All Chapters of Selir Kesayangan Suamiku: Chapter 231 - Chapter 240

322 Chapters

KEMANA RIO?

KEMANA RIO?"Suami dari ibu ini mana ya?" tanya dokter itu."Mas coba kau hubungi Mas Rio! Siapa tahu dia sudah bisa di hubungi," perintah Maya.'Tuttt' 'Tuttt' 'Tuttt' namun saya sekali panggilan Dimas ke Rio pun tidak di jawab juga. Padahal Dimas sudah berkali kali menelponnya."Maaf, Dok! Sepertinya suaminya tak menjawab panggilan telpon," jelas Dimas."Mbak, Mas Rio kemana ya? Dia tidak menjawab semua panggilanku! Di mana dia?" tanya Dimas ke arah Sifa yang terlihat sudah lemas. Namun keadaannya juga sudah lebih baik, karena dia sudah mendapatkan cairan infus tadi. Meski keadaan wajahnya sudah memucat. Trenyuh hati Dimas mendengar keadaan Sifa seperti tercampakkan."Apa kau sudah memiliki yang lain lagi, Mas?" batin Dimas dalam hati."Ayah Dimas! Tadi kata Umi, Abi sedang ke rumah Uti Purwati," ucap Farhat takut.Dimas pun segera menelpon Ibu Rio, Purwati. Namun sama saja tak di angkat, tak ada seorangpun yang mengangkatnya. Bahkan Dimas mencoba menelpon Pak Suhadi, orang yang ta
Read more

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN!

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN!"Assalamualaikum! Bah, ini mau lahiran!" ucap Maya gagap."Siapa yang mau lahiran? Di mana? Ini siapa?" tanya Abah."Maya, Bah! Ini Sifa di rumah sakit! Mbak Sifa mau melahirkan secar! Butuh tanda tangan Abah, tolong ke sini, Bah!" jelas Maya."Siapa? Secar? Ke mana Rio?""Anu, Rio... eh Mas Rio! Em....""Ada apa? Ini di mana sebenarnya Rio suami Sifa anakku, sekarang? Di mana anakku? Dan ini siapa?" tanya Abah Rio beruntun yang ikut panik."Ini Maya, Bah! Ini Maya depan rumah Mbak Sifa istri dari Mas Dimas! Ini waktu serius, Bah! Bukan bercanda lagi. Tolong," jawab Maya masih sempat- sempatnya ngebanyol."Sekarang Mbak Sifa ini sedang berada di rumah sakit dekat dengan perumahan! Nah, kalau Abah bisa cepat ke sini ya, Bah! Maya ini bingung, Bah! Bingung, terus terang saja ini kondisi Mbak Sifa sangat genting dan kritis! Mbak Sifa membutuhkan operasi secar sekarang, namun tindakan tak dapat di lakukan! Karena tidak ada wakil yang menandatangani seba
Read more

IBU JANGAN TINGGALKAN AKU!

IBU JANGAN TINGGALKAN AKU!"DOK! CITO! PASIEN BLUE!" teriak perawat dari luar.Dokter itu langsung panik keluar meninggalkan Rio yang masih terbengong dalam ruangan karena mendengar penjelasan dokter."BU E! IBU E! BANGUN BU E," teriak Suhadi.Sepersekian detik Rio tersadar dari lamunannya. Dia langsung berdiri keluar ruangan. Suasana UGD sudah kacau. Rio melihat ke arah bangsal yang ramai di kerubuti dokter dan perawat. Ranjang milik Purwati."IBUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Rio berlari sambil membelah kerumunan dokter dan perawat yang sedang mengerumuni ibunya.Terlihat mereka sedang menggunakan alat pada pacu jantung dan PCR dengan pacemaker. Pacameker adalah perangkat medis yang secara elektrik dapat menstimulasi otot jantung untuk berkontraksi guna menghasilkan detak jantung. Pacemaker menjaga detak jantung sesuai dengan program agar tubuh mendapatkan cukup pasokan oksigen dan nutrien yang terkandung dalam darah.Pacemaker lazimnya digunakan untuk menangani pasien
Read more

FIRASAT!

