All Chapters of Kau Duakan Aku, Kubawa Anakmu Pergi : Chapter 91 - Chapter 100

105 Chapters

Bab 91

"Emang Zain suka minum ya?" tanya Aisha saat keduanya sudah berada di rumah. Mereka sedang mengobrol santai di ruang tengah sambil menunggui Adza bermain."Seharusnya enggak, sebab anak yang dibesarkan di panti asuhan Ibu rata-rata dididik dengan baik dan aku pikir kalau hanya soal itu Mas Zain ngga mungkin sampai begini.""Apa menurutmu ada hal lain?" Pandangan Aisha tertuju pada mata Aini."Aku pikir iya. Tapi kita ngga tau permasalahan rumah tangga mereka sebenarnya, sebab menyatukan dua kepala dalam satu rumah itu ngga mudah.""Iya sih. Aku belum pernah.""Belajar dulu dari rumah tangga teman-teman, biar kelak ngga kaget.""Jodoh aja belum datang, apa iya belajar rumah tangga duluan? Yang ada malah aku ngga berani kawin!" sungut Aisha."Justru itu pola pikir yang salah. Apa yang kamu lihat bisa jadi ilmu pengetahuan buat kedepannya.""Harusnya begitu. Kalau menikah dengan orang yang tepat macam Mas Khalid aku sih oke aja. Tapi kalau sama kayak Mas Hisyam, sorry aja. Ogah."Aini te
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Bab 92

"Bude yakin itu dia yang kontrak di rumah aku?" tanya Aisha dengan mata yang membelalak menatap Budenya."Iya dia. Gimana ngga yakin kalau dia yang tiap hari Bude lihat di sini! Dia yang punya minimarket di deket lampu merah sana," balas Bude tak kalah sengitnya.Aisha menggelengkan kepalanya tak percaya. Ia tak bisa diam saja. Bagaimana mungkin laki-laki yang telah menyia-nyiakan sahabatnya ternyata adalah orang yang menyewa rumah almarhum ibunya. Jika saja Aisha tahu, maka rumah itu tidak akan ia sewakan pada laki-laki yang telah menjadi mantan suami Aini itu. Laki-laki yang telah membuat sahabatnya itu terlunta-lunta di tengah-tengah kehamilannya.Aisha terdiam. Kepalanya mencerna kejadian beberapa waktu lalu. Ketika terakhir kali ia datang dan tak lama Hisyam datang ke toko untuk memberikan uang tabungan pada Aini. Tidak salah lagi, Hisyam tahu bahwa Aisha pernah berkunjung di daerah ini."Ya sudah Bude, aku pamit dulu," ucap Aisha tergesa-gesa."Kok buru-buru to Nduk?" Bude menj
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Bab 93

"Aini?" sapa driver itu ketika Aini sudah berada di hadapannya."Loh Mas Zain? Kok bisa jadi driver ojek sekarang? Bukannya kerja di kafe ya?" Aini berujar sambil mengerutkan dahi karena sinar mentari yang tepat berada di atas kepalanya."Panas, naik dulu. Kita ngobrol sambil jalan. Mau kemana ini?" tanya Zain sambil menyerahkan helm pada Aini.Zain mengambil alih tas yang dibawa oleh Aini dan meletakkannya di bagian depan motor. Ia memastikan Aini telah duduk sempurna sebelum mulai mengendarai motornya lagi."Alih profesi sekarang?" tanya Aini lagi ketika motor Zain sudah melaju. "Enggak. Masih di kafe, cuma emang sengaja cari kesibukan aja. Timbang ngga ngapa-ngapain.""Kan ada istri? Timbang kerja terus kan mending jalan berdua," balas Aini pura-pura tidak tahu. Ia ingin mendengar penjelasan versi Zain sendiri."Enggak. Sudah ngga ada.""Kok ngga ada? Maksudnya?""Aku sudah ngga sama dia.""Maksudnya ngga sama dia gimana? Kalian cerai?" Aini memasang wajah terkejut. "Kok bisa? Kar
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Bab 94

