Semua Bab Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

Bab 91

"Oh ya? Kamu tau dari mana?" tanyaku membuat Rumi langsung memalingkan wajah nya. Apa yang sebenar nya terjadi? Kenapa seolah-olah Rumi sedang menyembunyikan sesuatu dari aku?"Tapi Bang Fino gak mau Mbak tau dia ada di mana. Jadi maaf banget kalau aku gak bisa kasih tau Mbak."Hah?! Ini apa sih? Aku menatap Rumi tidak mengerti. Sebenar nya, apa yang mereka berdua sembunyikan dari aku? Kenapa juga jadi seribet ini sih?"Tolong kasih tau Bang Fino ada di mana, Rum. Mbak mau bicara juga sama dia.""Mbak mau kalau Bang Fino pulang dan melupakan semua nya kan, Mbak? Sudah lah, Rumi sudah paham sekali dengan semua nya, Mbak."Eh?! Aku langsung terdiam mendengar perkataan Rumi barusan. Dia bahkan seperti bisa menebak apa yang sedang aku pikir kan. "Mbak, melupakan semua nya itu gak semudah yang sedang kita bicara kan. Cinta gak bakalan semudah itu. Kalau Mbak gak mau ngasih Bang Fino feedback, jangan buat dia kembali lagi mengingat tentang cinta dia ke Mbak. Kasih dia waktu untuk melupaka
Baca selengkapnya

Bab 92

"Aku gak tau sih soal itu, Mbak. Soal nya tadi aku juga kaget banget lihat dia ada di ruang kerja Papa."Rumi menjelaskan, sementara aku masih terdiam mendengar nya. Gila, Mas Reyza melakukan apa di ruang kerja Papa aku?Apa yang sebenar nya Mas Reyza lakukan? Dia sedang mencari apa di rumahku? Apa kah Mas Reyza ingin mencuri di sini?Tetapi tidak mungkin juga sih, apa lagi kan orang tua nya Mas Reyza kaya raya. Masa iya mereka sampai mencuri begitu? Di rumah ini? Ah, aku langsung menggelengkan kepala, tetap saja tidak percaya, tapi bukti nya nyata di depan mataku sekarang. Aku mengembuskan napas pelan, apa sih yang dilakukan oleh Mas Reyza?"Kita cek CCTV sekarang, Rum. Ikut Mbak." Aku menoleh ke Rumi yang langsung menganggukkan kepala nya. Ini aneh, kenapa Mas Reyza tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja Papa? Padahal dia juga izin ke aku buat ketemu sama anak-anak tadi. "Aduh." Terdengar bunyi terjatuh di belakang sana. Aku menoleh ke belakang dan langsung menepuk dahi ketika mel
Baca selengkapnya

Bab 93

"Apa kah kamu gak capek terus-terusan bohong sama aku, Mas? Aku aja yang kamu bohongin capek loh, kenapa kamu gak capek ya?" tanyaku sambil menatap mata nya. "Apa maksud kamu? Kenapa kamu bisa tau kalau aku ke kamar Papa?" tanya Mas Reyza membuatku tertawa pelan. "Lucu banget loh kamu, Mas. Kamu bersikap seolah-olah gak tau sama semua nya. Padahal aku sudah bilang dengan jelas kan dulu? Aku bukan lagi Dina yang bodoh, Mas. Kamu bukan menikahi Dina yang ketika itu bersama dengan Guntur."Dia salah sekali, dia menganggap aku ini masih Dina yang bodoh, ya padahal dia menikahi aku ketika aku tidak bodoh lagi. Masih saja sama. Mas Reyza menyenderkan punggung nya ke kursi, dia tampak kelelahan sekali. Ya terserah dia saja lah. Aku menatap lurus ke depan. "Tadi kamu malah meminta aku buat kembali sama kamu. Apa maksud kamu itu, Mas? Kamu mau memanfaatkan aku lagi?" "Bukan gitu, Dina. Kamu harus dengerin dulu penjelasan aku."Huft, hampir saja aku kelepasan. Aku menggelengkan kepala, kem
Baca selengkapnya

Bab 94

"Hah?! Putri pergi dari rumah?" Wajah Mas Reyza tampak kaget. Halah, pencitraan saja. Pasti dia yang melakukan nya, dia juga yang menghasut Putri agar pergi dari rumah. Aku yakin sekali sih kalau ini. Aku menatap Mas Reyza yang terlihat tidak tau apa pun. Dih, aku kesal sekali melihat wajah dia yang tampak kaget, pasti dia yang melakukan nya. Dia juga yang menghasut kalau Putri harus pergi dari rumah aku. Memang gak ada habis nya pria ini. Ternyata ini maksud dan tujuan Mas Reyza, dia ingin kalau Putri meninggalkan rumah, hah?!"Kamu kenapa natap aku kayak gitu, Sayang? Ayo kita langsung cari Putri aja, ya ampun aku gak nyangka sama sekali, padahal baru tadi aku ketemu sama Putri.""Gak usah kebanyakan pencitraan kamu, Mas! Pasti kamu kan yang menyuruh Putri untuk meninggalkan rumah? Kamu juga yang menghasut Putri, bahkan jangan-jangan kamu yang membujuk anak-anak untuk pergi dari rumah aku, hah?!""Kamu ngomong apa sih? Gak ada ya aku melakukan nya. Aku gak pernah punya niat buruk
Baca selengkapnya

Bab 95

"Apaan sih?! Gak jelas banget ini pesan." Hampir saja aku membanting ponselku sendiri. Aku meremas nya. Siapa lagi yang mengirimkan pesan ancaman seperti ini?Tidak ada habis nya orang mengganggu hidupku. Kayak nya kalau tidak mengganggu hidup orang, tidak akan pernah tenang hidup nya. "Pesan apa, Dek?" tanya Bang Fino bahkan sampai menghentikan mobil nya untuk melihat apa yang terjadi. Bang Fino dengan cepat mengambil ponselku, dia menatap layar sejenak. Aku masih diam saja, menunggu reaksi dari Bang Fino. "Wah ini sih gila banget sih."Nah, tuh kan, apa yang aku bilang. Bang Fino gak percaya sih. Itu entah lah pesan dari siapa. Yang pasti, sangat menyebalkan. "Kayak nya kita perlu laporin ke polisi orang ini, mungkin juga kita harus lacak, ini sama aja kayak teror, Dek."Ya, benar apa yang Bang Fino katakan. Aku menganggukkan kepala, nanti kami akan segera melaporkan nya ke polisi agar semua nya juga diurus. "Abang gak paham lagi sama orang-orang, kenapa sih sampai ada yang m
Baca selengkapnya

Bab 96

"Hah?! Maksud nya apa, Ma?" Nada suaraku meninggi. Aku kaget sekali, jantungku berdebar tidak karuan. Apa yang dimaksud oleh Mama nya Mas Reyza? Apa nya yang tidak ada?Ada apa ini? Perasaanku tidak enak sekali ketika Mama Mas Reyza bilang begitu. "Ma, jawab pertanyaan Dina, Ma. Ada apa dengan Mas Reyza? Apa kah Mas Reyza—"Justru Mama nya Mas Reyza di seberang sana malah menangis. Aku mengusap pipi, berusaha menahan tangis juga. Apa yang sebenar nya terjadi?"Reyza sudah meninggal, Dina. Dia sudah meninggalkan kita. Mama kehilangan Reyza."Astaghfirullah. Ponselku terjatuh begitu saja. Rasa nya lemas sekali mendnegar kabar buruk itu. Enggak, enggak. Pasti ini semua gak mungkin. Tatapanku langsung kosong begitu saja, seolah semua nya gelap. Aku memejamkan mata, berusaha untuk sedikit tenang, tetapi tidak bisa. "Ada apa, Dek? Kamu kenapa?" Bang Fino tampak khawatir sendiri melihat aku yang sudah lemas sekali. Perlahan, air mataku justru jatuh, aku tidak tahu harus berbuat apa. "K—
Baca selengkapnya

Bab 97

"Sudah lah, aku sedang malas membicara kan ini semua."Aku sedang membutuhkan waktu sendirian. "Gak ada! Pokok nya, gara-gara kamu, Mas Reyza meninggal, Dina! Gak ada ampun buat kamu."Ini orang kenapa sih? Bahkan lihat lah, dia bukan lah lagi istri Mas Reyza tetapi seolah ikut campur dengan semua nya. Aku menatap dia kesal. "Minggir, lebih baik kamu keluar dari sini sekarang juga. Kamu itu sudah tidak punya hak lagi sebagai istri nya Mas Reyza."Dia sangat menyebal kan. Lihat lah, dia masih berusaha mencoba untuk memarahi aku, padahal sudah jelas kalau aku yang lebih berhak di sini. Enak sekali dia bicara, seolah-olah dia itu paling berhak di sini. "Semua nya pokok nya salah kamu, Dina! Kamu yang buat Mas Reyza meninggal dunia."Aku mengernyitkan dahi ketika dia mengunci pintu kamar. Hei! Dia mau ngapain lagi? Dih, aku jadi seram melihat dia, seperti mau menelan orang saja. "Kamu mau melakukan apa, hah?! Segera buka pintu itu!" Aku berteriak kesal. Sangat kesal dan ingin sekali m
Baca selengkapnya

