All Chapters of Kau Duakan Aku, Kubawa Anakmu Pergi : Chapter 61 - Chapter 70

105 Chapters

Bab 61

"Ini sudah malam, Ai," elak Aisha. Ada keraguan dalam sorot matanya kala bersitatap dengan Aini."Ngga apa-apa malam, belum tengah malam banget," balas Aini setelah melihat jam dinding, jarum jam menunjukkan angka sepuluh malam dan untuk melakukan perjalanan pulang demi orang tua rasanya bukan hal yang berat. Toh jalan raya selalu ramai bahkan dini hari sekalipun.Aisha terdiam, lalu ia bangkit dari duduknya dan memakai jaket yang disimpan di dalam lemari Aini."Aku balik deh." Aisha berujar sambil memakai jaket. "Doain ibuku ngga apa-apa ya?" sambungnya sambil melirik Aini."Iya. Semoga ibumu ngga apa-apa ya? Semoga juga hubungan kalian kembali membaik." Aini berujar sambil mengulum senyum.Aisha membalas senyuman Aini tanpa berucap. Tangannya memakai sarung tangan, lalu memakai kembali kerudung dan tasnya.Tak butu waktu lama, AIsha sudah bersiap dengan kostumnya. Ia bersiap memacu kuda besinya setelah menyalakan mesin beberapa saat agar mesin motornya panas. Tak lupa ia juga memaka
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Bab 62

"Kamu masih mual?" tanya Hisyam saat Zahra bangun tidur. Semalan dalam perjalanan kembali ke rumah, Zahra mabuk kendaraan."Ngga terlalu tapi masih pusing aja," jawab Zahra sambil menutup dadanya dengan selimut tebal. Satu tangannya memijit kepala yang masih terasa pusing."Ya sudah, tidur aja. Aku kerja dulu, nanti siang aku usahakan izin buat antar kamu periksa." Hisyam berujar sambil mematut diri di depan cermin."Ngga usah, Mas. nanti juga mendingan. Mas ngga usah panik.""Beneran? Nanti kalau kenapa-napa bagaimana?" "Ngga akan. Cuma mual sama pusing aja. Dipakai tidur juga nanti sembuh sendiri.""Ya sudah. Aku pergi dulu ya?" pamit Hisyam. Ia berjalan menuju ranjang lalui mencium pucuk kepala istrinya.Setelah Hisyam pergi, Zahra memaksa dirinya bangun dari tempat tidur dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya saat ini. Sayangnya ia tak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain..."Telat berapa hari, Bu?" tanya seo
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Bab 63

Zahra meringkuk di atas kasur karena perutnya yang terasa kram. Sakit dan tak lagi bisa ia tahan, hingga ia tak dapat tidur dengan nyenyak."Mas Hisyam," gumam Zahra sambil meremas ujung selimut. Ia berharap nyeri dan demam yang ia rasakan segera pergi dari badannya. Namun tetap saja. Makin lama, nyeri itu makin mencengkeram perut bagian bawah miliknya.Tak hanya nyeri, badan Zahra yang juga sedang demam dan menggigil. Ia memakai selimut tebal untuk melindungi dirinya."Mas Hisyam," lirih Zahra lagi sambil meremas perutnya. Ia membuka selimutnya dan merogoh ponsel yang ia letakkan di ujung bantal. Zahra tak lagi bisa berdiam diri di rumah. Ia membutuhkan pertolongan. Namun ketika Zahra hendak melakukan panggilan, ia teringat akan obat yang ia konsumsi sepulang dari apartemen Angga. "Apa ini efek samping dari obat itu? Atau obat ini sedang bereaksi?" gumam Zahra. Mendadak ia takut akan respon Hisyam jika saja ia menghubungi dan meminta bantuan suaminya.Tak lagi menghubungi Hisyam,
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Bab 64

