Semua Bab Selir Kesayangan Suamiku: Bab 251 - Bab 260

322 Bab

MEMBUJUK RIO

MEMBUJUK RIO"Abah pun demikian, Mi! Sifa, namun ini lebih dari itu. Abah dengan sendiri saat Rio hendak mengubur ari-ari dengan bunga, jarum, benang, bahkan qur'an kecil!" sanggah Abah Furqon."Innalillah! Tak benar ini! Sebelum terlambat telp suamimu, Nduk! Larang, Allah! Allah," pekik Umi Laila panik."Sabar! Sabar, tak begitu caranya, Bu. Jangan begitu," tegur Abah."Lalu bagaimana?" tanya Umi Laila. "Menurut Abah lebih baik kita biarkan Sifa yang menelpon suaminya langsung jangan kita, Mi. Toh nanti katanya Rio akan pergi ke sini, mungkin malam hari dia baru bisa datang. Saat Rio sudah datang saja baru kita ajak bicara baik- baik, kalau tidak begitu akan bahaya dan menyebabkan salah paham serta miss komunikasi," jelas Abah Furqon."Umi rasanya tak sabar, Bah! Pengen rasanya Umi segera menegurnya," keluh Umi Laila."Nanti saja, Mi. Ingat mengingatkan kemungkaran memang baik namun jika salah caranya akan percuma saja. Semua harus imbang agar berj
Baca selengkapnya

DARI MANA KAU GENDHIS ASTARI WIJAYA?

DARI MANA KAU GENDHIS ASTARI WIJAYA?"Kantor saja sudah Mas pasrahkan semua satu pintu di Dimas," lanjut Rio."Ya sudah, Mas. Kalau begitu bagaimana Sifa untuk sementara waktu tinggal di rumah Abah dan Umi saja, Mas? Nanti jika semua sudah clear, sudah selesai, Mas juga sudah longgar, baru nanti menjemput Sifa di rumah Abah dan Umi. Bolehkah Mas?" bujuk Sifa."Bagaimana ya, Dek. Mas Rio takut, jika kau di sana merepotkan Abah dan Umi. Apalagi di sana ada Mulki. Kau tahu sendiri kan bagaimana hubungan Mas dengan adikmu Mulki," gumam Rio."Mas Hanya takut jika nanti Mulki menyalah artikan lagi, Mas hanya tak ingin nanti adikmu itu memikirkan macam- macam kalau kau sampai di sana. Mas tak mau ada salah paham lagi, Dek," sambungnya.Sifa terdiam, dia paham maksud suaminya itu. Sedikit banyak memang hubungan Rio dan Mulki memang tidaklah harmonis. Ini karena cekcok masa lalu Rio yang pernah menduakan Sifa, sampai mereka melakukan Khulu'. Saat ini pun sebenarnya Rio dan Sifa melakukan akad
Baca selengkapnya

AKU PULANG, KO!

AKU PULANG, KO!"Dri mana saja kok sampai jam delapan baru pulang? Bukannya kau pamitnya beli makan siang? Apakah Ponorogo itu sesulit itu untuk mencari makan? Bahkan aku bisa mendapatkannya lewat grabfood karena terlalu lapar! Aku menelpon pun tak kau angkat. Sebenarnya kau dari mana, GENDHIS ASTARI WIJAYA?" tanya pohon dengan mata nyala.Gendis meneguk ludahnya kasar. Namun dia tak kalah cerdik, dia sudah menyusun sebuah rencana yang bagus. Apakah yang dikatakan Gendis kali ini untuk menjadi alasan yang aman? Rasanya aman, karena Gendhis tahu Pohan sangat realistis dan menggunakan logika. Jadi Gendhis sudah mengantisipasinya. "Pulang ke rumah Mama, Ko," jawab Gendhis sambil berjalan masuk ke dalam rumah."Mama?" tanya Pohan memandang Gendhis heran."Ayok masuk dulu. Tak enak jika di dengar anak kos," ajak Gendhis.Pohan mengikuti langkah kaki Gendhis di belakang. Dia sangat penasaran dengan cerita wanitanya itu. Dia juga tak menyangka bagaimana mungkin Gendhis tiba- tiba mengambil
Baca selengkapnya

AKTA KELAHIRAN BAYI TAK BERNASAB!

