Share

TENTANG TARIM!

TENTANG TARIM!

"Jawablah! Mengapa kau hanya diam saja?" perintah Gendhis.

"Kenapa kau tampak panik begitu? Apa kau tak ingin aku tahu bahwa sebenarnya begini kelakuanmu di luar kajian?" sindir Mulki.

"Hah apa maksudmu?" tanya Gendhis.

"Kau nampak panik? Kenapa? Kau begitu pandai saat kajian dengan dalil agamamu, menyanggah, mendebat, namun kau juga minum alkohol seperti ini. Apakah kau tak tahu bagaimana hukumnya?" ledek Mulki.

"Ck! Jangan bawa urusan kajian di sini. Ini hal yang berbeda. Mosok iya di kajian aku membahas minuman seperti ini. Bukankah yang penting tahu tempat dan adabnya. Lagian kenapa kau bisa ada di sini? Rasanya pertanyaanmu tadi cocok untukmu. Bukankah orang sepertimu yang justru tak pantas masuk sini? Kau sedang mencari apa adik kecil?" ledek Gendhis sambil meminum segelas koktail yang baru saja di hidangkan pelayan tadi.

Bukannya tanpa alasan, Gendhis memanggilnya dengan sebutan adik karena wajah Mulki yang terlihat Baby Face. Dia mengira Mulki berusia dua puluh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status