All Chapters of Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku: Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

Bab 81

"Hah?! Udah gila kali ya?" Aku berkata pelan, tetapi agak terkejut dan ini gila sih. "Iya, aku dengar sendiri, Mbak. Bahkan aku juga sudah merekam nya.""Tapi kita itu saudara, Rumi. Mbak sama Bang Fino kan satu sepupu. Astaga, bisa-bisa nya dia malah suka sama Mbak."Rumi menggelengkan kepala nya. "Aku juga gak tau Mbak."Apa sih yang dipikirkan oleh Bang Fino? Dia itu memang sudah gila. Kalau yang mengatakan nya adalah Hani, aku akan mengelak nya, tetapi ini yang berbicara adalah Rumi. Bahkan Rumi punya bukti mutlak nya. Aku menelan ludah, menoleh ke Rumi. Dia menundukkan kepala nya. "Rumi udah tau cukup lama, Mbak. Bang Fino selalu nunggu momen ini, dia pengen nunjukin rasa cinta dia ke Mbak.""Haduh, gak bakalan ada cinta itu di keluarga kita, Rumi. Mbak gak akan pernah mau juga menerima dia. Ngapain sih pakai segala kayak gitu."Kayak gak ada cewek lain saja. Banyak wanita lain yang lebih dari aku. Kenapa sih dengan Bang Fino? Belum selesai masalah satu, sudah muncul masalah b
Read more

Bab 82

"Ayo Bang, aku butuh banget jawaban dari Abang. Jangan diam aja."Bahkan setelah beberapa saat, Bang Fino hanya diam. Dia bahkan tidak berani menjawab pertanyaan aku tadi. Hebat sekali dia. Bahkan setelah memberikan anak-anak penjelasan begitu, dia tidak mampu memberikan aku pengertian. Keren banget loh. Bahkan aku saja belum bilang apa pun pada anak-anak dan sekarang Bang Fino? Bang Fino melakukan nya tanpa sepengetahuan dari aku. "Hebat ya, Bang. Aku gak pernah nyangka Abang bakalan lakuin ini sama aku." Aku menggelengkan kepala menatap Bang Fino, masih tidak menyangka kalau dia akan melakukan nya. "Bukan begitu, Dek. Abang betulan gak maksud untuk melakukan nya. Abang hanya—""Abang hanya mempermalukan aku di depan anak-anak, membuat mereka berpikir kalau aku tidak pernah mau memberi tahukan ke mereka yang sebenar nya. Wow, Bang.""Kamu gak boleh berpikir kayak gitu, Dek." Bang Fino langsung menggelengkan kepala nya. Dia tidak mau aku anggap begitu? Lalu kenapa dia melakukan ny
Read more

Bab 83

"Astaga, Mas!" Delia langsung ikutan jongkok, dia tampak kaget sekali melihat Mas Reyza yang sudah tersungkur. "Haduh, lihat kan, dia jadi masalah lagi di sini. Sudah lah, lebih baik kamu bawa di ke rumah sakit dan jangan kembali lagi ke sini." Bang Fino sudah tampak kesal sekali, bahkan dia tidak peduli dengan Mas Reyza yang sudah tersungkur. Delia tampak kebingungan sendiri. Aku mengangkat bahu, terserah saja deh. Sejujur nya aku juga bingung. Ada rasa yang ikut bergetar di hatiku, tetapi egoku juga selalu bilang tidak. Aku mengembuskan napas pelan. "Ma, bantuin Papa, Ma." Putri juga ikutan membujukku. Haduh, bukan nya tidak mau membantu, tetapi Mas Reyza sudah tidak pantas lagi untuk dibantu. Aku menggelengkan kepala, keputusanku sudah bulat. Apa pun yang terjadi dengan Mas Reyza, aku tidak peduli sama sekali. "Tolong. Tolongin Mas Reyza." Delia menatapku dengan penuh permohonan, juga pada Bang Fino yang langsung memalingkan wajah nya. Bang Fino sudah tampak kesal sekali. "E
Read more

