"Eh?! Enggak Bun, bukan suami aku." Aku tersenyum, berusaha untuk memperbaiki posisi duduk. Aku jadi gugup sendiri. "Loh terus siapa, Sayang? Kamu sudah punya anak, Nak?""Sudah, Bunda. Anak kandung aku sudah dua, ini aku juga sedang mengandung." Aku menundukkan kepala, menatap ke perut aku sendiri. "Oh ya? Ya ampun, Bunda sudah punya banyak cucu ternyata. Ini kan Papa nya? Ya ampun, Bunda bangga banget sama kamu, pengen ketemu sama cucu Bunda yang lain juga."Bunda bahkan langsung memegangi perut aku. Ya bukan Bang Fino juga Papa anakku. Aduh, bagaimana sih bunda?"Ini Abang aku, Bun. Sepupu dari Mama angkat aku." Aku diam sejenak. "Oh, Abang kamu." Bunda langsung senyum-senyum sendiri, mungkin dia memang tadi mengira kalau Bang Fino adalah suami aku. Menyebalkan sekali itu."Lalu suami kamu di mana, Nak? Kenapa tidak mengantarkan kamu ke sini? Bunda juga ingin melihat dia."Aku mengembuskan napas pelan, bagaimana ya cara menjelaskan nya pada Bunda? Aku bingung sekali. Aku menggar
Baca selengkapnya