Home / Romansa / Dendam Membara Kekasih CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dendam Membara Kekasih CEO: Chapter 61 - Chapter 70

214 Chapters

Tunangan CEO Melakukan Penganiayaan

Suasana menjadi hening seketika. Setelah pria itu melemparkan es di sekitarnya, yang membuat kedua wanita itu membeku. Sedangkan Angga, seolah-olah sudah diujung kesabarannya, sampai tidak mau untuk menarik perkataannya itu lagi. “Benar. Aku cemburu, tapi bukan karena dia berada di level yang sama denganku atau bahkan di atasku! Itu karena dia wanita! Aku cemburu karena di sama sepertiku yang merupakan seorang wanita, Angga!” Mawar sedang mengakuinya walaupun sebenarnya terlalu banyak yang Mawar sembunyikan di hatinya yang berupa ketakutan itu. Angga menghela nafas. Walaupun tubuhnya tegap dan tengah memandang wajah Mawar yang kecewa, sudut mata pria itu malah melihat pada wanita ;ain. Wanita yang tengah memandang sepatunya sendiri, sambil memikirkan banyak hal. “Mawar, bagaimana perasaanmu kepadaku?” tanya Angga dengan suara yang rendah. Mawar mendongakan kepalanya. Cukup gampang untuk menjawab pertanyaan itu. “Tentu saja, Angga. Aku selalu mencintaimu. Perasaanku sama seperti d
Read more

Pahlawan April Ternyata Musuhnya

Mata April menatap mata Leo yang khawatir padanya. Entah kenapa, April seperti ingin menarik tubuh pria itu untuk sekedar memeluknya saja dan membagi bebannya. “Kenapa aku harus bertemu dengan pria ini di saat seperti ini?” batin April. Leo menghampiri April dan langsung merangkul tubuhnya. Walaupun April tidak menjawab pertanyaannya, pria itu dengan sigap membantu April yang terlihat berantakan sendirian. Leo juga mengantar April ke ruangan perawat. Dia seperti sedang membaca pikiran April. “Pria ini, tidak membiarkanku pergi sendirian dengan rasa sakit yang alami sekarang? Kenapa harus dia yang menolongku seperti ini? Kenapa bukan orang lain saja?” April menoleh kepada wajah Leo yang panik, dengan suara batinnya yang terus bertanya-tanya. Anak pembunuh sedang menolong anak korban. April merasa resah dan kesal. Dia mudah goyah dengan perhatian seperti ini. Jika orang lain, mungkin April dapat menerimanya. Tapi jika Leo yang merupakan anak Tomi, dia ingin secara mutlak membi
Read more

Aku Seharusnya Sudah Curiga, Ketika Dia Menjadi Sekretaris

Setelah Leo mengambil tas milik April dari meja kerjanya, Leo kembali ke ruang perawat tadi untuk menjemput April. “April, ayo.” Sebelum itu, Leo melepas jas hitamnya untuk dan jas itu disimpan di pundak April. Sungguh sebuah kejutan untuk April. Ketika pria ini memberikannya jas itu untuknya. “Terima kasih,” kata April kepada Leo. Dan sebagai balasannya, Leo tersenyum. Mereka kini pergi melewati koridor, dan tiba di sebuah parkiran. Sejak awal, Leo tidak melepas rangkulannya. Sialnya, seorang pria yang tidak berperasaan sedang bersama tunangannya. “Angga, aku mohon! Itu bukan salahku!”“Tidak salah bagaimana? Jelas-jelas kamu yang keterlaluan! Aku sudah lelah denganmu, Mawar. Kamu tidak pernah berusaha untuk jadi dewasa!” KLAK! KLAK! KLAK!Suara high heels yang terdengar paling bersinar itu berasal dari sepatu April. Pasangan itu menoleh dengan tiba-tiba, termasuk Angga yang terkejut. Dia terkejut karena April bersama Leo. Dia tidak bisa berhenti melihat tangan Leo yang mengel
Read more

