Semua Bab Dendam Membara Kekasih CEO: Bab 21 - Bab 30

214 Bab

Pengantin Pria Memberikan Dress Untuk Wanita Lain

Tentu saja, April tidak mungkin berkata dengan terus terang seperti itu. “Baiklah. Aku akan mengizinkanmu,” jawab Camilla. “Sebelum kamu pergi, seharusnya kita berfoto dulu untuk membuktikan kepada Lro bahwa kita benar-benar sedang bertemu karena saling merindukan,” kata April sambil meminta ponsel kepada Camilla. Camilla pun mengambil ponsel keluaran terbaru itu di dalam sakunya. Dia memegang ponsel tersebut dengan tangan kanan, lalu mengklik tombol kamera. CEKREK!Dua manusia yang dulu bermusuhan memasang wajah cantik mereka, dengan senyum paling lebar. Camilla menguploadnya di sosial media miliknya. Kurang dari satu menit, banyak komentar dari teman Camilla dulu di SMA yang bertanya kenapa mereka bisa akur. Tapi Camilla malah tidak peduli karen adi ingin April membantunya supaya Leo sangat terpikat kepadanya. “Sudah! Kamu puas?!” kata Camilla sambil berdiri memasukan kembali ponsel ke dalam tas miliknya. “Hampir malam, aku harus pergi.”“Kau akan melakukan itu dengannya, Camil
Baca selengkapnya

Pemulung Yang Menjadi Sekretaris

Keesokan harinya, di siang hari, April mendapatkan pesan dari Angga, partner balas dendamnya. Angga memberikan fakta-fakta lain tentang Leo. Itu karena April memintanya malam kemarin dan Angga baru bisa memberikan balasannya siang ini. “Leo menyukai wanita yang anggun. Dulu, dia pernah menyukai wanita yang merupakan penyanyi di sebuah bar. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan, karena wanita itu sudah memiliki kekasih. Leo juga menyukai wanita dengan kulit yang putih dan senang mengenakan dress hitam. Huh, apalagi yang ingin kamu tahu? Lebih baik aku mengirim detail tentang pria gila itu kepadamu lewat dokumen!” Begitulah pesan yang Angga berikan kepada April. “Baiklah, tolong sisanya kirim kepadaku,” balas April. DING! Angga mengirimkan sebuah file sebanyak tiga halaman yang berisi poin-poin fakta tentang Leo. Angga mendapatkannya setelah menyuruh Sekretarisnya untuk mencari. “Terima kasih. Berkatmu, aku tahu apa yang harus aku lakukan,” ujar April di dalam pesan itu. Se
Baca selengkapnya

Bayangan Ketika Satu Rumah

“Baiklah, Angga. Jadi untuk siapa pakaian mewah yang banyak ini sampai memenuhi punggungku?” tanya Sekretaris Zayn itu. Benar bahwa punggung dia penuh dengan kantong-kantong besar itu. Tubuh Zayn tenggelam ketika dia mereka memenuhi tubuhnya. Tapi Zayn senang, karena Angga sepertinya sudah benar-benar jatuh cinta kepada wanita. Dulu, Angga merupakan anak yang penuh ambisi. Dia tidak pernah menyukai wanita dalam 31 tahun dia hidup. Bukan karena Angga yang tidak normal. Tapi Angga saat itu sedang fokus pada kehidupannya untuk membangun karir. “Ada seseorang. Dia bukan Mawar, Zayn. Dia seorang wanita yang cantik dan unik. Aku akan memberikan semua pakaian ini untuknya,” jawab Angga sambil terus berjalan keluar toko itu dengan wajah yang tersenyum. Angga ingat bahwa April datang dan pergi dari rumahnya dengan pakaian yang bagus, tapi dia tidak memakai alas kaki. Sekarang, Angga juga membeli banyak alas kaki untuknya. Walaupun di rumah April sudah banyak, tapi Angga ingin memberikannya
Baca selengkapnya

