All Chapters of Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta: Chapter 81 - Chapter 90

114 Chapters

Bab 81

P O V Rian. "Sepertinya, kita harus pindah." Tukas Renata, sambil menyantap makanan yang ada di piring nya. Sontak, aku menatapnya. "Kenapa?" tanya ku. "Aku taku, di culik lagi. Aku nggak mau ada yang tahu, tempat tinggal kita," jawabnya, yang kini sudah menatapku juga."Baiklah, nanti aku akan cari tahu tempat yang aman buat kita tinggal," "Tapi, bagimana dengan perusahan kamu? pasti mereka akan tahu secepat itu alamat kita," Benar juga, apa kata Renata. "Makanlah, nanti aku akan pikirkan." Tukasku, yang belum mendapatkan solusi. Kami sibuk dalam pikiran masing - masing, sambil menikmati hidangan yang sudah mama masak tadi. "Ian..." pangil Renata, seraya menatapku."Hem.." "Aku, sudah tak punya apa - apa lagi sekarang," lirihnya. Sontak, aku menatapnya dalam. Terlihat, bulir bening yang sudah berada di kelopak mata teduh, wanita yang ku cintai itu. "Trus?" "Aku tak bisa membantu kamu, dalam masalah keuangan rumah tangga," "Kamu itu, tanggung jawab aku. Malahan, aku senang
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Bab 82

"Apa yang kamu lakukan, dengan Renata?" Robi betanya tiba - tiba. Aku yang sedang menyusui Dania, sontak menatapnya binggung. "Maksud kamu?" "kenapa, kamu nggak bilang aku, klo kamu yang nyelamatin dia?" "Oh itu, aku lupa cerita," kilah ku. "Lupa atau emang nggak mau cerita?" ketusnya. "Beneran lupa. Akhir - akhir ini, Ku selalu pelupa," "Kok, bisa kamu bertemu dia?" "Yah, bisalah. Udah diatur sama Tuhan," Aku pun menceritakan semuanya. Walaupun awalnya nggak mua cerita, tapi karena ia sudah tahu jadi mau tak mau harus ku cerita. Ia mengangguk saat mendengar ceritaku. "Trus, kamu tahu dari mana?" tanyaku. "Rian yang cerita ke aku, kalau kamu yang membawa Renata ke rumah," "Emang kapan kami bertemu dia?" "Kemarin. Dia, minta tolong aku bantuin dia," "Trus kamu mau?" "Iya. Aku berikan solusi, dan mungkin itu sangat membantunya," "Oh begitu," aku mengangguk mengerti. "Lain kali, kalau ada apa -apa gini bilangin ke aku ya? jangan kamu diam aja. Nanti kalau ada masalah kamu
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 83

Cafe pemilihan Aina ini, sangat tertutup sangat tenang dan tak terlalu banyak pengunjung, siang hari begini. Mungkin saja, harga yang terbilang tinggi. "Silakan pesan Ton. Sesuai perkataan ku tadi, aku yang mentraktir kalian berdua," "Jangan bu, kan saya yang ngajak. Biarkan saya yang bayar," "Bener kamu mau bayar?" tanya ku, meyakinkan. Ia terlihat gugup, saat melihat harga menu makanan yang ada disini, terlihat dari dirinya yang sudah basah karena keringat. Padahal disini, ada Ace. "Iya mbak," "Wow, padahal disini mahal loh Ton. Ini, kamu lihat, minum aja udah habis tiga ratus ribu. Apalagi, makanan. Yakin kamu mau bayar?" tanya Aina, sembari menunjukan minuman yang ada di buku menu. "Iya bu," jawabnya, sedikit gugup. "Ya udah, kalau kamu tetap bersikeras," Kami memilih makanan. Karena aku, yang sudah kenyang, jadi hanya memesan cake. Selain simpel, harga nya juga lumayan murah. Biar nggak banyak Anton bayar. Sama dengan ku, Aina juga memesan cake. Setelah selesai memesan, p
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Bab 84