"Apa aku ini wanita pembawa sial ya? Nikah dua kali ngga ada yang langgeng? Ditambah gara-gara suka sama aku pernikahan Mas Zain kandas," lirih Aini setelah keduanya duduk di kursi panjang."Kok bisa mikir gitu sih?" sahut Aisha cepat. Ia tak pernah sedikitpun berpikiran demikian."Kata ibu-ibu tetangga Mas Khalid begitu," jawab Aini. Ia tak sanggup menatap lawan bicaranya. Pandangannya tertuju pada ijung baju yang tengah dimainkan oleh tangannya."Bukan salah kamu kali, Ai!" elak Aisha cepat. "Mana ada orang pembawa sial?""Tapi aku merasa ucapan mereka benar!""Bukan merasa ucapan mereka benar, tapi kamu aja yang terlalu menganggap bahwa dirimu buruk. Mati, jodoh, sama rejeki itu sudah ditetapkan sama Tuhan. Kita manusia tinggal menjalani dan berusaha berbuat baik biar Tuhan berkenan mengubah takdir yang buruk menjadi lebih baik.""Kemarin aku berpikir seperti itu. Tapi setelah dengar cerita Mas Zain, aku mera-""Ai, Mas Zain cerai dengan Mbak Nanda itu karena salah Zain sendiri. Bu
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Bab 95

"Mas Zain iihh," pekik Aini tertahan. Ia segera melepas pegangan tangannya di pinggang Zain. Rasa kaget itu mengalahkan rasa malu yang biasanya menghiasi perilaku Aini."Loh, kok dilepas lagi sih? Pegangan Ai! Biar aku bisa ngebut nyetirnya," titah Zain sambil fokus mengemudi."Oke, baiklah. Aku pegangan pundak Mas aja deh," jawab Aini seraya meletakkan kedua tangan di bahu Zain.Laki-laki yang duduk di depan Aini itu terkekeh. Wanita yang diboncengnya ini makin lama makin membuat dirinya gemas. Ingin sekali ia menarik kedua tangan itu untuk memeluk pinggangnya tapi ia sadar. Ia tahu bahwa perempuan di belakangnya ini tidak mudah untuk ditaklukkan.Akhirnya Zain pun membiarkan Aini berpegangan pada bahunya hingga keduanya sampai di makam Khalid."Aku tunggu di sini aja, kamu berani kan masuk sendiri?" ujar Zain saat Aini berusaha melepas helm yang membungkus kepalanya. Ia menghargai Aini untuk bisa berdoa dengan khusyuk untuk almarhum suaminya."Kalau Mas mau ikut juga aku ngga apa-ap
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

Bab 96

Zain tersenyum melihat Aini tertegun, seperti ada yang mengganjal dalam pikirannya."Jangan khawatir. Aku kan driver ojek online, tugasku hanya mengantarkan kamu ke tempat tujuanmu tanpa mau tahu apa yang akan kamu lakukan di sana. Aku akan menurunkanmu di depan rumah Khalid setelah itu aku akan pergi ke warung menunggu kamu hingga selesai."Aini mendongak seketika. Sinar matanya menunjukkan keterkejutan. "Bagaimana Mas bisa tahu apa yang sedang kupikirkan?""Hey, kita sudah kenal lama. Perpisahan kita dengan waktu kebersamaan kita menjaga adik-adik panti lebih lama kebersamaannya. Jadi sedikit banyak aku tahu pola pikir kamu yang dewasa itu."Aini tersenyum kecil. Ia pun mengangguk seketika. "Baiklah. Tapi antarkan aku cari buah tangan untuk Ibu ya? Sungkan kalau jauh-jauh ke sana tanpa oleh-oleh.""Siap," sahut Zain cepat. Ia segera memakai helm miliknya setelah menyerahkan helm milik Aini. Keduanya segera melanjutkan perjalanan menuju rumah almarhum Khalid.Ada rasa nyaman saat Ain
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

Bab 97

Dalam perjalanan pulang, Aini lebih banyak diam. Ia mengingat kembali apa yang diucapkan oleh Bu Airin."Ayo makan dulu, Ibu tadi baru selesai masak," ajak Bu Airin. Ia membuka tudung saji yang ada di atas meja.Di atas meja itu ada pepes ikan patin dan sayur bening. Tampak nasi di dalam bakul berwarna silver itu masih penuh, seperti belum tersentuh sama sekali."Aini sudah makan, Bu. Kalau Ibu belum makan biar Aini temani."Bu Airin diam, kemudian mengangguk lemah.Aini bangkit dari duduknya untuk mengambil piring makan yang ada di atas rak piring. Ia melayani Bu Airin dengan senyum yang terkembang di wajahnya."Wangi makanannya enak, Bu," ucap Aini ketika membuka daun pembungkus ikan tersebut. Aroma bumbu yang membalut ikan itu menguar menyelinap masuk ke dalam indera penciuman Aini. "Iya, itu makanan kesukaan Khalid. Kalau kamu mau nanti bisa kamu bawa pulang.""Dulu Mas Khalid sering minta dibuatkan seperti ini, tapi setelah tahu bagaimana prosesnya, beliau sudah jarang minta lag
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

