“Kita lihat saja, bisakah Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan itu!” tukas Anais melirik sengit ke arah Jade yang berada tepat di dekatnya.Dengan gerakan halusnya, wanita itu pun meraih salah satu gelas wine dari tangan Jade. Begitu dia mengambil langkah mundur, bibirnya lantas berbisik, “terima kasih untuk minumannya, Tuan!”Kakinya hendak melenggang, tapi seketika lengannya ditahan oleh Jade yang entah mengapa menjadi terprovokasi. Tanpa sadar, dia malah mencengram tangan atas Anais, hingga wanita itu mengernyit menahan sakit. ‘Berengsek! Apa yang dilakukan pria ini?!’ sungut Anais membatin.Namun, meski lengannya nyaris putuspun, dirinya tak sudi merintih apalagi memohon pada Jade. Dengan ego yang mendominasi tinggi, wanita itu pun memberang, “Singkirkan tangan Anda, sebelum Anda menyesalinya!”Sorot matanya terpampang tegas seolah ingin menusuk Jade hidup-hidup. Akan tetapi, pria yang dihadapinya bukanlah orang sembarangan. Semakin Anais melawan, maka hasrat Jade juga semak
Read more