"Anak kamu cantik," bisik Zain setelah Aini keluar dari ruang persalinan. Ia berada di dalam ruang perawatan sambil menunggu Khalid datang. Entah apa yang menghambat perjalanan Khalid hingga tidak kunjung datang sampai bayi itu selesai dibersihkan.Aini tersenyum mendengar ucapan Zain. Ia bersyukur setidaknya ada yang bersedia menemaninya hingga anak yang selama ini ditunggunya keluar untuk menatap indahnya dunia.Seorang perawat datang sambil mendorong box bayi ke dalam ruangan. Ia meletakkan box itu ke sebelah bed tempat Aini terbaring."Silahkan diadzani ya, Pak." Perawat itu berujar, lalu pergi meninggalkan laki-laki dan perempuan yang sudah berada dalam satu ruangan itu."Apa boleh jika aku yang mengadzaninya?" tanya Zain sambil menatap Aini menunggu jawaban."Yang ada di sini cuma Mas. Nunggu siapa lagi memangnya?""Khalid mungkin?" Zain mengucapkan apa yang ada dalam pikirannya.Aini terkekeh. Kemudian kembali terdiam dengan mulut mengatup rapat."Kenapa gitu?" tanya Zain yang
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Bab 65

Sebuah rumah minimalis di pinggiran kota Surabaya telah dibeli oleh Khalid untuk tempat tinggalnya bersama Aini. Kini rumah itu telah dibersihkan dan siap dihuni. Seorang pembantu sudah standby di rumah untuk menyambut kedatangan Aini dan bayinya."Kita beneran pindah, Mas?" tanya Aini masih belum percaya bahwa Khalid telah menyiapkan sebuah rumah untuknya."Iya. Tadinya rumah itu hanya Mas sewa, tapi mengingat kerjaanku sudah pindah di sini jadi sekalian aku minta buat dibeli. Alhamdulillah boleh. Ini rejekimu dan bayi kita. Rasanya Allah memudahkan semuanya. Proses jual beli itu rasanya singkat dan tidak bertele-tele."Aini tersenyum lembut. Ia berusaha menekan hatinya yang sejak kemarin terasa tidak nyaman dengan Khalid. Mungkin karena hormon ibu hamil yang sensitif ditambah dengan ia yang seringkali sendiri dan tidak ada teman untuk berbagi keluh kesah.Apalagi setiap orang tahu bahwa menjadi ibu hamil adalah titik paling manja seorang wanita dan itu tidak bisa dilakukan oleh Ain
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Bab 66

"Katakan padaku apa yang sudah kamu lakukan dengan bayiku? Katakan hah!!!" pekik Hisyam tertahan. Wajahnya penuh dengan api yang siap membakar Zahra karna apa yang telah ia lakukan."Ampun, Mas! Aku tidak sengaja!" ujar Zahra dengan suara lemah. Dadanya berdebar karena ucapan Hisyam terdengar mengerikan."Bagaimana aku akan mengampunimu kalau kamu dengan sadar dan sengaja membunuh anak yang sudah lama kuharapkan! Aku sudah menuruti semua yang kamu minta, mulai dari menceraikan Aini, membuat resepsi yang mewah juga pergi honeymoon ke tempat-tempat wisata yang sudah lama kamu dambakan yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan sekarang kamu membunuhnya! Dasar kamu pembunuh!" sengit Hisyam berapi-api. "Tidak, Mas! Aku tidak membunuh!" sergah Zahra cepat. Ia tak mau disalahkan atas hal ini. Hati yang belum menghendaki keturunan membuatnya meremehkan hal yang besar bagi Hisyam."Sangat jarang sekali manusia yang mau mengakui kesalahannya!" Hisyam mencebik. Wajahnya melengos d
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Bab 67

Sebuah acara syukuran kelahiran sedang digelar di rumah yang baru saja dibeli oleh Khalid. Acara itu sekaligus ucapan syukur Khalid karena sudah mendapatkan banyak sekali rejeki di tahun ini. Diantaranya ia sudah bisa menikahi Aini setelah sekian lama menunggu jandanya."Le, apa ngga sekalian aja kamu nikahin Aini? Ngga apapalah secara agama dulu agar kalian bisa tinggal bersama dan halal untuk bersentuhan," ujar Bu Airin memberi usul. Ia yang sedang menyiapkan berkat untuk undangan acara nanti malam mencoba memberikan idenya."Kenapa mendadak begini, Bu?" sergah Khalid sedikit keberatan."Lah kemarin kamu habis melamar Aini, mengapa ngga sekalian aja kamu nikahin dia? Untuk sementara nikah secara agama dulu ngga apa-apa, yang penting kalian bisa tinggal serumah dan halal untuk bersentuhan. Ibu khawatir aja sama kamu.""Khalid sudah dewasa, Bu. Khalid bisa menja-""Justru karena kamu sudah dewasa makanya ibu makin khawatir sama kamu. Kalian bisa bersikap biasa saja di depan orang lai
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Bab 68