Malam Yang Panas

Jatah cuti para karyawan hanya berlangsung selama tiga hari. Jadi, April pulang hari ini namun terpisah dengan Camilla dan Leo. Camilla dan Leo mendapatkan jadwal lebih awal, sedangkan April setelahnya. Saat ini, April di dalam pesawat dengan tenang. Dia tidak perlu memakai pakaian yang dapat membuat penyamaran tentang dirinya. “Ibu dan Bapak sekalian, sembari kita mulai untuk mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja Anda berada dalam posisi tegak. Pastikan juga sabuk pengaman Anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan Anda atau di penyimpanan atas. Terima kasih,” ucap salah seorang pramugari tersebut. Setelah April tiba di bandara, seorang pria dengan jas biru dongker sampai lutut itu melambaikan tangan kepadanya. April tersenyum dengan hangat lalu berjalan ke arah pria itu. “Terimalah.” Angga memberikan bunga tulip berwarna merah muda kepada April. April menerima bunga itu dengan cepat. Dia mencium perlahan bunga itu. Cantik
Baca selengkapnya

Tunggu, Melanjutkan Malam Tadi?!

“Tidak! Berhenti! Apa yang sedang kamu lakukan?” April mendorong tubuh Angga ke belakang. Dia meminta Angga untuk pergi dari rumahnya saat itu. Angga sebenarnya tidak mengerti, tapi Angga mengira bahwa April sedang terbawa suasana. “Sepertinya dia tidak menginginkannya,” gumam Angga di depan pintu luar rumah April. Angga pun pergi dengan kepala yang menunduk. Dia hanya merasa sudah berpikir banyak tentang April yang terlihat mau mencintainya. Tapi sepertinya April belum bisa membuka hatinya. Sedangkan April duduk di pintu rumahnya. Dengan rambut yang menyusul untuk turun ke bawah, dengan tangan yang memegang jantung yang berdetak meminta lompat, April benar-benar masih sama terkejutnya. “Apa yang sudah aku lakukan kepadanya? Kenapa saat dia memelukku, aku bereaksi dan malah ingin menciumnya. Bodoh, apa yang sedang aku lakukan?! Apa aku sudah kehilangan akal?! Ini sudah malam, sebaiknya aku pergi tidur.” Tapi saat April berjalan ke kamarnya, sebuah cermin yang menempel dengan
Baca selengkapnya

Kamu Akan Mendapatkan 80 Juta Dollar

April menatap Angga dengan ngeri. Dia kehabisan kata-kata, karena Angga ingin April melakukan sesuatu untuknya. “April, kenapa kamu melamun?” tanya Angga sambil mengambil sesuatu di sakunya. “Seingatku, jika pria mengodok saku setelah membuka pakaiannya, maka dia akan …”“Ini. Bantu menempelkan ini pada punggungku.”Hampir saja membuat April gila. April bahkan sudah berpikir dengan aneh-aneh karena momennya sangat pas. Ternyata, Angga mengeluarkan koyo. Angga meminta tolong supaya April menempelkan koyo itu pada punggungnya. PLAK!“Argh! April, kenapa kamu menampar punggungku?” Sekarang, bukan hanya sakit yang Angga rasakan. Tapi juga perih karena April menamparnya dengan sangat keras.“Kamu membuatku terkejut saja. Aku pikir kamu sedang mengeluarkan benda lain,” balas April tanpa rasa bersalah. April pun mulai membantu Angga dengan menempelkan banyak koyo di punggungnya. Jujur, punggung Angga sangat lebar dan kekar. Ada satu bekas jahitan berbentuk lurus dan miring. “Kapan dia
Baca selengkapnya

Tunangan Yang Paling CEO Benci

Dia adalah pemilik perusahaan DE sebelumnya, sebelum sesukses sekarang. Angga bekerja lebih baik dari Ayahnya. Tidak ada yang bangga kepada anak semata wayangnya itu. Selain masalah asmara Angga yang tidak pernah tumbuh sampai sekarang. Untuk itulah, mereka menjodohkan Angga dengan Mawar. “Bu, Nona Mawar dan keluarganya sudah tiba. Apakah Anda ingin menyambut mereka?”Seorang wanita, pelayan rumah ini menuntun langkah mereka menuju pintu depan. Sementara Angga masih duduk dengan tangan yang memegang garpu. Dia terlihat tidak suka dengan momen ini. Matanya hanya menatap steak yang dia acak-acak sejak tadi. April membisikan sesuatu di telinga Angga. “Waktunya tersisa 45 menit lagi. Kamu tidak perlu khawatir. Selain itu, ada aku disampingmu,” ungkapnya. Setelah mendengar kata penenang tersebut, Angga mulai mengangkat simpul senyumnya. Jujur, perjodohan ini membuat Angga tidak nyaman. Bukan kesalahan Angga kenapa dia belum bisa jatuh cinta kepada wanita di tengah kesibukannya.Tapi ke
Baca selengkapnya

Siapa Wanita Yang Kamu Maksud?