FIRASAT!"Bu, jangan tinggalkan aku," gumam Rio.'Bruk' Seseorang jatuh pingsan. Suhadi jatuh pingsan di hadapan anaknya yang sedang menangis meratapi kepergian istrinya yang terbujur kaku. Sesak sekali rasa di dadanya tak tertahan lagi sehingga membuatnya kehilangan kesadaran."Pak! Bapak, Pak!" teriak Rio. Kini dia merasa sangat berdosa sekali karena membuat dua orang yang sangat dicintainya di dunia ini tersakiti oleh tingkahnya. Para perawat dan dokter pun segera membantu menangani Suhadi. Untung saja Suhadi tidak menderita penyakit yang serius dia hanya syok dan pingsan karena tak kuasa mendapati kenyataan istrinya pergi terlalu mendadak.Memang pernikahan mereka bukanlah kategori pernikahan yang romantis karena tak pernah saling mengumbar kemesraan ataupun saling mengumbar rasa cinta sayang di depan semua orang. Akan tetapi mereka telah lama bersama. Itu yang membuat Suhadi merasa tak percaya jika Purwati sudah meninggalkannya sedemikian cepat.Meskipun dia jika di pikir-pikir
Read more

Dulukan Memakamkan Ibu Atau Istri Yang Melahirkan?

DULUKAN MEMAKAMKAN IBU ATAU ISTRI YANG MELAHIRKAN?Baru saja menyalakan Hp nya dengan membuka kunci, Rio kaget bukan kepalang. Dia menemukan panggilan tak terjawab banyak sekali. Mulai dari mertuanya, Dimas, bahkan Maya. Rio cukup panik, karena takut terjadi apa- apa dengan istrinya, mengingat Sifa juga sedang hamil tua. Rio pun langsung menelpon Abah Furqon, Bapak mertuanya. Itu adalah jalan pilihan yang terbaik, saat telepon tersambung."Assalamualaikum! Abah maaf Rio baru sempat menelpon," sapa Rio."Di mana kau, Rio!" bentak Abah Furqon. Rio menekuk ludahnya kasar pasti ada sesuatu yang terjadi. Karena Abah nya jarang meninggikan suaranya. Kalau saja, Abah nya itu sudah meninggikan suara beberapa oktaf maka tandanya beliau sedang tak baik- baik saja."Apa ada sesuatu yang menimpa Sifa, Bah?" tanya Rio sedikit ketakutan."Kau baru bertanya sekarang tentang keadaan istrimu? Allah, astagfirulloh, Rio! Kau tahu betapa paniknya kami? Setelah kami terus berusaha untuk bisa menghubungim
Read more

MENDUNG BERGELANYUT DI LANGIT PONOROGO

MENDUNG BERGELANYUT DI LANGIT PONOROGO"Le, ayo! Jalankan kewajibanmu," perintah Suhadi. Rio pun menganggukkan kepalanya perlahan.Berbakti kepada orang tua telah menjadi kewajiban bagi setiap anak. Kewajiban ini harus dilakukan, baik ketika kedua orang tua masih hidup atau sudah meninggal dunia. Kewajiban seorang anak ketika orang tuanya sudah meninggal yaitu mendoakannya supaya amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT. Imam al-Ghazali dalam buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah menerangkan bahwa orang tua yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari doa yang disampaikan anaknya."Kita doakan saja yo, Pak. Kita mandikan di rumah saja," ujar Rio. Sunarto setuju."Bapak ikut ke ambulance saja, aku nanti tak naik mobil, Pak," sambungnya."Pulang lah dulu, Le. Siapkan semuanya," perintah Sunarto.Rio mengangguk kepalanya. Dia segera ke parkiran, dan mengambil mobilnya. Rio sempat memotret keadaa rumah sakit dan potret ibunya. Dia
Read more

PERDEBATAN DENGAN KOKO POHAN!

Perdebatan Dengan Koko Pohan"Apakah kau tak ingin ke sini, Gendis? Aku mohon, aku butuh sandaran. Aku hanya ingin bersandar sebentar saja, hanya kau yang paling mengertiku! Sungguh aku tak punya harapan lagi," pinta Rio."Kau jangan aneh- aneh, Mas. Bukankah istrimu ada di sana? Apa kau mau melukai hatinya untuk kesekian kalinya lagi?" cerca Gendhis."Tidak, dia tak ada di sini, Baby. Dia sedang di rumah sakit untuk melahirkan," jawab Rio."Apalagi dia melahirkan seperti katamu, apakah kau tega bayimu dan anakmu yang baru saja terlahir di dunia ini haruskah rela menerima kenyataan bahwa lelaki yang menjadi ayahnya berselingkuh untuk kesekian kalinya?" ejek Gendhis."Sebentar saja, Gendhis. Aku mohon, kasihanilah aku. Kalau perlu kau tak usah turun dari mobil, aku hanya ingin melihatmu sekilas saja. Aku hanya ingin mengisi semua rongga rindu di dadaku dan meyakinkan diriku sendiri bahwa aku masih memiliki harapan untuk memilikimu kembali," pinta Rio."Aku akan tutup teleponnya," ucap G
Read more