Bab 98

"Kamu menyindirku?" tegas Hisyam. Dalam sinar matanya terdapat amarah yang berkobar."Mas tersindir? Aku hanya bicara sesuai dengan fakta. Kalau Mas merasa ya, syukurlah." Bibir Aini tersungging miring. Ia melengos menghindari sorot mata Hisyam yang tampak menyakitkan matanya."Sayangnya aku tidak merasa. Justru kamu yang harusnya tahu diri. Belum lama suamimu meninggal tapi kamu sudah jalan dengan laki-laki lain," ucap Hisyam masih dengan hati yang bergejolak. Ia gagal menjaga lisannya untuk tidak berkata kasar pada Aini.Aini membulatkan matanya. Ia tak menyangka jika Hisyam akan bicara soal itu. "Jalan dengan siapapun itu bukan lagi urusan Mas. Aku berhak menentukan jalan hidupku sendiri. Bukannya aku bebas menjalin hubungan dengan siapapun ketika statusku jelas bahwa aku seorang single mother? Bagaimana dengan Mas yang menjalin hubungan ketika masih bergelar suami sah? Tidakkah Mas merasa bahwa sampai kapanpun itu akan tetap membekas di kepalaku, yang notabene adalah sebagai istr
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

Bab 99

Hisyam tersenyum kecil. Matanya mengamati wanita yang baru datang bersama seorang laki-laki yang pernah menghajarnya saat itu.Perubahan penampilan dan rona bahagia yang terpancar dari raut wanita di depannya itu membuat rasa bersalahnya sedikit berkurang."Apa kabar?" sapa Hisyam mencoba mengendalikan perasaannya. Ia mengajak laki-laki yang menggandeng perempuan itu untuk bersalaman."Baik." Laki-laki itu menjawab dengan pias, tidak ada keramahan sedikitpun di wajahnya kala bersitatap dengan Hisyam."Dari mana, Za? Tumben mampir ke gerai?" Wisnu mulai bersuara. Ya, perempuan dan laki-laki itu adalah Zahra dan Angga."Dari rumah, Mas. Aku lagi pengen makan yang seger-seger." Zahra menjawab sambil menatap deretan buah yang ditata rapi di dalam showcase. "Ngidam?" Wisnu kembali bersuara."Alhamdulillah," sahut Angga. Bibir itu baru tersenyum ketika menjawab pertanyaan Wisnu."Selamat ya?" ucap Hisyam turut menyahut seraya menatap wajah Zahra ragu-ragu."Makasih. Oh iya, aku juga mau bi
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

Bab 100

"Adza makin dekat ya dengan bapaknya?" tanya Zain pada Aini saat keduanya sedang menikmati sarapan pagi buah tangan Zain.Hisyam sudah pergi dengan Adza setelah kedatangan Zain ke dalam toko. Ia tak mau mengganggu Aini yang sepertinya sedang dekat dengan laki-laki lain."Iya. Sebenarnya aku ngga mau, aku ngga kasih izin Adza untuk dekat dengan bapaknya, tapi Aisha tak terima. Benci boleh, tapi menutupi siapa bapaknya juga ngga mungkin aku lakukan. Kebetulan pas Mas Hisyam kasih kabar kalau habis kirim uang jajan Adza, aku sampaikan kalau dia boleh ketemu.""Bagus dong?" ujar Zain setelah makanan dalam mulutnya telah masuk ke tenggorokan."Enggak. Sebenarnya aku khawatir kalau dengan memberi kesempatan seperti ini, malah membuat Mas Hisyam mengira kalau aku juga memberi kesempatan untuk dia kembali dekat denganku.""Mengapa berpikir begitu?""Mas Hisyam ngga lelah buat sok perhatian atau sok dekat denganku setelah aku memberi kesempatan untuk bertemu Adza. Dia bahkan terang-terangan ng
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status