All Chapters of Selir Kesayangan Suamiku: Chapter 271 - Chapter 280

322 Chapters

BAYANGKAN LELAKI YANG MENIKAHI ANAKMU ITU SEPERTIMU!

BAYANGKAN LELAKI YANG MENIKAHI ANAKMU ITU SEPERTIMU!Pohan berangkat dengan adik Gendhis, mobil itu melaju meninggalkan kompleks perumahan milik Gendhis. Wanita itu pun segera masuk ke dalam rumah. Namun tanpa Gendhis sadari sepasang mata mengawasi mereka."Apa hubungan kalian," gumamnya.Lelaki itu tak lain adalah Mulki. Dia memang sengaja ke kos- kosan milik Gendhis karen penasaran mengapa adik lelaki Gendhis tidak mau memberikan nomornya juga. Kebetulan juga dia adalah memiliki jadwal dengan ceramah Abah di kampus sebelah. Jadi sekalian saja pikir Mulki mampir.Mulki terkejut saat dia datang menemui gadis itu, ternyata Gendis berada di luar bersama seorang lelaki. Mereka nampak seperti sebuah keluarga yang bahagia. Gendis juga melihat seorang anak remaja laki-laki yang tanggung yang sepertinya di foto profil adalah lelaki yang dia hubungi kemarin untuk menanyakan masalah kos-kosan yang mengaku adik Gendhis. Mulki memutuskan untuk pergi, tak baik rasanya mendatangi Gendis sekaran
Read more

Bude Asih

BUDE ASIH"Jangan mudah menyakiti hati perempuan, saat kamu terbesit untuk menyakiti hati perempuan bayangkan wajah anakmu jangan bayangkan istrimu! Jika ada laki-laki yang akan menikahi anakmu dan dia berlaku sama persis seperti dirimu, apakah kamu ikhlas menyerahkan anak perempuan kepada lelaki?" sindir Umi Laila."I-iya, Mi," kata Rio tergagap."Apa yang sedang di bicarakan, Mi? Asik sekali tampaknya," seloroh Sifa saat datang membawakan segelas es teh."Minumlah, Mas," perintah Sifa sambil menyuguhkan es teh dan gorengan."Farhat! Salim dulu, Nak! Lihat Abi di sini," perintah Sifa.Tak lama Farhat pun masuk ke dalam kamar Sifa, dia langsung menyalami Abinya. Namun Farhat bersikap diam dan tak banyak bicara. Semenjak Farhat tahu hubungan antara Umi dan Abinya tidak akur karena masalah perselingkuhan itu, Farhat pun sudah tidak pernah lagi mengidolakan sosok Ayah atau Abi. Dia seperti kehilangan sosok Ayah pada diri Rio yang harus di banggakan.Ketika bertemu dengan Abinya, dia le
Read more

TOKO BUAH DAN BUDE ASIH!

TOKO BUAH DAN BUDE ASIH!"Loh bukankah wanita itu yang datang melayat saat acara Mbakyu Pur. Siapa dia? Apa jangan- jangan wanita itu adalah sosok wanita yang sering di ceritakan oleh Mbakyu Purwati ya? Wah tak bisa dibiarkan ini! Kalau Rio pegatan bagaimana? Aku harus mencegahnya!" gumam Bude Asih.Dia pun segera keluar dari mobil. Dia sengaja tak langsung menghampiri Rio, sebelum keluar dia mematikan mobil itu. Dia menajamkan indra pendengarannya."Baby! Kenapa kau susah- susah membelikan ini semua? Kok kau repot- repot sekali, untuk apa?" tanya Rio."Untuk Ibumu, nanti acara dzikir fida'," jawab Gendhis."Kenapa kau melakukan ini semua?" kata Rio sedikit terkejut."Bukankah dari awal kau tahu itu? Aku melakukan ini semua bukan untukmu tapi demi Ibumu," jelasnya."Tapi, Ibuku kan...""Sttt! Tak baik membahas yang kejadian yang sudah lalu. Lagian apa masalahnya? Toh Ibumu juga sudah tidak ada. Bagaimanapun juga dia telah melahirkan dirimu, setidaknya aku harus berterima kasih untuk
Read more

WASIAT YANG DI BUAT- BUAT!