Angga Mengejar Gadis Yang Dia Cintai

Angga pergi untuk menyusul April. Dia bahkan malah berpikir bahwa Leo akan membawa April pergi ke sebuah tempat yang hanya ada mereka berdua. Jika April mengetahui isi pikiran Angga, mungkin April enggan untuk bertemu dengan Angga apalagi menerima bantuan darinya perihal dendam. “Ayo! Dia sepertinya sedang mengejarmu.”Leo melihat ke arah belakang sambil menyelesaikan pengurusan administrasi April. April akan mendapat perawatan di ruang VIP. Itu karena luka air panas yang membakar itu tidak hanya merusak jaringan, tapi juga membuat April demam tinggi disebabkan infeksi. “Kami akan melakukan tindakan terlebih dahulu. Silakan Anda tunggu di luar,’ kata Dokter di Rumah Sakit itu. Leo pun mengangguk setuju. Dia akhirnya menunggu di luar ruangan itu. Dengan pikiran yang berkecamuk, dengan banyak doa yang diapungkan kepada pemilik semesta. Sampai suara sepatu yang tengah berlari ke arahnya membuat pikiran Leo buyar. “Dimana April?” tanya Angga dengan nafas yang terengah-engah. Dia berl
Read more

Ketika Pria Obsesi Melihat Wanita Yang Di Cintai Bermesraan Dengan Pria Lain

“Mawar? Jadi sekarang Anda langsung menyalahkan tunangan Anda, ya? Apa karena selama ini Anda kesulitan untuk mencintai Mawar? Kemudian Anda mulai tertarik pada April? Tapi Anda malah membuatnya celaka, dan malah menarik Mawar yang tidak ada hubungannya—”“Mawar mendapatiku yang hanya meminta pertolongan kepada April dan akhirnya dia cemburu. Padahal saya hanya meminta pertolongan saja kepada rekan divisi itu,” balas Angga sambil memotong pembicaraan Leo. Dia juga melangkahkan kakinya menuju Leo. Tubuhnya yang tegap tidak bisa dibandingkan dengan Leo. jelas, Leo kalah. Tapi bukan itu tujuan Angga, Angga hanya ingin membungkam pikiran Leo yang berani menyimpulkan sendiri. Leo berusaha tidak takut pada julukan serigala hitam itu. Dia menegakkan tubuhnya dan kepalanya sedikit angkuh. “Jadi Leo, pelakunya adalah keponakanmu, bukan aku. Tapi tetap saja, aku terlibat karena datang padanya untuk mengantarkan kopi. Itu karena Sekretarisku sedang tidak bekerja karena sesuatu yang tidak bisa
Read more

Seorang CEO Sombong, Sulit Mengakui Kesalahannya

Seorang pria dengan tubuh jangkung itu masuk ke dalam ruang rawat April, setelah dia mundur beberapa langkah karena melihat keromantisan mereka. Tubuh yang terbiasa tegap dengan arti percaya diri dan berwibawa, sekarang tubuh itu tampak layu diterpa rasa bersalah yang amat besar. “Kenapa kamu kemari?” tanya April tiba-tiba. Hanya dengan melihat batang hidungnya saja, April sudah tahu itu Angga. Semakin Angga masuk lebih dalam, dengan menunjukan diri sepenuhnya, perkataan yang membuat Angga tersinggung tidak sengaja terlontar. Angga membelalakan matanya tidak percaya. Tapi dia sudah berjanji datang kesini untuk alasan yang baik. “Tua CEO ingin mengatakan sesuatu padamu, April.” Leo mendahului kata yang akan berhamburan keluar dari mulut Angga. Leo merasa bahwa Angga harus mengakui kesalahanya kepada April saat ini. Angga pun menatap tajam ke arah Leo. Seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu yang buruk tentang Leo. Tapi dari pada itu, Angga terus berjalan ke depan menghampiri
Read more

CEO, Jangan Mengikatku! Aku Ingin Kebebasan

April berdecih sangat keras. Dia menertawakan pria itu dan dirinya. Lalu tiba-tiba … Tatapannya menjadi mengerikan. “Apa maksudmu, April?” tanya Angga. Angga menatap April dengan ekspresi yang bingung. Tidak, hati dan pikirannya ikut bingung. Kacau, tersesat tanpa arah. Sulit untuk menebak isi pikiran April, dengan keegoisannya yang melekat pada jiwa pria seperti itu. “Kau tahu? Apa yang lebih lucu dari opera yang aku ciptakan? Jawabannya adalah ketika orang yang aku cintai menjadi musuh, dan musuh menjadi cintaku. Angga, bukankah ini di luar skenario?”April memiringkan kepalanya. Air mata dari kedua sisi jatuh beriringan. Senada dengan detak jantungnya yang memanas. Tumpah tak terbendung, walaupun tak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulutnya. Sakit. Seperti itulah perasaan wanita yang sudah di ujung rasa kecewa. Dia masih mampu menangis, namun suara tangisan yang menjerit hilang entah kenapa. Mungkin sudah ditelan oleh dusta pria di hadapannya lebih dulu. Mungkin pria itu
Read more