"Bu.. Bu Aina?" ujarnya, terbata - bata, dan keringat dingin saat menatap Aina. Apa dia kenal Aina? sehingga, ketakutan terlihat jelas di wajahnya. "Lakukan sesuatu mas, mereka belum tahu seberapa hebatnya kamu!" hardik Ririn, yang masi merengek pada suaminya. Pria tua itu, diam saja. Dan Aina melirik Ririn dengan penuh emosi. "Lihat! ponselku yang mahal ini dibanting, ayo mas lakukan sesuatu pada mereka!" "Diam!" bentak pria tua itu. "Mas.. kamu membentak ku?" "Minta maaf cepat pada bu Aina," "Aku minta maaf? seharusnya dia yang minta maaf! dia sudah menamparku dan membanting ponselku! Wanita tak tahu diri ini, pantas mendapatkan tamparan dari ku," pungkasnya, yang hendak melayangkan tamparan pada Aina. Segera pria itu, menahan. "Lepaskan aku mas, aku harus memberi dia pelajaran!" "Hey! ada apa ini? kenapa ribut - ribut disini!" satpam, datang menghentikan kami. Para pengunjung di cafe ini, yang tengah menikmati makanan mereka tak lepas memandangi kami sedari tadi. Bisik - bi
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Bab 85

Dritt...Dritt..Ponsel ku berdering, saat aku sedang meeting dengan manager di salah satu perusahan produksi yang cukup terkenal di kota ini. Kami akan membahas kerja sama antara perusahan mereka dan toko ku. Deringan ponsel terus saja berbunyi, dan Nama mertuaku terlintas di layar ponsel. Aku berusaha tak mengangkat, tapi hati ini seakan berbisik untuk angkat telpon nya. Apalagi, mama Lina jarang meneleponku pada jam kerja. Paling di sore atau malam hari saat aku Free. gegas aku mengangkat panggilan nya. "Hallo ma, ad-" "Sayang, kamu dimana sekarang?" sambar mertuaku, di ujung sana. Terdengar, suaranya begitu panik, sambil menahan tangis. "Aku lagi meeting ma, ada apa ma? apa ada sesuatu yang terjadi pada mama?" "Bisa ke rumah sakit sekarang?" bukanya menjawab pertanyaanku, mama malah bertanya balik, dengan isakan yang kini sudah aku dengar jelas. Tiba - tiba, saja perasaanku tak enak. "Mama kenapa menangis? mama sakit?" "Bukan mama sayang, tapi suamimu. Ia kecelakaan mobil, m
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Bab 86

"Kamu sudah makan, Nak?" tanya papa Bondan, kepadaku. Seharusnya sih sudah, tapi karena mendengar berita ini saat mama telpon, aku tak lupa untuk makan. Bahkan, rasa lapar sudah menghilang begitu saja. "Belum pa," jawabku, dengan menggelengkan kepala. "Maaf ya sayang, tadi mama menganggu kamu. Mama panik, dan dipikiran mama cuma kamu orang yang harus mama telpon dan beri tahu," "Nggak ma, mama nggak ganggu kok. Malahan aku senang, mama menghubungi aku terlebih dahulu," "Udah, aku pesan makanan, buat mama dan Nela. Tenang, ini kesukaan mama sama Nela, timpal Kak Vela, sambil tersenyum. "Papa udah makan? kak Vela udah makan?" tanyaku. "Papa sudah. Tadi, papa sama aku makan bersama."Tadi papa ajak mama, Vel. Cuma mama masih ada urusan di kampusnya Nanda." Pungkas mama."Iya, ma. Uda tahu." Saat sedang ngobrol, pintu rawat dibuka. Dokter keluar dari kamar itu, lalu menghampiri kami."Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya papa, ketika dokter sudah berada di luar."Bapak, ibu dan
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

Bab 87

"Sayang, kamu pulang aja. istirahat, kasihan Dania yang sudah menunggu dari tadi," ujar mama, saat aku selesai makan. "Tapi ma, aku tak tega meninggalkan Robi yang, belum sadarkan diri," jawabku. "Mama aja yang jaga. Jugaan, sebentar bi Imah juga gantian jagain Robi. Pulanglah sayang, kamu kembali kesini besok saja," "Tapi ma," "Nanti papa temani mama disini," timpal papa.."Jangan. Nanti papa sakit, apalagi nanti asam urat papa kambuh," "Bener kata mama pa, takutnya penyakit papa kamuh lagi. Nanti, aku bilangin Nanda kesini temani mama. Papa, pulang aja." Ujar kak Vela. "Baiklah. Nanti bi Imah, dateng bantuin mama jaga. Nela, pulang ya nak. Besok, kamu datang lagi kesini," pungkas papa. Aku terpakasa menerima, karena ada Dania juga yang membutuhkan ku disana. Besok pagi, aku akan kembali lagi kesini. Tak lama, Nanda datang dengan wajah seduh. "Kaka kenapa? Kok bisa, begini ma?" Tanya gadis cantik itu, tanpa basa - basi. "Masuk tuh, salam kek," hardik kak Vela. Tanpa menggu
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

