All Chapters of Kau Duakan Aku, Kubawa Anakmu Pergi : Chapter 71 - Chapter 80

105 Chapters

Bab 71

Hisyam benar-benar memulai hidup barunya dari nol. Ia merintis sebuah usaha toko sembako setelah sebelumnya melihat-lihat berbagai macam pekerjaan yang tersedia di sana.Sebagai mantan manager di sebuah perusahaan retail tentu bukan hal yang sulit untuk Hisyam bergelut dengan dunia perdagangan. Apalagi banyak kenalan sales distributor aneka produk kebutuhan rumah tangga.Sebuah toko sembako berbentuk minimarket menjadi model usaha Hisyam. Pelanggan bebas mengambil barang yang mereka butuhkan di dalam rak display. Model dan bentuknya mirip seperti indoalpa pada umumnya, hanya saja ini adalah usaha milik perorangan.Hari berganti hari hingga hitungan bulan, usaha Hisyam makin berkembang dan makin banyak memiliki pembeli. Tak selalu untung besar, bagi Hisyam sebagai pelaku usaha yang baru merintis, untung besar bukanlah prioritas utama. Yang penting adalah membangun kepercayaan konsumen pada produk yang ia sediakan dan menambah jenis barang dagangan.Tidak memiliki tanggungan berupa biay
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

Bab 72

Pagi itu, Aini mengajak bayinya untuk pergi ke toko. Ia harus membantu Aisha memeriksa barang datang sekaligus menyiapkan tagihan yang harus dibayar."Kalau capek jangan memaksakan diri, lihat kondisi Adza. Kasihan kalau anak seusia Adza tidak bisa istirahat dengan tenang hanya karena kamu mementingkan kerjaan." Khalid memberi wejangan saat dalam perjalanan. "Iya siap, Mas. Nanti aku minta antar Aisha kalau Adza rewel." Aini menjawab sambil mendekap erat Adza dalam gendongannya."Bener ya? Jangan maksain loh."Aini mengangguk yakin. Sejak memiliki bayi, perhatian Khalid makin meluber. Ia tidak lagi merasa kesepian seperti ketika hamil dahulu."Beli cemilan yang banyak, biar Adza anteng.""Sudah ada di tas. Mas jangan khawatir. Paling nanti sama Aisha juga diajak pergi jajan sendiri. Kalau ada Aisha aku ngga seberapa keteteran sih. Soalnya Adza anteng sama dia.""Bayi memang bisa merasakan mana yang tulus mana yang modus."Aini tersenyum mengiyakan. Sejak buka toko baju, Aini memang s
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

Bab 73

"Tunggu Ai, aku cuma ingin bicara baik-baik denganmu," ucap suara itu. Tangannya masih berada diantara pintu dan gawangnya yang membuat Aini kepayahan mempertahankan pintu itu.Suara tangis Adzania membuat Aini makin panik. Ditambah dengan suara ocehan laki-laki itu yang tak mau berhenti dan terus memaksa untuk masuk ke dalam toko."Pergi, Mas! Aku tidak mau melihat kamu lagi. Pergi dari sini!" teriak Aini lantang. Sekuat tenaga ia menahan pintu itu agar tidak terbuka."Tidak, Ai! Izinkan aku untuk bicara denganmu sebentar saja. Aku tidak akan mengambil anakmu. Aku hanya ingin bicara, itu saja!" ucap suara itu yang tak lain adalah Hisyam."Janji padaku, Mas! Kamu tidak akan mengambil anakku!""Aku janji. Aku hanya ingin bicara denganmu." Hisyam berujar dengan mimik wajah serius.Suara Hisyam yang tegas itu membuat Aini luluh. Ia pun akhirnya membiarkan pintu itu terbuka dan dengan cepat menolong Adzania yang sejak tadi terus saja menangis.Aini mendekap bayinya dengan erat. Ia mengayu
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

