All Chapters of Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta: Chapter 101 - Chapter 110

114 Chapters

Bab 101

Aku menunjukan semua bukti dan rekaman percakapan mereka di cafe. Lagi- lagi, ia terkejut dan terheran - heran dengan semua bukti yang aku dapatkan. Ia juga memujiku karena aku lebih cepat mendapatkan informasi beserta bukti yang lebih banyak dari dirinya. 'Jangan pernah ragukan kemampuanku, sayang.'. Batinku, sembari tersenyum puas."Kamu memang hebat dan cerdas!" Pujinya, yang membuat aku semakin besar kepala. "Jangan ragukan kemampuanku, sayang. Aku juga intel, yang bisa menyelidik semua masalah tanpa masalah. Hehehe," Kami pun saling menatap dan seketika tertawa."Iya, intel cantik pujaan hati ku," pujinya, dengan senyum khas yang bikin candu itu. "Hahahaha," "Semua ini, akan menjadi bukti yang kuat di pengadilan nanti. Dia sudah salah masuk kandang! maka dari itu, dia harus mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang sudah dia lakukan terhadapku," "Atur saja, sayang. Aku serahkan semua kepadamu. Dan aku selalu mendukung mu,""Terima kasih sayang. Untuk support dan ban
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 102 POV Aina

P O V Aina. "Akhirnya... Selesai juga!" seruku, saat sudah menyelesaikan pekerjaan seraya menarik badan yang sangat pegal. Dari tadi, aku berkutat di depan komputer demi menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda tiga hari ini, karena kesehatanku mendadak terganggu. Setelah selesai, aku mengambil benda pipi yang tergeletak di samping komputer lalu berselancar di sosial media. Biasalah, update berita terbaru. Hehehe! Aku membuka salah satu berita terbaru, yang sedang viral beberapa jam yang lalau di I*******m. Mataku terbelalak saat melihat berita kecelakaan yang baru saja terjadi, sembari menonton video. Jantungku berpacu lebih cepat, seakan tan percaya. Ini Robi... Dengan berlumur darah, ia di evakuasi dari dalam mobilnya oleh beberapa orang menuju ambulans. Mobil nya hancur, ia ditabrak truk. Supir truk tersebut juga, sedang tak sadarkan diri. Tapi, katanya supir tersebut tak parah seperti dirinya. Aku membaca beritanya, yang mengatakan kalau mobilnya dengan kecepatan tinggi lal
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 103

P O V Aina. Setelah pertemuan itu, Nela terus saja menanyakan mengenai info apa saja, yang sudah aku dapati. Semakin hari, rasanya semakin bosan dan malas. Akhirnya aku berbohong, dengan mengatakan kalau aku sudah menyelidiki tapi tak ada info yang ku dapat. Jadi, otomatis kecelakaan itu murni terjadi karena kelalain suaminya. Aku menyuruh dirinya untuk behenti mencari tahu lagi. Benar saja, apa yang aku katakan ia menuruti. Ia percaya begitu saja, ketika aku mengatakan itu. Ditambah lagi, ia mengatakan kalau bukti yang didapatkan dari orang suruhan Robi, ternyata tidak valid dan keliru. Jadi, kesempatan itu aku gunakan untuk mencuci otaknya. Padahal, aku sudah ketar ketir saat ia menceritakan tentang rekaman cctv itu. Setelah memberi hasutan, kabar tentang mereka yang mencari tahu tentang pelaku itu, sudah tak terdengar lagi. Kata Nela, mereka sudah memberhentikan pencarihan itu, karen tak ada bukti yang kuat atas penuduhan ini. "Sayang, kamu tahu nggak, mas masuk dalam bintang p
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 104