WASIAT YANG DI BUAT- BUAT?"Kenapa kau diam? Kena serangan stroke? Atau bisu mendadak?" cerca Bude Asih."Ah tidak Bude. Saya hanya fokus menyetir saja, saya tidak paham apa makud Bude," kilah Rio."Kenapa? Bukankah benar? Dia kan wanita yang membuatmu berubah bajingan" sindir Bude Asih.Lagi Rio hanya bisa terdiam mendnegar semua ucapan Bude Asih. Dia tak bisa mengelak dengan semua sindirannya itu, namun di sisi lain dia pun tak bisa juga untuk menyanggahnya. Rio memilih untuk berpura-pura tak mendengar semua ucapan Bude nya itu."Jawab lah kalau kau lelaki dna punya mulut. Gemas sekali aku dengan tingkahmu! Kau itu sudah tua, usamu juga hampir kepala empat lebih! Sampai kapan kau akan menjadi bajingann sepeti ini, Rio? Hah? Kau tak memikirkan keadaan anakmu? Aku memang tak menyukai keluarga Sifa yang sok alim itu, namun bukan berarti aku membenarkan tingkah bangsaatmu!" hardik Bude Asih."Pikirkanlah panjang dan seribu kali setiap kau mengambil keputusan. Kau pikir hidupmu selalu m
Read more

Ancaman Bude Asih!

ANCAMAN BUDE ASIH!"Bude, Ibu memberikan wasiat kepada Bapak tentang Gendis," ucap Rio."Apa?" sahut Bude Asih kaget dan terkejut. Suhadi tidak pernah mengatakan apapun tentang wasiat ini."Kau jangan mengada- ngada!" tegur Bude Asih."Sumpah Bude! Masak iya Rio mau mengada- ngada masalah seperti ini, Bude? Ini mengenai almarhum Ibu, Bude. Rio tak seberani itu berbohong," sanggah Rio.Bude Asih terdiam sesaat, benar juga ucapan Rio. Tak lucu rasanya jika mempermasalahkan wasiat dengan orang yang sudah meninggal. Bude Asih menatap Rio dengan tatapan serius."Katakan padaku! Cepat! Apa wasiatnya?" tanya Bude Asih tak sabar."Bude, Rio pun juga tidak tahu apa wasiat itu, karena Ibu berpesan pada Bapak saja. Sebenarnya Rio pun juga heran karena menurut Rio aneh saja, Bude. Mengapa Ibu tiba- tiba memberikan wasiat pada Bapak mengenai Gendhis? Sungguh ini di luar prediksi Rio, Bude. Logika Rio tak sampai sana. Seperti yang Bude tahu, semasa hidup kan Ibu tak menyukai Gendis, seharusnya ibu
Read more

ACARA TUJUH HARIAN

ACARA TUJUH HARIAN"Lalu kenapa tiba- tiba Mbakyu ku membuat wasiat untuk Sundal itu? Sedangkan aku tak tahu. Lucu," sahut Bude Asih."Duduklah sih aku akan menceritakan awal mulanya padamu, namun aku tidak bisa mengatakan wasiat itu sekarang," jelas Suhadi."Kenapa lagi?" tanya Bude Asih dengan tatapan curiganya."Kenapa kau seakan terlihat melindungi wasiat itu? Kenapa kau tak mau aku mendengarnya?" sambungnya."Bukan begitu, Asih. Dengarkan aku dulu, aku pun belum mengatakan kepada siapapun. Aku ingin terlebih dahulu untuk mengatakan pada orang yang di beri wasiat dalam islam itu. Silahkan kalau kau memang mau mendengarkannya tapi besok lusa, saat Gendhis pun juga hadir dan ada. Namun kalau kau ingin aku mengatakannya sekarang makan percuma, aku tak akan bicara," tegas Suhadi."Memang gadis itu mau datang? Cih, tak punya malu," seloroh Bude Asih."Aku sudah mengundang gadis itu untuk ke sini, besok. Jadi dia bisa aku pastikan akan datang. Bahkan aku memiliki bukti jika Mbakyu mu be
Read more

TUJUH HARIAN TANPA BESAN

TUJUH HARIAN TANPA BESANHari ini adalah acara tujuh harian almarhum Purwati, nampak Suhadi sedari pagi adda di area pemakaman. Suhadi hanya diam, termenung sambil berdiri menatap batu nisan dengan pandangan kosong. Dia sudah sengaja pergi ke pemakaman tanpa ada satu orang pun yang tahu termasuk adik iparnya.Entahlah semalam dia bermimpi Purwati mendatanginya sambil tersenyum, tiba- tiba perasaan bersalah bergelanyut di hati Suhadi karena dia sadar selama Purwati hidup justru Suhadi yang menyia-nyiakannya. Suhadi tidak pernah mencintainya meski begitu dia pun juga tak pernah menduakan Purwati, bersikap biasa saja namun tampak tak peduli dengan apapun yang dilakukan Purwati, seperti masa bodoh begitu saja."Purwati, aku hari ini datang. Maafkan aku ya, mungkin semasa kau hidup dan menjalankan rumah tangga bersamaku kok banyak tak bahagianya, banyak air mata penderitaannya, aku juga banyak menyakiti hatimu, entah itu sengaja atau tidak," gumam Suhadi sendiri."Purwati, rasanya seumur
Read more

