Setelah mengatakan hal demikian, Angga berbalik kembali lalu pergi. April hanya melihat pria itu berbeda sekarang. Tidak tersentuh sama sekali. bagaimanapun dia mengatakan banyak kiasan dari mulutnya, April tidak ingin percaya. Dengan satu sudut mulut yang menyungging April bergumam, “Terlalu mudah untuk manusia berkata-kata. Tapi sedikit sekali orang yang dapat menepati janjinya.” Kini, hanya kekosongan yang April dapatkan. Angga datang dengan jiwa dan tubuhnya yang tidak membawa apa-apa termasuk maaf yang tulus untuk April. “Mengenaskan menjadi diriku. Bagaimana caranya agar kamu tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghargaiku. Bukannya sia-sia, jika kamu tidak menghargaiku? Cih, aku juga punya perasaan. Aku punya harga diri, Angga. Untuk itulah, omong kosong yang kamu ucapkan tidak berbeda dengan pasir yang sering kau injak setiap hari,” katanya pada angin yang melambai, meminta bahwa ucapan tulus April dapat sampai pada telinganya, walau mustahil. Setiap kata demi kata yang A
Read more