Bab 74

Bibir Hisyam menganga melihat apa yang ada di depannya. Ia tercengang mendengar teriakan Aini. Baru kali ini ia melihat Aini marah seperti itu hingga bayi dalam dekapannya kembali menangis."Baiklah aku pergi. Sebelumnya harus kamu tahu bahwa apapun perasaan kamu saat ini padaku, aku tetap bapak kandung dari Adzania." Hisyam mengalah. Ia tak mungkin memaksakan kehendaknya jika Aini sudah seperti itu."Terserah Mas mau bilang apa. Aku ngga peduli." Aini menyahut dengan suara keras. Bahunya naik turun kepayahan mengatur napas karena emosi yang sudah diubun-ubun.Hisyam mengambil kembali buku tabungan itu lalu menatap dalam bayi dalam dekapan Aini. Bagaimana pun bencinya Aini tidak akan membuat hubungan darah bapak dan anak itu luntur seketika."Jaga anakku baik-baik, Ai. Aku percaya kamu adalah ibu yang baik buat anakku. Kalau butuh apa-apa jangan sungkan untuk bilang padaku. Nomor ponselku tetap aktif tapi aku tidak lagi tinggal di rumah ibu. Aku hijrah, aku sudah berubah lebih baik.
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

Bab 75

"Mas Khalid?" pekik Aini kaget. "Kirain siapa tiba-tiba nyela aja." Ia mendegus kesal."Masih belum mau pulang nih?" tanya Khalid setelah menarik kursi untuk duduk di samping Aini. Ia mengusap pucuk kepala Adza dalam gendongan Aini, kemudian mengecupnya perlahan."Iya, enak di sini," seloroh Aisha. Ia tertawa setelahnya, menyadari bahwa laki-laki di depannya sedang menyindirnya."Ya sudah, tidur sini aja." Khalid kembali menimpali. "Jangan dong. Siapa yang jaga toko nanti." Aini tak mau ketinggalan. "Yuk balik? Nih sudah siap, tinggal berdiri aja tapi kalau sudah ngobrol lupa lagi kan kalau mau pulang.""Padahal di toko juga tiap hari bisa ngobrol." Lagi, Khalid menyahut."Beda, Mas. Di toko kita kerja, siapa bilang kita ngobrol?!" Aisha tak terima. Ia menyeruput es hingga isinya tandas.Khalid tertawa. ia menyadari bahwa dua perempuan kalau sudah bertemu pasti lupa waktu. Demikian juga dengan Aini dan Aisha."Iya-iya, percaya kalian kerja. Makanya aku biarin kalian jalan-jalan begi
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

Bab 76

"Sayang," panggil Khalid saat Aini tak menyahuti suaranya. Matanya menatap dalam wajah sang istri yang menunduk."Mungkin memang aku harus bilang sama Mas, tapi janji jangan marah." Aini berujar dengan ragu. Piring makan Adza ia letakkan di depannya sementara kedua tangannya saling bertaut.Khalid yang diliputi rasa penasaran terpaksa berusaha untuk tetap terlihat tenang agar Aini bisa bercerita dengan santai."Enggak. Mas ngga akan marah sama kamu. Kamu jangan khawatir." Khalid meraih tangan Aini, kemudian menggenggamnya lembut.Aini mengatur napasnya agar Lidahnya bisa bercerita dnegan lancar, meskipun hatinya masih ketar ketir akan respon yang diberikan Khalid."Beberapa waktu lalu Mas Hisyam datang ke toko," ucap Aini takut-takut.Tak menyahut, Khalid hanya memicingkan matanya. Ia tetap tenang menunggu Aini menyelesaikan ceritanya."Dia datang untuk memberikan Adza sebuah buku tabungan yang berisi biaya pendidikan nantinya.""Biaya pendidikan?" sela Khalid. "Apa dipikir aku ngga m
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

Bab 77

Embusan udara yang sejuk menerpa wajah ayu nan bersih itu. Pemandangan berupa hamparan sawah menyegarkan matanya. Secangkir teh manis hangat sudah berada dalam genggamannya sebagai teman menikmati udara pagi ini. Sesekali, bibir tanpa lipstik itu menyeruput air berwarna cokelat yang membuat tubuhnya menghangat."Bagus ya?" ujar Khalid yang tanpa aba-aba memeluk badan yang kini langsing itu dari belakang. Tangannya itu melingkar tepat di depan perut langsing nan ramping. Ia meletakkan wajahnya di atas bahu sang istri yang tengah menikmati pemandangan vila yang baru kali ini ia nikmati.Ya, keduanya sedang menikmati bulan madu di daerah Trawas yang dingin dan sejuk. Sebuah vila berhasil disewanya untuk menghabiskan hari berdua saja tanpa bayi yang selama setahun telah diasuh oleh kedua tangan ibunya sendiri.Tangan Aini terulur untuk meletakkan cangkir di atas meja kecil di sudut balkon tempat keduanya berdiri. Ia memutar badannya untuk menyambut pelukan Khalid yang kini benar-benar mem
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bab 78

