Update 3 bab setiap hari
“Aku lapar, bisakah kita makan bersama di restoran?” tanya Angga sambil melihat jadwal pekerjaanya pada tablet April. “Kenapa dia tidak menjawabku? Apa wanita yang dia maksud itu rahasia, ya? Harusnya aku mencari tahu sendiri,” pikir April didalam hatinya. “Kita punya waktu. Ugh, kenapa kamu tidak makan saja di rumahmu tadi?” “Aku baru lapar sekarang.” “Ada-ada saja,” balasnya. Di sebuah restoran mewah, Angga dan April menikmati makan siangnya. Angga makan dengan fokus seperti pangeran di zaman kuno. Tubuhnya tegap, mulutnya tidak berisik. Sedangkan April makan dan sibuk bermain ponsel. “Simpan ponselmu itu,” ungkap Angga dengan wajah datar. Dengan sudut matanya, Angga tahu bahwa April sedang melihat i*******m pribadi Leo dengan dengan akun keduanya. Angga berpikir bahwa aksi April itu malah membuat Angga yakin bahwa April terlihat menyukainya. “Aku sedang bekerja. Kau tahu, banyak pekerjaan yang harus aku lakukan setiap harinya,” balas April sambil tersenyum bebas pada
Tiga hari telah berlalu. April tidak menerima permintaan maaf Angga dengan cara apapun Angga merayunya. Dia bahkan tidak memakai pakaian yang pernah Angga berikan. Dia hanya memakai pakaian murahan untuk bekerja ke kantor. “April, apa kau di dalam? Aku membawakanmu sesuatu!” teriak Angga di luar rumah April. April melihat keberadaan Angga dengan mengintip di kamarnya yang tertutup gorden yang membuat ruangan itu terlihat gelap. “Apalagi yang dia bawa?!” batin April di dalam hatinya. Setiap hari, setelah kejadian tiga hari yang lalu, Angga selalu meminta maaf kepada April dengan berbagai cara. Salah satunya dengan selalu memberikan sarapan kepada April. Tidak hanya itu, Angga juga mulai terang-terangan memberikan minuman atau makanan di depan banyak orang saat di kantor. “Kamu membuatku semakin membencimu, Angga. Jika kamu benar-benar ingin meminta maaf, seharusnya kamu tidak membuat orang di kantor curiga terhadap hubungan kita. Sialan, aku sangat tidak terima!” hatinya penuh den
Kini, dua manusia membuat kebisingan di rumah yang jelas membuat suara itu akan bergema. April, tidak memiliki benda tidak berguna. Itu sebabnya rumah besar ini masih terlihat kosong. “Apa yang sedang kamu lakukan disini?” sentak April. Dia bahkan kesal karena pria yang sedang membawa satu mangkuk sup ayam, tapi matanya terlihat sangat haus pada tubuh April. “Berhenti menatapku! Aku tanya sekali lagi. Kenapa kamu bisa masuk ke dalam?!” teriak April yang mulai ketakutan itu. Ini aneh sekali, April hampir tidak berdaya karena ketakutannya. Padahal dia jago bela diri. Sungguh, pria itu pun sama. Dia membeku dengan posisinya yang sekarang. Wajahnya sangat merah, telinganya hampir terbakar. Lalu milik dia juga sudah tegak sempurna. “Ugh! Singkirkan milikmu! Dasar pria mesum!” Ampri melempar pria itu dengan sebuah piring. Tapi April gagal membuat dia terluka. “Ka-kamu yang mesum! Bagaimana bisa kamu memakai pakaian mesum itu disini? Aku melihatnya! Apa kamu tidak keberatan?” katanya.