CINTA ITU BERAT

CINTA ITU BERAT!"Ko, menurutmu apa benar saat ini kau masih mencintaiku? Menurutmu apa yang bisa dicinta dari diriku? Dengan semua kotorku dengan semua kegilaanku apa yang pantas kau perjuangkan dariku?" tanya Gendhis lagi."Kau jangan berkata seperti itu, Sayang. Percayalah padaku, kau masih sangat amat pantas di cintai. Bahkan kau juga masih pantas untuk di perjuangkan. Kau pernah menemaniku dari nol bahkan minus saat ekonomiku jatuh dan terpuruk. Kau tak keberatan untuk bekerja dulu sampaii aku menemukan cara untuk bangkit. Gendhis, percayalah padaku, tak banyak dan jarang sekali wanita yang bisa dan mau melakukan ha; seperti ini pada pasangannya," jelas Pohan sambil berjalan menuju Gendhis.Pohan berjalan dan memeluk Gendhis, dia mencium kening wanita itu dan mengelus rambutnya. Dia tahu wanita di depannya itu sedang berada di titik gundah. Dia juga tak mau memunafikkan kenyataan bahwa Rio juga memiliki porsi tersendiri di hati Gendhis. Apalagi Rio jelas- jelas memberinya status a
Read more

ANTASENA!

ANTASENA!"Padahal kenyataannya dia telah beristri. Apakah seperti itu lelaki yang baik itu?" sindir Pohan."Ko, orang cinta itu beratnya seperti orang menyangga bumi, cinta itu buta. Cinta itu ibarat hidupnya jiwa yang suci, cinta itu tak bisa di minta tapi cinta muncul dari sanubari," jawab Gendhis."Harus bagaimana lagi aku, Gendis?" tanya Pohan."Tidak pakai bagaimana- bagaimana, Ko. Tidak ada yang perlu kau lakukan, dan ini bukan kesalahanmu. Semua masalah ini murni aku yang membuatnya. Percayalah ini hanya masalah waktu dan aku perlu sedikit lebih banyak waktu untuk bisa berdamai dengan keadaan ku sekarang ini. Maaf ya, Ko! Maaf, jika aku selalu menuntutmu untuk selalu mengerti," ucap Gndhis memeluk Pohan."Namun percayalah, Ko! Tak mudah menjadi aku, di mana setiap melihat Kai aku selalu terbayang semua kenangan masa lalu serta wajah Mas Rio," sambungnya."Gendhis, bukankah aku berkali -kali menawarimu untuk memberikan Kai pada Cece- ku saja, toh dia juga belum punya anak. Buka
Read more

REWANG

REWANG"Kai! Kau akan bertemu dengan Abimu! Hahaha," kata Gendhis tertawa sendiri. Tawa yang penuh dan sarat akan arti. Gendhis masih sangat ingat di kampung masih ada tradisi mengaji nanti malam setelah ada orang yang meninggal dunia. Gendis membelokkan mobilnya di sebuah toko kue. Dia memesan aneka macam roti dengan jumlah 100 buah per jenis. Tak lupa juga membeli minuman gelasan dengan jumlah dua puluh dus untuk air minum. Dia juga memberikan amplop sebagai ucapan belasungkawa. Tak tanggung -tanggung biasanya mereka rata -rata memberi dengan nominal paling banyak juga satu jutaan tapi Gendhis memasukkan nominal sepuluh juta dalam amplop itu. "Bu, apakah aku harus senang atau sedih dengan kematianmu?" batin Gendhis dalam hati sambil melajukan mobilnya membelah jalanan kota ponorogo."Rasanya semua yang aku bawa ini tak sebanding dengan apa yang pernah Mas Rio berikan padaku," gumam Gendhis pada dirinya sendiri. Apalagi Gendhis masih sangat ingat saat ibu Rio dan Sifa bertanda
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
33
DMCA.com Protection Status