P O V Aina Dalam perjalanan pikiran ku tak tenang. Perkataannya tadi, sangat mengusik pikiranku. Tapi, seketika enyah saat mata ku beradu dengan pria yang sedang kutunggu. Aku memeluknya erat, kala dirinya sudah berada di hadapanku. Kami makan sambil berbincang ria, mengenai pekerjaan. Lega rasanya, saat mendengar ia berkata, pekerjaannya berjalan lancar. Apapun yang terjadi, aku akan tetap mendukung semua yang tengah ia lakukan. "Tapi, apakah kamu yakin jika mereka tak tahu kebenaran yang sesungguhnya? apalagi, kamu dan Nela bersahabat dekat. " Seketika, ia bertanya dengan ragu. Aku yang sedang menyanyap hidangan, hanya bisa memastikan kalau rahasia ini tak akan sampai di teling mereka. "Tapi mas, tadi Nela ke toko," ujarku jujur. Mas Bian sempat binggung, lantaran Nela memang sering ke toko kami.Aku menjelaskan semuanya dan mengatakan apa yang Nela katakan tadi, sebelum pergi. Mas Bian terlihat biasa, tak ada gelakat cemas pada wajah tampan nya. "Tapi, tenang saja. Aku yakin,
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 105 Pov Robi

P O V RobiSetelah hari itu mendapatkan bukti yang sangat akurat dari istriku, tak menunggu lama lagi semua bukti sudah diserahkan kepada pihak yang berwajib. Ia harus, mendapatkan hadiah dariku atas kemenangannya. Yaitu, hadiah atas perbuatanya ini. Menjelang siang, aku ke perusahan mas Bian, untuk memberi kejutan kecil. Ketika sampai di perusahan tersebut, lekas aku masuk ke dalam ruang kerjanya yang berada di lantai tiga. ia tampak kaget, dan terpaku menatapku, yang dengan seenaknya melangka kaki masuk ke dalam ruang kerjanya. "Ro-Robi?" Ucapnya, terbata - bata. Aku hanya tersenyum, lalu duduk tanpa disuruh. "Bagus banget ya, perusahan mas ini. Semakin maju aja," ujarku, yang masi menatap setiap sudut ruangan. "Kenapa tak kabari dulu, sebelum datang? Tumben loh, orang sibuk seperti kamu kesini. Hehehe," ujarnya, berbasa basi dengan raut wajah yang sudah berubah menjadi lebih tenang. "Tak perlu kabari mas, nanti kejutannya taj menarik lagi, " jawabku dengan nada tenang, seraya
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Bab 106

"Bagaimana proses selanjutnya?" Tanyaku pada Robi, yang kini duduk berhadapan denganku. "Aman. Semua bukti, sedang diproses oleh polisi." "Apa, tadi kamu mengunjungi dirinya?" "Iya. Aku menangkap langsung di perusahannya," "Lalu, bagimana reaksinya? Aku tahu, tak semudah itu dia mengakui kesalahnya," "Iya dia tak mengaku. Saat di ruang interogasi di kantor polisi pun, iya tak membuka mulut," Jawab Robi. Ia lalu menceritakan kepadaku, semuanya yang telah terjadi siang tadi. "Bagimana jika dia tidak mengaku? Aku tahu, kita punya bukti yang kuat. Tapi, bisa jadi dia melakukan sesuatu, yang akan membuat dirinya bebas," aku khawatir jika, itu akan terjadi.. "Jika begitu, maka Aina yang harus mengantikan dirinya," "Maksud kamu?" aku mengernyitkan kening, saat mendengar perkataanya barusan. "Aina yang akan menanggung, semua perbuatan suaminya," Aku sedikit terkejut. "Apa, harus Aina?" "Apa kamu tak mau menyeret dia, dalam masalah ini?" Aku menagngguk. Jujur saja, walaupun aku m
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Bab 107

Tiga hari setelah kedatangan Aina di toko, aku tak lagi mendengar kabarnya. Hingga hari ini, ia datang langsung ke rumah kami. Aku sedikit terkejut saat, bi Ijah mengatakan kalau ada Aina di depan. Awalny, aku malas bertemu dengan dirinya, karena pasti ia akan memohon - mohon lagi, untuk membebaskan suaminya itu. Tapi, Robi membujuk diriku untuk tetap menemukan dirinya. "Ayolah, sayang. Siap temui Aina," "Malas ah, palingan dia mohon - mohon untuk mencabut tuntutan itu," "jangan berpikir negatif dulu sayang, kita kan nggak tahu, maksud dan tujuan nya apa," Robi masi saja, keukeh dengan pendiriannya. Mau tak mau, akhirnya aku pun setuju dan melangka dengan malas le ruang tamu untuk menemukan dirinya. "Ada perlu apa kamu datang kesini?" Tanyaku, dengan nada ketus. "Nel, aku kesini ingin-" "Mau minta kita cabut tuntutan, agar suamimu bebas? dan akan melanjutkan proyek itu?" Potongku cepat, saat ia melanjutkan ucapannya. Segera Robi, memegang tanganku lembut dan memberi isyarat agar
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 108

