Semua Bab Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta: Bab 61 - Bab 70

114 Bab

Bab 61 Pov Renata

P o v Renata. "Semuanya udah siap?" tanyaku, pada Rian yang sedari tadi antusias mengatur acara syukuran untuk putra kami, Aiden. "Udah sayang," "Mama sama Lita belum datang?" "Tadi, aku telpon katanya masi di jalan. Pasti, sebentar lagi sampai," Aku dan Rian, sudah pindah beberapa hari yang lalu di rumah ini. Rumah yang cukup besar untuk kami tinggal. Selang beberapa menit, mama dan Lita tiba. "Maaf ya, kami terlambat. Soalnya kami terjebak macet. Nih, lita salah milih jalan," hardik mama. "Ih mama, mana aku tahu kalau di jalan itu macet," sahut Lita, yang tak mau disalahkan. "Ya udah, mama dan Lita istirahat dulu gih, kasian pasti kecapean," ujar ku. "Nggak kok Ren, secapek - capeknya mama, kalau lihat wajah Aiden, pasti nggak capek lagi," pungkas mama sambil tersenyum. Aku pun tersenyum menatap mama."Ya udah, mama ganti pakaian dulu ya," timpal nya lagi. "Iya ma," "Mbak Ren, sini Aiden nya aku gendong," tawar Lita. "Kamu nggak cape Ta?, atau nggak mau ganti baju dulu?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

Bab 62

Matahari merangkak naik menembus tirai kamar. Hari ini adalah weekend, waktu bersama keluarga. "Abis makan, siap - siap gih, kita jalan - jalan," "Kemana?" "Mall?" "Bosan ih," "Taman?" "Panas," "Trus mau kemana?" "kemana ya," sambil berpikir. "Piknik di pantai gimana?" "Tapi kan panas. Eh, gimana kalau di resort yang ada pantai nya?" "Wah, bener. aku cari resort dulu ya," "Tapi enakan siang sih," "Ya udah, kalau gitu siang aja ke pantai. Kan enak, menikmati angin siang," "Oke," Aku menghabiskan sarapan bubur ayam ku dengan bersemangat. Setelah selesai, aku menonton tv sambil menunggu waktu siang. Aku menatap Robi sekilas yang sedang asyik memainkan ponsel nya. "Lagi ngapain?" "Nyari ini," tunjuk nya, pada layar handphon. "Aku aja yang nyari, boleh nggak?" "Boleh dong. Nih," Aku meraih ponselnya, dengan girang. Dan mulai memilih - milih tempat rekreasi. "Yang, kayaknya resort ini bagus deh," tunjuk ku, pada Robi yang sedang asyik menonton televisi. "Bagus, pantai n
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya

Bab 63

"Kamu nggak boleh, gampang percaya sama orang yang baru kamu kenal," suara di belakang mengagetkan aku, yang sedang duduk sendirian di kursi panjang outdoor tepi pantai yang sudah di sediakan di Hiro beach resort. Karena Robi, yang masi sedang memesan minuman dan cemilan untuk teman ngobrol kami. Sontak aku menoleh ke belakang, karena suara pria itu tak asing lagi bagi ku. Sesuai dugaan, ternyata suara pria itu adalah Dimas yang sedang berbincang dengan Alika. "Kamu belum jawab pernyataan ku tadi mas, kamu kenal kan sama mbak Nela?" tanya Alika. Ingin sekali aku pergi dari sini, tapi sudah terlanjur nyaman dan bayar pula. "Aku nggak kenal sama dia, Lik! mungkin dia yang kenal dengan ku. Kamu tahu sendiri kan aku ini siapa? orang penting di perusahan, yah pasti dia kenal aku," jelas Dimas, yang membuatku ingin muntah. Jijik sekali! "Tapi, tadi aku melihat wajah ibu dan Ririn sangat ketakutan saat melihat mbak Nela. Mas juga, tadi sempat terkejut kan?" interogasi Alika. Aku yang beru
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya

Bab 64

Bab 64Alika hanya menangis gemetaran saat Farah yang terus memarahi nya. Aku masuk mobil Bersama Robi lalu segera pergi dari situ. Ketika mobil hendak pergi, tiba – tiba terdengar suara dentuman keras dari luar yang membuat aku dan Robi kaget.“Apa itu yang?” tanya ku, dengan wajah terkejut.“Nggak tahu, bukan urusan kita.” Jawabnya, yang hendak melajukan mobil. “MAMA!” Teriak seorang anak kecil, sambil berlari, melewati mobil kami. Sontak, Robi ngerem secara mendadak. Karena merasa penasaran, akhirnya aku segera turun, Robi sempat menahan ku tapi aku bersikeras untuk keluar. Heheheh! terpaksa ia pun turun dari mobil. Betapa kaget nya aku, saat melihat pemandangan di depan mata. Farah yang sudah terkapar dengan dahi yang berlumuran darah.“Aw,” Farah, yang sedang meringis berusaha untuk bangkit. Karena murka, sontak ia menampar Alika. "Dasar pelakor tak tahu diri!" "Cukup! apaan kamu ini, jangan sakit Dia. Mending kamu pergi dari sini! atau mau aku melakukan kekerasan lagi, sepert
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-04
Baca selengkapnya

Bab 65 Pov Alika.

Ting! Satu pesan masuk di gawaiku, dari mas Dimas. Aku tersenyum lalu membuka isi pesan nya. [Sayang, besok jadi kan makan siang nya, bareng keluarga ku?] [Jadi dong sayang,] balasku. [Boleh nggak, tempatnya aku yang pilih?] [Yah, tapi aku udah booking di resort Hiro beach, Gimana dong,] Lima menit tak ada balasan. [Sayang, barusan aku cek tempat yang kamu pilih itu, tapi mahal banget, aku belum punya cukup uang,] balasan dari Mas Dimas. Aku tersenyum kecil. Padahal semuanya sudah aku bayar dari tempat sampai menu makanan utama. Aku tak mengapa jika ia tak memiliki uang yang cukup. Toh, aku juga punya uang dan tabungan yang lumayan banyak, karen aku bekerja di salah satu perusahan terkenal dan gajinya tidak main - main. [Sayang, semuanya sudah aku bayar. Kamu, ibu sama Ririn, jangan pikirkan hal itu.] [Makasih sayang, maaf belum bisa buat kamu bahagia,] [Bersama kami aja, aku udah bahagia mas,] [🥰🥰] aku hanya tersenyum melihat emoticon balasan dari mas Dimas. Ah, rasanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab 66 Pov Alika

P o v Alika. Setelah kejadian memalukan di resort, aku memutuskan untuk meninggalkan mas Dimas. Tega sekali dia membohongi ku. Tiba - tiba, aku tersadar dengan perkataan mbak Nela saat itu. Ah, rasa malu menyelimuti diriku. Coba saja waktu itu aku percaya, karena dilihat dari wajah ibu dan mas Dimas sepertinya ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Dan b o d o h nya aku, mempercayai semua itu. Tapi, kalau apa yang di katakan ibu itu salah, berarti siapa mbak Nela itu? kenapa dia sangat mengetahui keluarga mas Dimas? Karena merasa tak puas dan penasaran, aku pun memutuskan untuk bertemu langsung ke rumahnya, aku sudah izin bos ku untuk libur satu hari, pikiran ku kacau, saat kejadian kemarin. Mbak Nela Pasti ada di rumah, secara mbak Nela kan cuma ibu rumah tangga. Aku bergegas menyiapkan diri dan langsung berangkat ke rumah mbak Nela. Sesampainya di sana, rumah terlihat sepi. Aku mencoba menekan bel yang ada di pintu, dua tiga kali tapi tak ada yang menjawab. Apa dia keluar ya, tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-06
Baca selengkapnya

Bab 67

"Permisi bu bos, ada yang nyariin ibu di depan," ujar Lili, yang datang menghampiriku, yang sedang turun ke dapur produksi, mengamati pembuatan varian baru, yang akan di expor ke luar kota. "Siapa?" bingung sendiri. Perasaan, aku tak ada janji terhadap siapa pun. "Nggak tahu bu, cewek. Saya juga baru baru lihat muka nya," "Kamu tolong, hubungi toko Dua untuk segera kirimkan bahan - bahan yang sudah saya pesan kan kemarin," kataku pada Lili. Toko Dua, adalah toko sembako milik ku. "Baik bu," Aku pun segera keluar, dan menghampiri tamu yang dimaksud. Wanita itu segera bangkit, saat melihat kedatangan ku. "Mbak Nela," sapa nya, sambil tersenyum. Tapi ada raut ketegangan disana. "Silakan duduk," "Tadi saya kerumah mbak, tapi bibi nya bilang mbak di toko. Jadi saya kesini," jelasnya. "Oh. Ada apa?" tanyaku to the point. Masi banyak pekerja, yang harus aku kerjakan hari ini juga. Karena hari ini banyak pesanan, aku tak sadar kalau belum makan siang. "Mbak, sebelumnya aku minta maa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