Bab 84

"Tolong kamu percaya sama aku. Aku takut kehilangan Mas Reyza."Aku menatap Delia, tidak ada kebohongan di mata nya."Sekali ini saja aku minta tolong banget ke kamu, Din."Baik lah. Aku akhir nya menganggukkan kepala. "Mas Reyza sangat menyayangi kamu, Din. Dia berbeda ketika bersama dengan aku. Aku minta tolong banget ke kamu buat datang ke Reyza, ya." Dia kembali memohon padaku. Sebenar nya balik lagi, aku tidak ingin kembali untuk mencintai orang yang sudah menyakiti hati aku, tetapi ya mau bagaimana lagi, aku hanya akan datang sekedar datang saja. Tidak ada lagi rasa cinta itu. Aku tidak ingin lagi memberikan nya pada Mas Reyza meksipun dia memohon-mohon padaku. "Mbak, bangun!"Eh?! Astaga! Aku langsung terduduk, menatap Rumi dan juga Bang Fino yang duduk di sebelahku. Mereka tampak khawatir sekali. Ada apa denganku? Apa yang terjadi?"Mbak kenapa?" tanyaku sambil berusaha mengingat mimpiku tadi, ternyata aku hanya bermimpi. Kukira betulan, ah kalau begitu tadi tidak perlu ak
Read more

Bab 85

"Kamu bicara apa sih, Mas." Aku langsung tertawa mendengar perkataan Mas Reyza.Oke lah sejak tadi aku mendengarkan apa yang dia katakan, tetapi ini semakin ngaco. "Aku serius. Aku bisa minta tolong ke kamu kan, Din? Aku percaya banget kamu bisa nolongin aku."Ya tapi gak dia bilang untuk yang terakhir kali nya seperti itu lah, dasar menyebalkan. Memang nya dia pikir dia mau ke mana? Aduh, aku malas sekali deh kalau sudah membahas begini. "Kamu mau kan, Din?"Selama beberapa saat, aku diam sejenak. Aku sedang berusaha untuk berpikir. "Aku janji Din, ini untuk yang terakhir kali nya, untuk ketemu kamu dan juga untuk kebahagiaan di hidup—""Oke. Boleh, memang nya kamu diperbolehkan dokter untuk keluar dari rumah sakit?" tanyaku menantang nya, pasti dia tidak akan diperbolehkan. Bahkan dia bilang dia minta ditemani keluar kan, tadi? Udah gila memang orang ini, mana bisa lah. Dia saja sedang sakit keras begitu. Gila saja, nanti aku juga yang kena lagi. "Bisa. Aku yang akan minta tolo
Read more

Bab 86

"Hah?! Apa? Gimana-gimana? Maksud Mama apa ya?" Aku tertawa pelan sambil menggelengkan kepala. Mana mungkin kan? Mama bercanda sekali loh. Enggak, tidak mungkin kalau Mama bukan lah Mama kandungku. "Iya, Mama bukan orang tua kandung kamu, Sayang.""Hah?! Ya gak mungkin, Ma. Terus apa yang Mama dan Papa bilang sejak awal kalau aku adalah anak kandung kalian?"Mama justru langsung memelukku. Mama sangat menyayangi aku. Kenapa dia sekarang bilang begini sih? Aku tidak percaya hal ini. "Mama serius, Sayang. Mama bukan lah Mama kandung kamu, tetapi Papa adalah orang tua kandung kamu. Maka nya kamu mengakui kamu sebagai anak kami."Astaga! Apa yang baru saja aku dengar? Aku tidak salah dengar kan?"Enggak, Mama pasti bercanda." Aku tertawa pelan, tidak percaya dengan apa yang Mama katakan. Pasti semua ini bohong. Aku tidak mau lagi dibohongi oleh orang lain. Aku tidak percaya. "Iya, Sayang. Kamu adalah anak dari selingkuhan nya Papa kamu. Bukan anak Mama."Ini serius? Aku langsung teris
Read more

Bab 87

"Hah?! Suka? Kamu—""Aku tau dari mana gak penting, Bang." Aku tersenyum pada Bang Fino yang menatap kami berdua bergantian. Wajah Bang Fino tampak kaget sekali. Dia kemudian menoleh ke Rumi yang diam saja. Rumi mengangkat bahu nya, pura-pura tidak peduli. "Kan sudah Abang bilang, jangan kasih tau dulu ke Mbak kamu. Astaga, kamu itu paham dengan bahasa Indonesia gak sih, Rum?" tanya Bang Fino membuatku mengernyitkan dahi. Kenapa jadi menyalahkan Rumi sih? Memang nya Rumi punya salah apa? Ah, Bang Fino menyebalkan sekali, dia aneh-aneh saja sampai menyalahkan Rumi. "Loh, memang nya salah ya kalau Rumi memberitahukan ke aku? Lagi pula apa salah nya? Memang benar kan kalau Abang suka dengan aku?" tanyaku sambil menatap Bang Fino yang tampak merasa bersalah. Bang Fino langsung menundukkan kepala nya. Wajah nya tadi tampak merah sekali. Dia malu seperti nya. "Kenapa Abang gak ada hujan, gak ada angin, tiba-tiba malah suka ke aku? Ini lucu banget loh, Bang." Aku menggelengkan kepala m
Read more