AKTA KELAHIRAN BAYI TAK BERNASAB!"Apakah hanya itu pilihannya, Baby?" tanya Pohan. Gendhis menganggukkan kepalanya."Ya, Ko. Hanya itu pilihan yang di berikan oleh Mamaku," jawab Gendhis."Lalu kau memilih yang mana, Baby? Apakah kau juga sudah mengatakan tentang hubungan kita ini?" tanya Pohan."Aku belum sempat mengatakannya, Ko. Aku bingung," keluh Gendhis."Banyak hal yang aku pikirkan sekarang. Pertama kejelasan status hubungan kita, tak mungkin kan selama ini kita akan terus begini saja. Makin besar Kai juga makin besar, sedangkan dalam mindset Kai kau adalah Daddy, nya. Kedua, Kai juga semakin lama beranjak besar, dia harus sekolah. Sedangkan salah satu syarat sekolah nya adalah akta kelahiran. Bagaimana nanti nasib akta kelahirannya?" sambung Gendhis dengan nada suara bergetar."Sampai detik ini, Kai pun saya belum memiliki akta kelahiran. Aku belum menemukan cara membuatnya. Sedangkan aku tak ingin di atas akta kelahiran anakku tak mencantumkan
Baca selengkapnya

MAKIAN DARI MAMA!

MAKIAN DARI MAMA!Dia mengambil HP di tasnya. Gendhis mengetik pesan WA untuk nomer Rio. Untung saja, nomer Rio tak pernah ganti.[Aku ingin namamu tercantum dalam akta kelahiran Kai, bagaimana?]Send. Pesan Gendhis terkirim. Dia tinggal menunggu balasan dari Rio.[Kita harus bicara, Baby. Tak mungkin kan hanya lewat pesan. Bisakah aku menelponmu?][Besok aku telpon][Aku akan menunggumu, Baby]"Entahlah apa yang aku lakukan ini, Gusti. Tapi aku berbuat semua ini demi anakku! Demimu, Rahandika Kai Niskala. Cukup Ibu saja yang menderita jangan sampai dirimu juga merasakan semua kesakitan ini," batin Gendis dalam hati.Gendhis segera berjalan menuju ke bayinya. Dia mencoba berbaring di samping bayi itu dan memeluknya. Air matanya tak hentinya menetes, penyesalan memang selalu ada di belakang. Rasanya ingin dia mengulang waktu, mengingat pernyataan sang Mama dan makian nya sangat menyakitkan hatinya.****FLASHBACK SAAT PULANG DI RUMAHRumah itu masih sama, cat nya saja yang nampak bar
Baca selengkapnya

AKU HANYA SADAR DIRI SAJA, MA!

AKU HANYA SADAR DIRI SAJA, MA!"Maafkan aku, Ma!" gumam Gendhis sambil mendekap Kai erat."Kenapa dia tak ke sini? Kenapa tak berani menampakkan batang hidungnya?" tanya nya lagi.Gendhis terdiam mendengar semua ucpan dan pertanyaan Mama nya itu. Dia bingung haruskan menjawab semua pertanyaan Ibunya dengan jujur dengan mengatakan bahwa dia bersama Rio tak menikah? Haruskan dia mengatakan bahwa Rio masih memiliki seorang istri? Bagaimana reaksi Ibunya? Akan kah Ibunya memaafkannya?"Jangan bilang kalau kau tak meminta pertanggungjawabannya?" bentak Ririn.Gendhis mengangguk perlahan. Ririn menghela nafasnya panjang, tangannya mulai gemetar mengeluarkan keringat dingin. Sungguh dia tak paham dengan apa yang di pikiran oleh anak gadisnya itu. Dia tak mau langsung menyalahkan lelaki itu, karena dulu lelaki bos Gendhis pernah datang ke rumah mencari keberadaan Gendhis. Namun karena Gendhis melarangnya memberi tahu di mana keberadaan dirinya, jadi Ririn tak mengatakan apapun. Andai dia
Baca selengkapnya

ANTARA KATREDAL DAN ISTIQLAL!

ANTARA KATREDAL DAN ISTIQLAL!Gendhis memutuskan untuk tidak memberitahu kepada ibunya bahwa dia sekarang tinggal bersama seorang lelaki bernama Pohan. Karena ibunya memang mengenal Pohan, sebenarnya dia tahu hubungan itu tak akan mendapat Restu lagi. Karena lagi- lagi cinta mereka memang terhalang perbedaan agama. Ketukan pintu di kamar Gendis membuatnya terbangun, dia mengerjapkan matanya dan melirik jam di atas nakas."Ahhh! Aku keiduran," gumam Gendhis lirih.Dia melihat jam sudah menunjukkan pukul lima lebih. Biasanya Pohan memang sudah bangun pagi, itu adalah kebiasaanya sejak dulu. Dia akan bangun pagi untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sambil mengopi pagi. Gendhis melirik putranya Kai yang masih tertidur lelap. Gendis kemudian berganti baju karena semalam dia tak sempat menggantinya, jika Pohan tahu lelaki itu akan marah. Setelah itu dia berjalan keluar menemui Pohan yang sudah berada di ruang tamu sambil asik bermain dengan laptopnya. Gendhis segera masuk ke dapur unt
Baca selengkapnya