Bab 68 Pov Robi

P O V Robi. Aku masi saja memikirkan Nela, soal insiden di resort tempo hari. Aku tak mau ia pikiran yang ujung - ujung nya menggangu kehamilan nya. Hari ini perasaan ku sangat tak enak, sudah ku suruh ia beristirahat saja di rumah, karena usia kandungan nya yang sebentar lagi akan memasuki sembilan bulan. Mungkin bagi orang - orang ini biasa saja, tapi bagi ku tidak. Aku harus terus mengantisipasi terhadap dirinya. Tadi pagi, sebelum ke toko ia sudah mengeluh kepala nya yg sedikit pusing, aku menyuruh istirahat saja di rumah, dia yang keras kepala tak mau menuruti karena katanya, toko mereka akan melaunching menu baru dengan berbagi Varian dan itu sudah di pesan oleh beberapa perusahaan pangan di luar kota. Saat sedang mengurus berkas- berkas untuk meeting, tiba - tiba ada panggilan masuk dari gawaiku. DRRRITTDRRRITT Ku usap layar, ternyata dari Aina. Tumben. "Hallo Na?" "Hallo Robi, Nela pingsan. Kondisinya lemah, aku akan membawa dia ke rumah sakit. Segera kesana!" ujarnya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-09
Baca selengkapnya

Bab 69

Selama perjalanan pulang, kami hanya diam saja, larut dalam pikiran masing - masing. Bunyi ponselnya mencairkan suasana. "Iya ma, kita udah di jalan mau pulang," ...."Iya ma, kerumah aja kalau mau jenguk Nela." Lalu ponsel pun dimatikan. "Mama yang telpon?" "Iya, mama nanya keadaan kamu, mama mau ke rumah sakit jenguk kamu, tapi udah ku bilang," "Oh oke," Mobil sampai di rumah, segera aku turun. Robi mulai menceramahi ku karena dia tahu aktivitas di toko tadi. Menyebalkan sekali! Padahal tadi itu karena mungkin aku kurang istirahat. Robi terus menceramahi ku, saat sudah di rumah. Apalagi aku yang mengatakan ada kedatangan Alika kemarin. Ia terus saja mengintrogasi ku, dan berujung pertengkaran. Selama membina rumah tangga dengan nya, baru kali ini kami bertengkar. "Tadi Alika ke toko," kataku, yang masi duduk di sofa ruang tamu."Alika? Alika yang nyaris menikah dengan Dimas itu?" Aku mengangguk."Kenapa dia ke toko?" tanya nya, sedikit binggung. "Dia minta maaf kepadaku dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

Bab 70

Sudah hampir memasuki satu bulan ini, aku tidak lagi ke toko. Hanya mengontrol dan memantau secara online, sesekali Robi yang mengambil ahli di toko, entah itu toko sembako dan toko kue."Sayang, ingat makan, minum obat dan istirahat yang cukup," tukas nya, mengingatkan ku. "Siap bos. Ohiya, kamu ke toko atau nggak?" "Nggak. Besok aku ke toko. Kenapa?" "Ehm, aku lagi pengen makan roti di toko," "Entar siang aku antar ke toko mau?" "Kamu nggak sibu?" "Untuk orang yang aku cinta, nggak akan sibuk!" "Idih! gombal," "Biarin. Gombal istri sendiri, kecuali aku gombal satpam komplek," aku hanya tertawa melihat dirinya. "Gimana mau nggak?" tanya nya lagi, setelah melihat diri ku yang hanya merespon dengan tawa. "Mau dong, mau banget!" "Tapi ingat, kamu nggak boleh kerja. Cuma makan aja, abis itu kita pulang." "Siap sayang," nggak apa - apa, intinya aku bisa melepas rindu di toko kue ku. Kalau aku munta cuma main aja, pasti dia nggak akan percaya. Harus dia yang awasi aku. Huh! men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status