Share

MEMBUJUK RIO

MEMBUJUK RIO

"Abah pun demikian, Mi! Sifa, namun ini lebih dari itu. Abah dengan sendiri saat Rio hendak mengubur ari-ari dengan bunga, jarum, benang, bahkan qur'an kecil!" sanggah Abah Furqon.

"Innalillah! Tak benar ini! Sebelum terlambat telp suamimu, Nduk! Larang, Allah! Allah," pekik Umi Laila panik.

"Sabar! Sabar, tak begitu caranya, Bu. Jangan begitu," tegur Abah.

"Lalu bagaimana?" tanya Umi Laila.

"Menurut Abah lebih baik kita biarkan Sifa yang menelpon suaminya langsung jangan kita, Mi. Toh nanti katanya Rio akan pergi ke sini, mungkin malam hari dia baru bisa datang. Saat Rio sudah datang saja baru kita ajak bicara baik- baik, kalau tidak begitu akan bahaya dan menyebabkan salah paham serta miss komunikasi," jelas Abah Furqon.

"Umi rasanya tak sabar, Bah! Pengen rasanya Umi segera menegurnya," keluh Umi Laila.

"Nanti saja, Mi. Ingat mengingatkan kemungkaran memang baik namun jika salah caranya akan percuma saja. Semua harus imbang agar berj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status