Saat Angga memaksakan diri untuk membantu April, dia akhirnya membuat kesalahan lagi. Pecahan kaca membuat tangan April terluka karena ANgga tidak sengaja mmebuat benda itu mengenai telunjuk April. “April, maafkan aku. Aku akan—”“Berhenti pembantuku yang bahkan aku tidak terbantu!”April menepis tangan Angga. April meniup lukanya sendirian. Hal seperti ini, April dapat melakukannya dengan baik tanpa bantuan dari siapapun. “Terkadang, ketika dia bisa melakukan semuanya, apalagi hal kecil, aku merasa sakit hati. AKu ingin dia bergantung padaku,” batin Angga. April adalah orang yang bisa melakukan banyak pekerjaan sendiri. Satu yang bisa Angga lakukan pada April. Memberi fasilitas untuk balas dendam kepada Tomi dan keluarganya. Tapi entah kenapa, Angga merasa bahwa dia tidak sedang menolongnya. “April, aku ingin kamu membutuhkanku lebih dari apapun,” ujarnya. April sengaja membuat telinganya tuli sebentar untuk Angga. Dia benar-benar tidak memerlukan penjelasan Angga lagi. “April,
Seperti terserang petir yang menghantam hati yang rapuh, Angga merasa bahwa benar, yang sedang dihadapinya bukanlah April yang dia kenal. Tapi, apa aku sudah benar mengenal April? Pikirnya. "Apa aku peduli? Tidak, April. Aku tidak takut kamu akan membunuhku suatu saat. Aku yakin, kamu selalu memiliki alasan yang kuat. Soal perkataanku kemarin, itu sebenarnya bukan untuk ditujukan kepadamu, kepada luka yang kamu peroleh. Tapi itu adalah sumber dari rasa cemburuku, yang dimana kamu selalu membicarakan Leo," ungkapnya. April sudah membuka mulutnya untuk berbicara, tapi Angga lebih dulu melanjutkan perkataannya. "Ya! Aku tahu itu. Jika kamu ingin balas dendam padanya. Aku tahu bahwa kamu tidak benar-benar cinta padanya. Aku minta maaf atas tindakanku yang sangat kekanak-kanakan. Tapi aku tidak akan menahan ini. Aku mencintaimu, April. Sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah jatuh cinta padamu," ungkapnya sambil bersimpuh di atas kaki April. April merasa tidak nyaman dengan ap
Tanpa disadari, April mengusap rambut pria itu dengan lembut. Tapi, sekarang April memikirkan hal lain. Jambak! "Argh!" erang pria ini. Angga mengernyitkan matanya. Dia berusaha tidak pusing ketika April menjambaknya. Tapi tidak bisa, April membuat kepala Angga berisi kunang-kunang yang merah. "Apa itu sakit?" tanya April dengan wajah yang datar. Tentu saja sakit, kenapa April harus bertanya demikian? Tapi Angga menggelengkan kepalanya. Lalu tersenyum sambil merapikan kembali rambutnya. "Tidak. Tidak sakit," jawabnya dengan senyum yang cerah. "Jadi aku bisa menjambakmu lagi?" tanya April. "Eh? Tidak boleh, April. Kau tahu bahwa—""Kalau begitu pergilah. Kenapa kamu masih disini?" pinta April sambil mendorong tubuh Angga keluar. "Tunggu, April. Bisakah aku duduk di rumahmu sebentar? Aku hanya akan duduk dan menonton TV saja. Sungguh, aku tidak akan melakukan apapun," ungkapnya memohon. Angga meletakan kedua tangannya dan menggesekan satu sama lain. Memberikan tatapan mata yan
"Huh, dasar pria gila! Aku tidak akan tertipu dengan taktik mu. Tapi lebih menyenangkan mengikuti arusmu dulu, bukan? Siapa tahu aku akan mendapatkan sesuatu dari pada hadiah sialanmu itu!" batin April. Menurut April, Leo adalah pria bodoh yang dia temui di dunia. Berpura-pura tidak berbohong agar April masuk perangkapnya. Tentu saja April mengikuti lubang jebakan itu dengan sukarela, tapi Leo lupa, April tidak pernah datang dengan tangan kosong bahkan jika dia pergi ke neraka. "Huft, aku sudah lama ingin bertemu Camilla. Tidak apa-apa. Jika itu sangat darurat, aku akan menemuimu nanti malam," jawab April. April senang bahwa fakta Leo mulai menyukainya dan menyembunyikan semua ini dari Camilla. Layaknya April sekali mendayung, dua pulau terlampaui. Kryuk! Suara perut orang lapar! April menoleh pada pintu yang terkunci. Dia berjalan dan membuka pintu tersebut. Ternyata, Angga sedang ada disana sampai tubuhnya tersungkur setelah April menarik pintunya. "Untung saja Leo tidak mene
April membelalakan matanya tidak percaya. Walaupun April tidak yakin, jika April akan mendapatkan perlindungan yang dia pikirkan itu. April memalingkan wajahnya. Dia segera memakan nasi goreng buatannya yang biasa saja. “Makanlah. Mungkin itu masakanku tidak begitu enak, tapi ini cocok untuk orang yang kelaparan seperti kita,” kata April tanpa menatap Angga. Angga mulai memasukan beberapa suap sendok ke dalam mulutnya. Walaupun benar, nasi goreng ini biasa saja. Tapi karena April yang memasak, Angga menghabiskan nasi itu tanpa tersisa sedikitpun. “Masakanmu enak. Lihat, aku menghabiskannya,” kata Angga sambil memperlihatkan piring kosongnya itu. Sedangkan nasi milik April masih tersisa banyak. April tersenyum mengerikan pada nasi yang membuat tubuhnya berenergi itu. “Huh, aku tahu jika nasi ini tidak enak,” kata April sambil menyindir Angga. Angga menyilangkan tangannya. Dia berusaha membuat April percaya diri dengan masakannya. Tapi April pergi sambil berniat mencuci piring ko
“Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla
“April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal
Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun
Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini
Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu
Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m
Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan
Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin
“Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak