Semua Bab Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku: Bab 71 - Bab 80

120 Bab

Bab 71

"Astaga." Aku menutup mulut membaca pesan itu. Setelah beberapa detik terdiam karena mencerna apa yang terjadi. Aku akhir nya bisa menyimpulkan sesuatu. Bang Fino suka dengan Rumi? Atau bagaimana sih? Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. "Kamu buka ponsel Abang, Dek?" tanya Bang Fino sambil mengambil ponsel nya dari tanganku. Aku menatap Bang Fino yang tampak panik. Dia kenapa jadi terlihat panik begitu? Padahal kan aku lihat sedikit, masa tidak boleh sih. Toh juga memang tidak ada yang terlalu dirahasiakan, bukan?"Ya ampun, kamu buka ya tadi? Kenapa gak izin Abang dulu?"Apa coba yang dirahasiakan oleh Bang Fino sampai dia marah-marha begitu? Lagi pula aku tidak sampai membuka kata sandi ponsel nya kok. Aku saja tidak tau apa kata sandi nya. "Abang suka sama Rumi?" tanyaku pelan, membuat Bang Fino melotot. Dia menatapku, tampak sedikit kesal. "Kamu baca pesan ini?" tanya Bang Fino membuatku menganggukkan kepala. "Notifikasi nya berisik banget sih Bang, maka nya aku cek pons
Baca selengkapnya

Bab 72

"Enggak. Enggak, pasti gak mungkin. Kamu ini ngomong apa sih, Han? Ngaco banget deh omongan kamu itu.""Ngaco? Enggak dong, Din. Udah jelas kalau Abang kamu itu suka sama kamu dan gak mungkin kalau Bang Fino justru suka sama Rumi. Itu justru mustahil."Masa sih? Aku kembali menggelengkan kepala. Bang Fino tidak mungkin suka pada aku. Aku tidak percaya soal itu dan mana mungkin juga. Tidak mungkin kan? Tidak akan ada yang percaya juga soal ini. Aku menghela napas pelan, ini benar-benar mustahil. Kalau soal Bang Fino suka dengan Rumi baik lah, aku percaya, tapi kalau aku sendiri enak saja, aku tidak mau. Astaga. Apa yang baru saja aku dengar dari Hani? Dia ini mengatakan apa sih? Aku tidak paham dengan jalan pikiran Hani. "Gak bisa, gak bisa." Aku kembali membantah apa yang dikatakan oleh Hani. Dia ini ngaco banget kalo bicara. "Kok enggak bisa sih? Sudah jelas banget loh, Bang Fino itu mengarah suka sama kamu, Din. Masa kamu berusaha untuk mengelak itu?"Jelas saja aku mengelak sem
Baca selengkapnya

Bab 73

"Iya kan? Kamu itu cuma bekasan! Jadi jangan sok-sokan!" Dia kembali berteriak. "Astaga, Dina! Delia! Udah, kalian kayak anak kecil aja!" Mama Mas Reyza kembali berteriak. "Kamu itu yang harus nya mikir! Gak ada harga diri nya sebagai perempuan. Kamu itu statusnya cuma istri kedua!" Dia semakin keras menjambak rambutku. Enak saja, aku juga tidak mau kalah, ikut menjambak rambut nya kuat-kuat. Bodo amat deh."Dek! Astaga, kalian ngapain sih?!"Bang Fino langsung memisahkan aku yang berantem dengan Delia. Rambutku sudah acak-acakan. Wajahku juga tampak bekas cakaran dari perempuan yang tidak tau malu itu. Satpam rumah sakit juga langsung mendatangi kami. Bang Fino sejak tadi minta maaf, dia yang jadi tidak enak dengan pihak rumah sakit. "Ngapain sih? Kayak anak kecil berantem kayak gitu." Bang Fino menggelengkan kepala, dia sedang membantuku untuk membersihkan luka. "Ma, Pa. Aku pamit pulang dulu. Tidak ada guna nya di sini lagi, wanita gak ada harga diri nya itu pasti selalu meng
Baca selengkapnya

Bab 74

"Wanita gila gimana maksudnya?""Aduh udah deh Mbak. Mbak pulang dulu sekarang. Kayak nya dia nyariin Mbak deh."Hah?! Nyariin aku? Aku mengernyitkan dahi bingung. Kenapa jadi nyariin aku sih? "Iya maksud kamu wanita gila siapa, Rafi? Jangan-jangan kamu bohong ya sama Mbak?" tanyaku kesal. "Haduh, ngapain juga aku bilang kalau aku bohong Mbak. Gak ada guna nya sama sekali."Ya siapa tau kan, aku mengangkat bahu. "Ya udah, Mbak langsung pulang ke rumah sekarang. Kamu tungguin aja, jangan biarin dia buat yang mengacaukan dan panggil satpam jangan lupa."Buru-buru aku mematikan telepon dari Rumi. Entah lah siapa yang sedang dia bicarakan. Orang gila, tapi aku saja tidak tau siapa yang gila. "Ada apa, Sayang?" tanya Mas Reyza sambil menatapku serius."Aku belum selesai bicara dengan kamu membahas ini semua Mas. Jangan kamu kira dengan aku mendengar penjelasan kamu yang tadi, aku bakalan melepaskan kamu gitu aja, gak akan. Aku bakalan nanya hal tadi lagi ke kamu nanti."Mas Reyza langs
Baca selengkapnya

Bab 75

"Oh, jadi ini anak kamu yang mau merusak kebahagiaan anak saya?" tanya Mama nya si Delia membuatku mengernyitkan dahi. Sebenar nya mereka ini kenal karena apa sih? Aku menggaruk kepala yang tidak gatal, jadi bingung sendiri deh bagaimana ini cerita nya. Mamaku tampak keheranan sendiri. "Bukan kah kebalik? Anak kamu yang ingin merusak kebahagiaan anak saya! Pakai acara segala nikahin suami orang, udah kayak gak punya malu."Astaga. Aku menelan ludah mendnegar nya. Aku kira mereka sahabat baik, ternyata malah saling bentak-bentakan dan juga mencaci begini. Ada untung nya sih, kalau memang benar mereka ini adalah sahabat baik, aku tidak akan pernah mengizinkan Mama untuk bersahabat dengan dia. "Sudah lah Ma, kita di sini mau membela hak Delia, bukan malah berantem sama orang gak jelas yang marah-marah." Juni langsung memegang tangan Mama nya. Baik lah, aku menganggukkan kepala. "Silakan duduk." Mereka berempat duduk. Aku menghela napas pelan, berusaha untuk mengabaikan Mama yang s
Baca selengkapnya

Bab 76

"Wow, hebat banget ancaman nya."Bang Fino langsung melipat kembali surat tersebut, kemudian memasukkan nya ke dalam kotak, aku menelan ludah, masih tidak percaya melihat surat itu. "Itu surat, pasti dari wanita si istri kedua nya Reyza yang pengecut itu. Memang nya dia pikir, dia itu bisa membuat kita mundur, hah?! Dia pikir kita ini keluarga bodoh?" Abangku sudah sangat berapi-api. Aku mengembuskan napas pelan. "Ada apa, Bang?" tanya Rumi sambil duduk di kursi depan kami. "Ada yang mengancam Mbak kamu. Gila aja, mereka menganggap remeh kita. Abang mau cari tau dulu keluarga mereka itu sebenar nya siapa. Berani banget mereka bahkan sampai mengancam Dina seperti itu.""Kenapa mereka berani banget mengancam kayak gitu, bukan nya ngomong langsung, Bang?""Mereka itu gak ada nyali, tau sendiri mereka saja kalah berdebat sama kita. Apa lagi kayak gitu. Gak usah heran manusia kayak mereka mah."Benar apa yang dikatakan oleh Bang Fino. Aku menganggukkan kepala, setuju dengan perkataan A
Baca selengkapnya

Bab 77

"Aduh kepalaku pusing banget." Aku langsung menatap sekitar. Bau obat-obayan tercium. "Dek! Ya ampun, kamu buat kita semua khawatir. Ada yang sakit? Apa yang kamu rasain sekarang?"Banyak sekali pertanyaan Bang Fino. Aku kenapa sih? Aku menggigit bibir, berusaha mengingat kejadian tadi. Ah, aku diikuti oleh orang misterius. Entah siapa itu, kemudian seperti nya ya tadi aku hampir saja ditabrak oleh truk besar, tetapi aku bisa menghindar. "Kamu cuma nabrak pohon besar tadi, Dek. Kamu kata nya terlalu cepat mengendarai mobil, hampir aja ditabrak sama truk. Untung refleks kamu bagus."Alhamdulillah aku masih bisa dikasih kesempatan untuk melihat dunia lagi. "Apa kah Mas Reyza tau kalau aku kecelakaan, Bang?"Mendengar perkataan ku, Bang Fino langsung menoleh ke Mama dan juga Rumi. Anak-anak seperti nya tidak diajak. Kasihan juga mereka kalau sampai diajak ke sini. Aku mengembuskan napas pelan, entah kenapa aku justru bertanya soal Mas Reyza. "Buat apa kamu nanyain orang yang sama s
Baca selengkapnya

Bab 78

"Ya, siapa yang betah dimadu kayak gitu? Mana tidak terhormat karena aku tidak tau sama sekali. Kamu gak mikir gimana perasaan aku, hah?!" Aku langsung berteriak menatap Mas Reyza kesal.Dia pikir aku baik-baik saja melihat dia menikah dengan wanita lain? Tentu saja tidak, aku tidak baik-baik saja, memang dasar pria menyebalkan. Apakah Mas Reyza bercanda dengan semua ini? Aku sudah muak dengan semua drama yang terjadi. Kalau bisa, aku ingin segera mengakhirinya sekarang juga. "Pokok nya aku gak mau tau dan aku gak akan dengerin apa mau kamu lagi Mas, aku akan segera menceraikan kamu. Kamu tunggu saja surat perceraian yang akan dikirimkan ke alamat kamu." "Enggak enggak, kamu pasti bercanda, Sayang. Kamu sayang banget kan sama aku? Kamu gak boleh cerai dari aku. Aku gak mau cerai dari kamu." Mas Reyza menggelengkan kepala nya, dia tetap tidak mau menerima keputusan yang sudah aku buat. Apa sih? Aku menatap nya kesal. Mau dia membujukku kayak mana pun juga, aku tidak akan berubah pi
Baca selengkapnya

Bab 79

"Kamu apa-apaan sih? Kok malah bentak Delia!" Mas Reyza tampak tidak suka dengan perkataanku barusan. "Bagus, Mas. Belain aja terus wanita gak tau malu ini, biar dia merasa menang. Kamu gak ada beda nya sama dia!"Bisa gila aku berada di tempat ini. Aku sudah muak sekali menghadapi mereka. "Idih, dasar gila. Udah gak tau malu, marah-marah lagi. Gak jelas banget." Lagi-lagi wanita ini menguji kesabaranku. Tanganku gatal sekali ingin menjambak rambut wanita ini, tetapi tidak enak juga pada orang tua Mas Reyza. Aku mengembuskan napas pelan, berusaha untuk mengendalikan diri sendiri. "Kamu itu lagi hamil, jangan marah-marah gak jelas kayak gitu." Mas Reyza tampak tidak suka dengan aku yang sejak tadi tidak berhenti untuk marah-marah. "Oh ya? Lalu aku tidak boleh membela hakku sendiri, Mas?! Kamu pikir aku ini wanita bodoh yang selalu menurut saja apa kata kamu?!" Sungguh, aku sudah muak sekali berada di tempat ini. Mana Bang Fino, aku ingin pulang sekarang, aku tidak mau ada di sini
Baca selengkapnya

Bab 80

"Sayang, maafin aku." "Maaf kata kamu, Mas? Aku udah capek banget dengerin kata itu dari kamu."Sudah, aku sudah muak melihat dia. Untung nya aku sudah selesai memasukkan semua pakaianku ke dalam koper, jadi aku tidak perlu memikirkan harus bagaimana lagi. "Sayang." Aku agak terkejut ketika Mas Zaki langsung berlutut, dia memegangi kakiku, aku mengembuskan napas pelan, apa lagi sih yang hendak dia lakukan? Aku sudah lelah sekali berurusan dengan Mas Reyza. "Tolong lah, kamu harus pikirin lagi buat pergi dari rumah aku. Kasihan anak-anak, seenggak nya mereka kan masih punya Papa kalau kamu gak menceraikan aku, jadi tolong kamu pikirin ulang ya, jangan kayak gini.""Lucu kamu, Mas." Aku tertawa pelan. "Bahkan kalau kamu mau tau, Putra mendukung aku ketika aku mau menceraikan Guntur kemaren, kejadian nya sama, kamu juga menyakiti aku, pasti dia akan setuju, jadi kamu gak perlu lagi nanya soal itu.""Tapi—""Lepasin kaki aku. Udah gak ada guna nya juga kamu mohon-mohon kayak gitu." Ak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status