Ada Satu Hal Yang Tidak Bisa Orang Kaya Ubah

Tangan mengerat. Kuku panjang menembus jari sampai mengeluarkan darah. Itu karena April menahan kalimat setelahnya. Dia tahu apa yang ingin diucapkan, tapi dia merasa tidak bisa. “Sial, kenapa aku tidak bisa bicara?” batin April. April menahannya karena sadar, jika dia mengatakannya, dia akan merasa bersalah kepada Angga. Tapi faktanya. April merasa bahwa Angga tidak memikirkan hal seperti itu kepadanya. Dilema. April akhirnya merasa di pilihan seperti ini. Tapi dengan keberaniannya … “Karena kamu tidak memiliki perasaan, aku akan mengatakannya padamu, Angga,” jawabnya dengan tegas. “Selama ini, aku merasa bahwa aku tidak hanya bekerja sama denganmu. Tapi aku merasa bahwa kita terikat. Tidak, tapi kamu yang mengikatku. Jadi, aku ingin bebas darimu, Angga. Aku … Tidak merasa nyaman dengan sikapmu yang kamu lakukan di rumah dan melakukannya ketika di kantor juga. Padahal aku sudah bilang jangan melakukan itu di depan mereka. Padahal aku sudah sering memperingati dan memaklumi kamu.
Read more

Dari Rambut Turun Ke Pipi

Setelah mengatakan hal demikian, Angga berbalik kembali lalu pergi. April hanya melihat pria itu berbeda sekarang. Tidak tersentuh sama sekali. bagaimanapun dia mengatakan banyak kiasan dari mulutnya, April tidak ingin percaya. Dengan satu sudut mulut yang menyungging April bergumam, “Terlalu mudah untuk manusia berkata-kata. Tapi sedikit sekali orang yang dapat menepati janjinya.” Kini, hanya kekosongan yang April dapatkan. Angga datang dengan jiwa dan tubuhnya yang tidak membawa apa-apa termasuk maaf yang tulus untuk April. “Mengenaskan menjadi diriku. Bagaimana caranya agar kamu tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghargaiku. Bukannya sia-sia, jika kamu tidak menghargaiku? Cih, aku juga punya perasaan. Aku punya harga diri, Angga. Untuk itulah, omong kosong yang kamu ucapkan tidak berbeda dengan pasir yang sering kau injak setiap hari,” katanya pada angin yang melambai, meminta bahwa ucapan tulus April dapat sampai pada telinganya, walau mustahil. Setiap kata demi kata yang A
Read more

Sebuah Bakat Tercela

“Dia sedang ke toilet,” jawab April bohong. Walaupun April sedang berbicara dengan Camilla, tapi matanya ke arah pahanya yang mulai terbuka karena Leo yang menyingkirkan selimutnya. SKEP!April menutupi pahanya yang seksi dan mulus itu dengan selimutnya lagi. Leo yang merasa tertangkap basah hanya dapat cengengesan sambil menggaruk pundaknya yang tidak gatal. “Baiklah. Aku akan memberitahu Leo jika kamu menghubunginya. Sepertinya dia akan menelepon balik,” jawab April.TUT!Panggilan berakhir!Sekarang, mereka saling bertatapan. Leo yang merasa hilang akal dan malu, sedangkan April yang mulai menggodanya. “K-kenapa kamu menjawab telepon Camilla?” tanya Leo. Di nampak kesal dengan ekspresi yang seperti itu. “Karena dia istrimu, kenapa kamu tidak menghubunginya?” tanya April dengan membalikkan pertanyaanya. “Ah, i-itu, sih. Karena dia …”“Benar. Pria ini mulai hilang arah dari peraturannya selama ini. Aku sering mendengar dari orang lain, bahkan beberapa kali aku pernah menyaksika
Read more
PREV
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status