Aina dikabarkan sakit, satu hari sebelum sidang dilaksanakan. Kata asisten rumah tangga mereka, bahwa Aina ditemukan tak menyadarkan diri di kamar, dengan beberapa obat yang sudah kadarluasa. Tanpa berpikir panjang, aku langsung ke rumah sakit, tempat ia dirawat. Saat sampai di rumah sakit, aku langsung mendatangi kamarnya dan menerobos masuk. Terlihat Naira, yang sedang menangis di samping ibunya itu. "Tante Nela...." Seru Naira, langsung menghambur dalam pelukanku. Naira, juga sangat dekat dengan ku, makanya dia tak lagi sungkan untuk memeluku. "Sayang, jangan nangis ya.... Mama Aina pasti baik - baik, saja." Ujarku, menenangkan gadis cantik, yang sebentar lagi akan beranjak dewasa. "Iya tante," jawabnya, masin memelukku. "Sekarang, yang perlu Naira lakukan adalah, mendoakan mama Aina, agar segera pulih seperti sedia kala, okey?" kataku, dengan lembut seraya tersenyum kepada gadis cantik itu. "Iya tante," Aku berjalan mendekati Aina, yang sedang terbaring lemah."Aina kenapa b
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 109

Selepas pulang kerja, aku selalu mengunjungi Aina di rumah sakit. Seperti biasa, ia belum juga menyadarkan diri. Akhirnya, sidang itu diundur dilain waktu lagi, sampai Aina benar - benar pulih kembali. Kata Robi, mas Bian masi saja bungkam. Ia tak berniat mengakui semua kesalahanya. Saat, sudah berada di rumah sekitar jam empat, aku dikabarkan dari tante Risa, katanya Aina sudah siuman. Setelah mengurus Dania, aku bersiap diri untuk ke rumah sakit. "Kamu ikut, sayang?" Tanyaku, pada Robi yang sedang fokus pada laptop, di ruang kerjanya. "Nggak, aku masi banyak kerjaan," jawabnya, tanpa melihat ke arahku. "Baiklah, aku sediri saja," "Hati - hati, sayang. Oh iya, sampaikan salam pada Aina," tukasnya."Iya! Perhatikan Dania ya, kalau dia rewel, tolong kamu gendong dulu. Kasian bi Ijah," peringatku, karena bi Mey masi izin ke kampungnya. Jadi, Dana dijaga Bi Ijah. Aku segera masuk mobil dan menyalakan mobil lalu perlahan meninggalkan rumah. Saat sampai di rumah sakit, langsung saja
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 110

Aina pun, sudah benar - benar pulih dan sekarang sudah di izinkan pulang oleh dokter. Akhirnya, yang di tunggu - tunggu tiba juga. Dimana, hari berlangsungnya sidang telah tiba. Didepan hakim, Aina, mas Bian, Budi, supir truk dan ada beberapa yang terlibat di seret semua ke hadapan hakim. Dulu, Aku sempat berpikir, kalau mereka akan menyewa pengacara untuk membantu dalam kasus ini. Ternyata tidak! mereka ingin bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Baguslah! Padahal, aku dan Robi juga sudah merencanakan akan menyewa pengacara juga dalam kasus ini. Sebelum berjalan ke depan, Aina sempat melemparkan tersenyum padaku. Senyum, yang terlihat tulus. Dengan spontan, aku membalas senyum darinya. Ia terlihat, masi sangat pucat. Persidangan pun dimulai. Hakim menanyakan semuanya dan para tersangaka mejawab dengan jujur tanpa ada yang ditutupi. Aina pun, ditanya oleh hakim dan ia menjawab dengan jujur, seperti apa yang ia katakan kepadaku. "Saudara Bian Aditama, apa benar anda yang sudah me
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status