Bab 98

"Astaga?! Pakaian Putri bersimbah darah?"Jujur saja, aku kaget sekali mendnegar pskeyaan Rumi barusan. Aku bahkan langsung memegangi dada. Apa yang terjadi pada Putri? Kenapa bisa begini? Rumi menunjukkan ponsel nya, ada foto pakaian terakhir yang dipakai Putri, bersimbah darah. Aku menutup mulut, ada apa ini? Aku menoleh ke Bang Fino yang langsung merangkul ku, dia juga terlihat kaget, tetapi langsung berusaha untuk menenangkan aku. "Di mana Mama, Rum?" tanya Bang Fino membuat Rumi yang sedang mengatur napas nya menoleh, dia kemudian mengusap keringat, tampak panik, khawatir, juga kelelahan jadi satu. "Mama di rumah, juga lagi nangis. Ini kita dapat langsung dari polisi yang bantu kita.""Di—dimana mereka menemukan nya, Rum? Putri gak papa kan? Putri gak akan kenapa-napa kan, Rum?"Rumi menggelengkan kepala nya, dia juga tidak tau apa kah Putri baik-baik saja di sana atau tidak. Ya ampun, aku harus bagaimana? Bagaimana keadaan Putri?Sungguh, aku sangat khawatir dengan keadaan P
Baca selengkapnya

Bab 99

"Hmm, apa maksud dari tulisan ini?" gumamku bingung. Jujur saja, Putri tidak pernah bercerita padaku soal masalah ini. Aku menggaruk kepala yang tidak gatal, hmm bagaimana ya?Kenapa juga Putri tidak pernah menceritakan nya padaku?Om misterius yang baik tetapi kadang kejam? Apa yang dilakukan oleh orang ini pada anakku? Wah, ini tidak bisa dibiarkan sih. Aku langsung menutup kembali diary itu, kemudian membawa foto nya keluar kamar. "Bang?! Bang Fino!" Aku berteriak berusaha mencari Bang Fino. "Ada apa, Dek? Kenapa sih teriak-teriak?" tanya Bang Fino, dia masih menyuapi Putra. Aku menoleh ke Rumi yang sedang diam saja. Dia seperti nya juga masih memikir kan soal Putri. "Gantian sama Rumi aja, Bang. Ada yang mau aku bicarain sama Abang." Aku menatap Bang Fino yang tampak kebingungan sendiri. "Iya sini biar Putra sama Rumi aja, Bang." Rumi menganggukkan kepala nya, mengambil alih untuk menyuapi Putra. Bang Fino akhir nya menganggukkan kepala nya, kemudian ikut melangkah ke kamar
Baca selengkapnya

Bab 100

"Iya, Bang. Pasti ada hubungan nya dengan itu." Aku menganggukkan kepala pada Bang Fino yang baru saja menebak nya. Sungguh, aku setuju sekali dengan perkataan Bang Fino. Memang benar apa yang dia katakan. "Berarti kita ke alamat ini saja, Bang?" tanyaku membuat Bang Fino menganggukkan kepala nya. Ya, kami harus ke alamat ini. Baik lah, mungkin saja kami bisa menemukan Putri, ya semoga saja. Aku selalu berharap begitu. Aku mengembuskan napas pelan, kemudian menoleh ke wali kelas nya Putri. "Putri ada teman dekat di sekolahan ini gak ya, Bu?" tanyaku pelan. "Ada, Bu. Ibu mau bertemu dengan dia? Nama nya Fira. Saya bisa langsung panggil kan anak nya.""Boleh, Bu. Makasih ya." Aku menunggu wali kelas Putri memanggil teman anakku itu. "Ada apa, Bu guru?" Kami menoleh, aku menatap anak kecil yang sebenar nya tidak asing di mataku. Seperti nya dia pernah mampir ke rumah deh, tapi aku juga lupa sih. Aku tersenyum, menatap anak itu, dia keheranan ketika melihat aku, kemudian menoleh j
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status