Bab 88

"Apa sih mau Abang? Menghancurkan persaudaraan kita?" tanyaku pelan. "Gak ada, Abang gak mau melihat kamu lagi. Abang ingin melupakan semua nya kalau pun kamu memang gak mau dengan Abang."Dasar benar-benar orang gila. Dia bahkan memaksa agar aku mau menyukai dia, dia pikir aku ini bisa memaksakan hatiku untuk dia? Gentus aja tidak akan bisa lah. Aneh. "Sudah lah Bang, jangan kayak anak kecil. Aku udah capek banget bahas ini semua nya sama Abang. Kalau Abang gak mau memikirkan hal yang baik hati ini, jangan menambah masalah, aku tidak mau bertambah pusing." "Abang tidak menambah masalah, semua nya tergantung kamu. Kalau kamu bicara seperti itu, Abang bakalan pergi dari kehidupan keluarga kita selama nya."Entah lah, aku bingung dengan apa yang dipikirkan oleh Bang Fino. Dia lebih menyebalkan dari apa pun juga sekarang, bahkan dia tidak peduli dengan keluarga kami sama sekali. Lihat lah, Bang Fino justru mementingkan diri nya sendiri tanpa mementingkan kami. Aku mengembuskan napas
Read more

Bab 89

"Enggak, enggak. Pasti ini semua gak mungkin terjadi."Bang Fino tidak akan pernah meninggalkan rumah ini. Ada di mana Bang Fino?"Bang?! Gak lucu deh, jangan sembunyi gitu."Aku membuka pintu kamar mandi, Bang Fino tidak ada di mana-mana. Astaga, aku menggigit bibir dalam-dalam, ada di mana Bang Fino sampai tidak ada begini di sini?Sungguh aku khawatir pada Bang Fino, kenapa dia malah pergi dari rumah ini. Apa yang dia pikirkan, hah?!Astaga, bisa-bisa nya dia malah kabur dari rumahku. Kenapa sih dia? Kenapa dia malah meninggalkan rumah aku? Harus nya kan enggak, aduh aku tidak paham dengan jalan pikiran Bang Fino. "Mama! Rumi!" Aku memanggil mereka, aku khawatir sekali. Aku berharap ini hanya lah candaan atau apa lah gitu. "Ada apa, sayang? Kenapa kamu teriak-teriak kayak gitu?" tanya Mama yang juga ikutan terdiam ketika melihat wajah panik ku. Aku mengusap wajah yang sudah berkeringat tidak jelas. "Kamu kenapa, Nak? Apa yang terjadi?" Mama langsung melangkah mendekati aku. Mam
Read more

Bab 90

"Hah?!"Jujur saja, aku kaget sekali dengan perkataan Rumi. Apa yang baru saja dia katakan? Kenapa malah bicara begitu sih?"Maksud kamu apa, Rum? Mbak? Cinta sama Bang Fino?"Sudah gila memang. Apa lagi yang dipikirkan oleh Rumi. Aneh-aneh saja dia. Sudah ketularan Mama seperti nya. "Mbak khawatir karena dia udah banyak banget bantuin kita, Rum. Mbak gak ada rasa cinta sama sekali sama Bang Fino sedikit pun enggak, tapi kalau rasa sayang, pasti ada.""Nah, dari rasa sayang itu muncul rasa cinta, Mbak. Mbak tadi beda banget loh rasa sayang nya. Itu bukan lah rasa sayang Mbak yang dulu."Lalu apa? Ah aku tidak paham sama sekali dengan jalan pikiran Rumi.Beda dari mana nya sih? Aku menatap Rumi aneh, jangan-jangan dia lagi yang suka dengan Bang Fino? Bisa saja kan? Ah, tapi gak mungkin sih. Buru-buru aku menggelengkan kepala, kenapa aku malah jadi menuduh Rumi yang melakukan nya? Tidak mungkin lah kalau dia. Aneh-aneh saja pikiran aku ini. Ponsel Rumi berdering, dia tampak tersenyu
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status