Aini segera memperbaiki masker di wajahnya untuk menutupi identitas diri. Beruntung benda penutup wajah itu tidak pernah ia lepas ketika bepergian sehingga sangat membantunya dalam keadaan yang terjepit ini.Air minum yang memang sangat dibutuhkan terutama untuk suaminya membuat Aini tak punya pilihan lain. Istri Khalid itu pun terpaksa masuk ke dalam minimarket meskipun dengan berat hati.Dengan langkah cepat Aini mengambil dua botol besar air mineral dalam rak. Kemudian ia berjalan menuju kasir tanpa suara sedikitpun. Beruntungnya seseorang yang sangat ingin dihindari itu sedang berkutat dengan laptopnya sehingga masih ada kemungkinan untuk dirinya tidak diketahui."Sudah, Mbak?" tanya si Mas penjaga kasir stelah Aini meletakkan dua botol itu di atas mejanya.Aini hanya mengangguk lalu menyodorkan uang dalam genggamannya. Sebisa mungkin ia tidak bersuara agar tidak menarik perhatian seseorang tersebut."Totalnya dua belas ribu ya, Mbak." Penjaga kasir itu berujar. Ia merasa aneh den
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 79

"Sudah ngga usah takut lagi." Khalid berujar sambil mengusap punggung tangan Aini yang sedang bertaut di atas pangkuannya. Sejak mobil melaju, ia hanya daim sambil memainkan kedua tangannya di atas pangkuan."Ngga takut, Mas. Cuma males aja berhubungan lagi sama dia." "Ya, ngga apa-apa. Biarkan dia dengan segala macam penyesalannya. Yang jelas sekarang kamu sudah bahagia sama aku dan Adza." Khalid menoleh ke arah Aini disela-sela konsentrasinya menyetir. Ia memberikan senyuman agar mood istrinya kembali membaik."Iya, tapi aku khawatir aja dia berbuat yang macem-macem sama aku, apalagi sama Adza.""Enggaklah. Selama ada aku, kamu dan Adza aman. Kita akan hidup bahagia sekarang jadi jangan lagi merasa cemas atau khawatir.""Apa aku harus pindah toko ya buat menghindari dia?""Ngga usah. Buat apa?" sahut Khalid cepat."Ya biar dia ngga ngirim apapun lagi ke alamat toko.""Menghindar itu bukan solusi. Lebih baik tata hati kamu buat bersikap biasa sama dia. Meskipun aku sempat kesal kare
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bsb 80

Aini menutup pintu mobilnya dengan keras. Gerakan benda itu menciptakan suara dentuman yang membuat Khalid seketika menoleh.Khalid tersentak. Ia bergegas meninggalkan Melissa yang terpaku dengan apa yang dilakukan Aini. Cara manusia meluapkan rasa cemburunya memang berbeda-beda."Sayang, kok ngga bilang sih kalau sudah selesai?" ucap Khalid setelah berdiri di depan Aini. Sayangnya wajah cemberut sudah kepalang terpasang di wajah sang istri."Kalian berdua kelihatannya asik banget. Lagian aku sudah selesai masukin semua belanjaan ke dalam mobil. Kalau masih pengen lanjut ngobrol silahkan aja, biar aku cari taksi online buat pulang." Aini berujar dengan tegas. Tidak ada keramahan sedikitpun di wajah dan ucapannya. Ia berjalan menuju bagian belakang mobil dan menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari taksi online yang melintas di daerah itu."Marah duh," ucap Khalid panik. Ia melihat ke arah toko, sudah tidak ada lagi belanjaan yang masih tersisa. Ia pun menyusul Aini untuk menghentik
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status