Share

RENCANA LAIN BUDE ASIH!

RENCANA LAIN BUDE ASIH!

"Oh iya Nduk ini kan berhubung sudah tujuh hariannya almarhum Purwati. Aku hanya ingin bertanya apakah besok kau ada waktu selo atau longgar? Kalau ada bisakah kau segera datang ke sini, Nduk? Aku segera ingin menyampaikan wasiat itu agar tak terjadi kesalahpahaman. Agar hatiku ini plong, agar Purwati juga enteng di sana," kata Suhadi.

'Glek' Gendhis terdiam. Dia menarik nafasnya panjang, antara siap dan tidak bertemu dengan keluarga Rio. Apakah mereka keluarga besarnya bisa menerima Kai? Namun Gendhis juga sangat penasaran wasiat apa itu.

"Besok ya, Pak?" tanya Gendhis.

"Iya, Nduk. Bagaimana?"

"Insya Allah ya, Pak. Saya bisa tapi kalau bisa sore saja bagaimana? Sekitar jam dua siang, Pak," usul Gendhis.

"Wes terserahmu saja, Nduk. Kau sudah mau datang saja aku sangat berterimakasih dan bersyukur. Jadi aku manut saja. Maaf ya sekali lagi jika aku merepotkanmu," kata Suhadi.

"Tidak Pak, justru saya yang minta maaf pada panjenengan dan keluarga. Saya banyak dosan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status