"Mas Angga" Ngapain kamu ke sini? Nanti Mas Hisyam marah sama kamu. Sama aku juga." Zahra berujar setelah kesadarannya penuh. Wajah yang berbeda dengan sosok yang sejak kemarin pergi dan tak kunjung kembali."Ngga akan. Dia ngga akan marah sama aku, apalagi sama kamu." Anga terus saja membelai wajah Zahra.Zahra menepis tangan Angga perlahan. Ia khawatir jika sewaktu-waktu Hisyam datang dan melihat Angga ada di dalam ruangan ini, apalagi saat ini Angga sedang membelai wajahnya."Jangan begini, Mas. Nanti Mas Hisyam marah sama aku." Zahra berusaha menghindari tangan Angga yang menyentuh wajahnya."Enggak, Sayang. Ngga akan. Aku sudah beresin dia.""Beresin?" tanya Zahra yang keadaannya mulai membaik."Iya. Aku dari rumahnya semalam.""Ngapain, Mas? Ngapain Mas ke rumahnya?" Zahra menatap wajah Angga dengan dahi yang berkerut. Ia tak paham dengan apo yang diucapkan oleh Angga barusan."Aku hanya datang ke rumahnya.""Mau ngapain?" sahut Zahra cepat. Rasa was-was akan terjadinya perkelah
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

Bab 69

Hisyam mengendarai mobilnya dengan perlahan. Satu koper besar berisi pakaian sudah berada dalam bagasi mobilnya. Ia harus pergi mencari kehidupan yang baru setelah apa yang terjadi dalam hidupnya.Mobil yang dikendarai Hisyam menepi. dadanya seperti sedang tertohok saat kepalanya kembali mengingat apa yang semalam terjadi di dalam rumahnya."Laki-laki macam apa kamu? Perempuan yang sedang sakit kamu biarkan di rumah sakit sendirian tanpa siapapun sementara kamu di sini sibuk meratapi nasib!" pekik Angga yang masuk ke dalam rumah Hisyam tanpa permisi. Ia mencengkeram baju Hisyam sambil mendorongnya ke sandaran kursi. Kilatan emosi terpancar dari geraman Angga serta tatapannya yang penuh dengan kobaran api."Siapa kamu?" pekik Hisyam sambil berusaha menepis cengkeraman tangan Angga. Napasnya hampir tersengal karena tangan Angga yang membuat tenggorokan Hisyam sulit menghirup udara bebas."Aku orang yang mencintai Zahra tapi harus mengikhlaskan dia karena lebih memilihmu. Sekarang kamu b
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

Bab 70

Hisyam menatap nanar punggung gadis kecil yang membawa keranjang itu. Ketidakberuntungan itu membuat bahunya kuat dan tahan banting. Bukan lagi memikirkan gadget atau uang jajan, yang dipikir adalah bagaimana mendapatkan uang untuk makan esok hari.Helaan napas panjang keluar dari bibir Hisyam. Selalu mendapatkan apa yang ia minta membuat jiwa berjuangnya tidak setangguh gadis kecil itu.Kopi dalam gelas itu lalu segera diseruput oleh Hisyam hingga tandas. Ia harus melanjutkan perjalannya kembali untuk mencari tempat tinggal yang baru.Dalam perjalanannya, Hisyam teringat akan Aisha yang tempat kerjanya searah dengan jalan yang ia lintasi.Mobil itu melaju menuju minimarket tempat Aisha bekerja. Ia harus mencari informasi mengenai Aini dan bayinya pada Aisha. Tak peduli atas penolakan Aisha ketika di rumah sakit, ia harus datang untuk mencobanya kembali. Mata Aisha membelalak saat mendapati Hisyam tiba-tiba berada di hadapannya. "Mau apa kemari?" tanya Aisha ketus.Seorang rekan Aish
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status