DUA LELAKI KEHILANGAN WANITA

DUA LELAKI KEHILANGAN WANITASetelah acara mengaji tahlil selesai, kini Rio tidur bersama bapaknya, Suhadi. Dengan beralaskan tikar, mereka merebahkan badannya berdua di ruang tamu. Sedangkan di kamar terisi bude dan bulek Rio, saudara dari ibunya yang memang sengaja menginap di rumah mungkin sampai tujuh harian nya nanti."Pak," panggil Rio sambil menatap langit- langit rumah mereka."Opo?" sahutnya."Sebenarnya apa wasiat Ibu? Rio penasaran sekali," kata Rio.Suhadi terdiam sejenak, mendengar pertanyaan anaknya itu. Dia juga tak menyangka di detik- detik terakhir hidupnya justru Purwati memiliki insting yang sangat kuat pada kehidupan rumah tangga anaknya. Dia masih ingat beberapa hari lalu, entah mengapa Purwati tiba- tiba berwasiat. Suhadi masih ingat sekali saat setelah sarapan berdua, Purwati beranjak ke dalam kamar dan keluar membawa sebuah kotak kayu berisi perhiasannya."Pak!" panggilnya saat itu."Ada apa?" sahut Suhadi sambil melanjutkan makannya."Lihatlah," perintah Pur
Baca selengkapnya

KAJIAN UMI LAILA!

KAJIAN UMI LAILA!"Bener, Le! Biarlah dia di sana saja dulu, sewaktu ada Ibumu tentu saja Ibumu yang bisa membantunya, orang melahirkan itu lak yo beda -beda penanganannya. Daripada salah kaprah dan salah kejadian, biar dia ikut keluarganya saja," ucap Suhadi setuju."Besok Gendhis akan ke sini atau tidak ya?" tanya Suhadi."Hah?" Rio terkejut sampai terbangun dari tidurnya saat Suhadi menanykan perihal Gendhis."Kenapa Bapak tiba- tiba menanyakan Gendis?" sahut Rio."La besok lak acara tuga harian almarhum Ibumu, to. Entah mengapa menurut Bapak dia itu berbeda, ada satu pesona sendiri dari dalam anak itu yang tak bisa aku temukan di wanita lain. Dia itu njawani, ngajeni grapyak. Kau tak tahu Bude mu muji apa ke Gendhis?" ucap Suhadi bangun dari tidurnya dan duduk.Rio paham, dia langsung mengambil asbak rokok Bapaknya. Suhadi menyalakan rokoknya. Dia menghisap rokok itu kuat- kuat, menyesap aroma tembakau yang masuk memenuhi rongga paru sampai otaknya."Memang Bude bilang apa, Pak?"
Baca selengkapnya

Perihal Mencintai Suami Orang Bagaimana, Umi Laila?

Perihal Mencintai Suami Orang Bagaimana, Umi Laila?"Itu lo, Mbak! Istrinya Abah Furqon! Kyai terkenal kok di sini," ujar Bu Mirna."Oh ya, dia ada anak lelaki satu. Tampan sekali, kuliah lulusan Tahrim, namanya Mas Mulki! Mantap sekali, datang lah, Mbak!" pinta Bu Mirna.Gendhis terdiam, dia seperti tak asing dengan nama itu. Lalu sepersekian detik dia baru menyadari, itu adalah keluarga Sifa. Gendhis makin penasaran sebenarnya seperti apa keluarga Sifa, sehingga dia tetap menghadirinya. Sore harinya sekitar jam dua siang, dia segera pergi dan bersiap ke kajian.Karena ia memang tak membawa gamis, dia hanya memakai rok panjang dan atasan 3/4. Tak lupa selendang warna hitam, pakaian yang di pakai ke acara duka kemarin. Dengan memakai lipstik warna nude dan memakai BB cream dia segera keluar. Kai terlihat asik bermain menggambar di samping Pohan."Kai! Kai ikut Ibu atau Daddy?" tanya Gendhis."Biar di sini saja," jawab Pohan sambil asik mengetik di laptopnya."Kau bisa pergi sendiri sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
33
DMCA.com Protection Status