Bab 88

"Apa, yang dokter lakukan?" tanyaku, dengan intonasi tinggi sembari menghempas tangannya yang sudah berada di rambut ku. Sumpah! aku sangat takut dan gemetar. Ia tersenyum sinis, saat mendengar ucapanku barusan. "Jangan sentuh aku!" Hardik ku, saat dirinya hendak menyentuh tubuh ku. "Jangan berpura - pura, munafik seperti itu. Aku tahu, kamu menginginkan." Pungkasnya, yang membuat aku tak mengerti. "Apa maksud mu? jangan sekali - kali, anda menyentuh aku. Jika anda menyentuh, aku akan teriak!" "Silakan saja. Silakan teriak! ruangan ini kedap suara," Keringat dingin mulai menjalari tubuhku. "Apa kamu bisa, bertahan bersama pria lumpuh ini? yang tak akan memuaskan hasrat mu?" timpalnya lagi. Kini aku benar - benar syok mendengar tuturan nya. Aku tahu maksutnya. "Ya, aku bisa. Silakan anda pergi dari sini!" "Ahahaha. Jangan bohong kamu. Kamu masi cantik, seksi, masa tak mau mencari kepuasan di luar? ehm, aku bisa memuaskan kamu, cantik." Ujarnya, sambil membelai pipiku. Segera aku
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Bab 89

Aku memutarkan rekaman yang sudah aku rekam sedari tadi. Tampak sekali, dokter itu syok. Matanya membulat ke arahku. Mama menatapnya, dengan tatapan tajam. Dengan napas yang memburuh. PLAK... Tamparan keras, mendarat pepat di pipinya. Tamparan mama, kini lebih keras. Aku tersenyum sinis. 'Kamu salah memilih orang.' Batinku. "Kamu, sudah melecehkan menantu saya. Dan gilanya lagi, di depan suaminya yang tengah terbaring leman seperti ini!" teriak mama. Nanda terus saja memeluk ku."Kurang ajar kamu! kamu yang sudah gila, bukan menantu saya! kamu sudah memfitnahnya!" Dokter Adit, yah itu nama dokter yang hampir melecehkan ku tadi. Ia hanya tertunduk. "Sini! ikut saya!" mama menarik, jasnya dengan kasar. Dan lucunya, ia hanya ikut saja tanpa berontak. "Kaka nggak apa - apa?" tanya Nanda. "Nggak Nan, ini udah kali kedua salam sehari dia mau melecehkan kaka. Tapi, sayangnya itu tak berhasil." "Syukurlah kak. Aku lega dengarnya, kaka nggaK apa - apa. Ayok, kita ikut mama lihat dokt
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 90

Aku segera membuka link yang dikirim Aina, melalui aplikasi hijau..Mataku membelak sempurna, saat melihat vidio yang di unggah....'Kurang ajar!!' Dadaku bergemuruh hebat. Emosi, mulai menguasai diriku. "Kenapa sayang? Kok wajahnya begitu?" Tukas mama, mengagetkan ku. "Vidio apa itu?" tanya mama lagi, yang sudah ikut melihat ke layar ponselku. Terpaksa, aku menunjukan vidio yang tengah viral itu kepada mama. Terlihat, wajah cantik mama berkerut. Lalu, matanya membulat sempurna. "Apaan ini?! kenapa meraka, Playing Victim begini?" ujar mama. Sama dengan ku, beliau juga geram. Siapa yang tidak emosi, di dalam vidio itu terdapat, dokter Adit memberi pengakuan kalau dirinya di fitnah. Dan perlakuan kasar mama, yang menarik kerah baju dokter Adit hingga ke depan, terekam oleh kamera Cctv. Berita tersebut, mengatakan kalau mama dikatakan g i l a, karena marah - marah tak jelas. Lalu, dokter Firma, yang polos di depan kami tadi, ternyata ikut terlibat dalam kasus ini. Ia membela, dokte
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status