TUMBU OLEH TUTUP

TUMBU OLEH TUTUPRio pun terdiam dan menyadari kesalahannya. Paahal Bude Asih memang ingin menerima sumbangan itu karena dia berpikir itu adalah rezeki untuk almarhum Mbaknya, toh ini untuk kebaikan agar selamatan itu juga tampak mewah sehingga bude Asih tak pernah keberatan. Rezeki tak boleh di tolak namun dia tak ingin mengatakan bahwa itu adalah pemberian dari selingkuhan Rio."Siapa Gendhis itu, Bu?" tanya keponakan RIo."Hah? Gendhis?" sahut Bude Asih kaget melihat anaknya sudah ada di belakangnya."Iya, Gendhis yang Ibu katakan tadi lo," sahutnya."Oalah, Gendhis gula, Nduk. Kan Gendhis bahasa halusnya gula. Bukan nama orang," ujar Bude Asih mengedipkan matanya ke arah Rio."Oalah, ayok Mas kita angkat buahnya ke dapur. Tak bantu," ujar keponakan Rion yang di balas anggukan olehnya.Rio di bantu Bude Asih dan Keponakannya pun bergotong royong mengangkat box- box berisi buah. Rio meletakkannya di dapur, di hadapan Ibu- ibu agar bisa di jadikan satu dengan buah lainnya untuk di
Read more

MEMINTA IZIN POLIGAMI

MEMINTA IZIN POLIGAMI"Semua orang bertanya pada Bapak, Le. Katanya kok tak di imami besan saja. Kenapa mertuamu jijik datang ke sini, Le?" tanya Suhadi lagi."Bukan, Pak. Abah memang benar- benar terlanjur ada acara yang tak bisa di batalkan," ujar Rio."Hendaknya sebagai Kayi pun harusnya dia adil. Mengapa bersebrangan menjadikan Abahmu itu tak sempat datang," gumam Suhadi kecewaMenurut mereka selametan ini merupakan cara mereka bersyukur atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka. Biaya yang mereka keluarkan saat selametan ini tidak menjadi masalah bagi mereka karena ini mereka pahami sebagai wadah untuk berbagi kepada sesama walaupun dengan keadaan yang sederhana atau seadanya. Selametan ini juga merupakan sarana silaturahmi antar sesama masyarakat dari berbagai golongan. Tidak ada perbedaan di antara mereka semuanya sama duduk bersama dalam tempat yang sama dan makan-makanan dan minum minuman yang sama. Dengan begitu tak ada seorang pun dari mereka yang merasa dibedakan ata
Read more

RENCANA LAIN BUDE ASIH!

RENCANA LAIN BUDE ASIH!"Oh iya Nduk ini kan berhubung sudah tujuh hariannya almarhum Purwati. Aku hanya ingin bertanya apakah besok kau ada waktu selo atau longgar? Kalau ada bisakah kau segera datang ke sini, Nduk? Aku segera ingin menyampaikan wasiat itu agar tak terjadi kesalahpahaman. Agar hatiku ini plong, agar Purwati juga enteng di sana," kata Suhadi.'Glek' Gendhis terdiam. Dia menarik nafasnya panjang, antara siap dan tidak bertemu dengan keluarga Rio. Apakah mereka keluarga besarnya bisa menerima Kai? Namun Gendhis juga sangat penasaran wasiat apa itu."Besok ya, Pak?" tanya Gendhis."Iya, Nduk. Bagaimana?""Insya Allah ya, Pak. Saya bisa tapi kalau bisa sore saja bagaimana? Sekitar jam dua siang, Pak," usul Gendhis."Wes terserahmu saja, Nduk. Kau sudah mau datang saja aku sangat berterimakasih dan bersyukur. Jadi aku manut saja. Maaf ya sekali lagi jika aku merepotkanmu," kata Suhadi."Tidak Pak, justru saya yang minta maaf pada panjenengan dan keluarga. Saya banyak dosan
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
33
DMCA.com Protection Status