kentara dirinya ingin mendominasi suasana dengan amukan, hingga menyiutkan nyali bawahannya tersebut. Dan Anais mengetahuinya dengan jelas!‘Ah … lihatlah kelakuanmu untuk
Read more

Adakah Kata Teman Antara Pria Dan Wanita?

“I-ibu yakin?” Aretha yang tertegun langsung menyahut dengan terbata-bata.Dirinya baru pertama kali melihat Pineti bertekad sekeras ini. Sosok yang biasanya pandai menyembunyikan kedongkolan di balik topeng lembut seorang ibu, nyatanya memiliki sisi lain yang begitu mengerikan.Bahkan kala mendapati sang putri menciut karena ultimatumnya, Pineti tak gentar sedikit pun.“Mengapa? Apa kau meragukan Ibu?” tukas wanita paruh baya tersebut melirik tajam.Kelopak mata Aretha berkedip buncah. “Bu-bukan seperti itu, Ibu. Ibu lihat sendiri, Kak Anais sekarang semakin berani. Bahkan di sampingnya ada cucu pertama Tuan Hans!”Deretan kalimat anaknya sekejap membuat Pineti mengernyitkan keningnya. Tatapannya yang berubah lekat seolah menerka-nerka apa maksud Aretha.Tanpa menunggu sang ibu menguarkan tanya, Aretha lekas berkata, “Ibu tahu ‘kan? Jade-pria yang muncul di acara keluarga dulu, dan pernah berselisih dengan Ibu saat acara pertunanganku? Dia adalah Cucu pertama Tuan Hans!”Sontak iris
Read more

Menyembunyikan Perasaan

Sosok wanita yang tengah membuat Jade gelisah, rupanya tengah dibakar masalah. Ya, pertemuannya dengan sang investor kemarin malam, memacu kepalanya nyaris meledak.‘Mengapa Tuan Feanton baru mengatakan semuanya sekarang? Bahkan di antara para penanam modal, dia-lah yang paling lama mengenal Ibu, bahkan dekat juga dengan Ayah. Aku benar-benar tidak mengira jika ….’Anais menghentikan gemingnya dalam hati, kala mendengar suara ketukan dari pintu ruangannya. Dia buyar dari lamunan peliknya.Dengan iris menggulir ke arah ambang tersebut, dirinya pun berkata, “masuklah.”“Ada apa, Nyonya Velma?” tanya Anais yang melihat wajah gelisah pegawainya tersebut.Lawan bincangnya ragu-ragu, tapi dia tak bisa menyembunyikan laporan ketika sudah beranjak menemui Anais di ruangan tersebut.“Maaf, Nona. Saya baru saja menerima panggilan telepon dari Seniman Cosseno. Beliau bilang ….” Velma sungguh tak kuasa melanjutkan kata-katanya.Dan tingkahnya itu semakin membuat penasaran meluap di benak Anais.“
Read more

Terjebak Bersama Sang Mantan

Velma hanya menanggapi pertanyaan Eldhan dengan senyuman, tapi bibirnya yang tertarik ke atas itu menyiratkan beragam persepsi. “Keputusan ada di tangan Tuan Eldhan. Anda lebih mengenal Nona Anais dibanding saya. Jadi saya yakin Anda tahu yang terbaik untuknya.” Velma yang menjawab ambigu pun berlalu usai menundukan kepalanya dengan hormat. Meninggalkan Eldhan yang kini mematung di tempatnya. Bahkan ketika derap langkah Velma kian menjauh, dia tetap berdiri seperti lelaki bodoh yang tak tahu diri. ‘Apakah aku seegois itu hanya karena menyukaimu, Anais?’ batinnya dalam hati. Namun, tanpa sadar nalurinya membawa kakinya melangkah hingga ke tempat sang wanita. Kebetulan, pintu ruangan tersebut terbuka selebar intipan mata, hingga Eldhan bisa melihat sosok Anais yang tampak berkelit dengan dokumen di mejanya. Saat itu, dirinya mengerti alasan Velma melarangnya menemui Anais. ‘Mungkin semua ucapan Nyonya Velma memang benar.’ Eldhan bergeming dalam diam. Rasa rendah diri membuatnya me
Read more

Pria yang Memacu Tegang Dalam Lift

Anais terhuyung dan nyaris jatuh, tapi beruntung tangannya berpegang erat pada dinding hingga dia bisa menyeimbangkan tubuhnya. Akan sangat konyol jika dirinya ambruk ke lantai atau kemungkinan paling buruk ditangkap oleh Denver. “Sialan! Apa yang terjadi di sini?!” sentak Denver memaki-maki. Lampu yang mati pun menjadikan suasana gelap, dan itu membuat napasnya mulai sesak. Dia menggedor-gedor pintu elevator tersebut, tangannya juga ricuh menekan tombol bantuan untuk berkomunikasi dengan petugas. Namun, agaknya semua sia-sia. Listrik yang tak berfungsi hanya menambah kekesalannya semakin membumbung. “Berengsek! Di mana para petugas?! Apa mereka semua tidak tahu jika aku ada di sini, hah?!” berangnya meninju ambang lift tersebut. Emosinya memuncak, jarinya bergerak liar melonggarkan pangkal dasinya yang terasa mencekik. “Dasar, orang-orang tak berguna!” pungkasnya penuh umpatan. Sementara Anais yang melihat tingkah Denver, hanya membungkam jijik di sudut. ‘Haruskah dia bersikap
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status