Di dunia ini, ada dua hal yang Angga benci. Pertama, pengkhianatan. kedua, perjodohan. Angga sudah menolak beberapa kali untuk perjodohan ini, tapi orang tua mereka khawatir. Mereka juga menginginkan penerus Angga untuk perusahaannya yang sukses itu. “Ada apa dengan ekspresinya Dia terlihat tidak suka dengan perjodohan ini, ya,” batin April. Sesuatu yang dipaksakan orang lain tidak akan berjalan dengan berhasil. Jika berhasil pun, kemungkinannya sangat kecil. Apalahi kepribadian Angga dan Mawar sangat berbeda. April menoleh ke arah Mawar yang tersenyum malu-malu. “Tunanganmu sangat cantik. Andai dia tidak sedikit gila, aku rela bilang bahwa dia sempurna,” kata April di dalam hatinya. “Karena anak saya sangat sibuk, sepertinya kita harus mencari waktu senggang anak saya. Bagaimana Sekretaris April, bisakah Anda mencari waktu yang pas untuk pernikahan mereka?” tanya Janu. April membuka tabletnya. Dia memeriksa dari bulan sekarang sampai bulan ketiga. Tidak ada waktu untuk men
Baca selengkapnya

Tidak Ada Yang Bisa April Percayai Lagi

“Aku lapar, bisakah kita makan bersama di restoran?” tanya Angga sambil melihat jadwal pekerjaanya pada tablet April. “Kenapa dia tidak menjawabku? Apa wanita yang dia maksud itu rahasia, ya? Harusnya aku mencari tahu sendiri,” pikir April didalam hatinya. “Kita punya waktu. Ugh, kenapa kamu tidak makan saja di rumahmu tadi?” “Aku baru lapar sekarang.” “Ada-ada saja,” balasnya. Di sebuah restoran mewah, Angga dan April menikmati makan siangnya. Angga makan dengan fokus seperti pangeran di zaman kuno. Tubuhnya tegap, mulutnya tidak berisik. Sedangkan April makan dan sibuk bermain ponsel. “Simpan ponselmu itu,” ungkap Angga dengan wajah datar. Dengan sudut matanya, Angga tahu bahwa April sedang melihat i*******m pribadi Leo dengan dengan akun keduanya. Angga berpikir bahwa aksi April itu malah membuat Angga yakin bahwa April terlihat menyukainya. “Aku sedang bekerja. Kau tahu, banyak pekerjaan yang harus aku lakukan setiap harinya,” balas April sambil tersenyum bebas pada
Baca selengkapnya

Menyusup Ke Rumah Wanita

Tiga hari telah berlalu. April tidak menerima permintaan maaf Angga dengan cara apapun Angga merayunya. Dia bahkan tidak memakai pakaian yang pernah Angga berikan. Dia hanya memakai pakaian murahan untuk bekerja ke kantor. “April, apa kau di dalam? Aku membawakanmu sesuatu!” teriak Angga di luar rumah April. April melihat keberadaan Angga dengan mengintip di kamarnya yang tertutup gorden yang membuat ruangan itu terlihat gelap. “Apalagi yang dia bawa?!” batin April di dalam hatinya. Setiap hari, setelah kejadian tiga hari yang lalu, Angga selalu meminta maaf kepada April dengan berbagai cara. Salah satunya dengan selalu memberikan sarapan kepada April. Tidak hanya itu, Angga juga mulai terang-terangan memberikan minuman atau makanan di depan banyak orang saat di kantor. “Kamu membuatku semakin membencimu, Angga. Jika kamu benar-benar ingin meminta maaf, seharusnya kamu tidak membuat orang di kantor curiga terhadap hubungan kita. Sialan, aku sangat tidak terima!” hatinya penuh den
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
22
DMCA.com Protection Status