All Chapters of Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku: Chapter 61 - Chapter 70

120 Chapters

Bab 61

"Astaga, Sayang. Kamu dapat dari mana surat ini?" Mas Reyza tampak kaget sekali. Lihat kan, dia justru kaget sekali ketika melihatku memegang surat itu. Aku menghela napas pelan, aku hanya butuh kejujuran dari Mas Reyza. "Gak penting aku dapat dari mana, Mas. Yang penting, itu surat dari siapa?""Tapi kamu harus nya izin dulu sama Mas, kalau kamu mau—""Tinggal jawab, Mas. Mas tinggal jawab itu surat dari siapa. Kenapa susah banget? Atau ada sesuatu yang Mas sembunyikan dari Dina?""Aku juga gak tau, Sayang. Aku gak tau siapa pengirim nya. Maka nya Mas belum ngasih tau ke kamu kalau ada yang mengirim surat itu."Oh ya? Aku menatap mata Mas Reyza, berusaha mencari kebohongan di dalam nya. Tidak ada seperti nya, hanya ada kejujuran di sana. "Kamu benar-benar tidak tau siapa yang mengirim surat ini, Mas?" tanyaku membuat Mas Reyza menggelengkan kepala. "Kalau aku tau, sudah dari kemarin aku kasih tau kamu kalau aku dapat surat itu, Sayang. Berhubung aku belum tau, maka nya aku gak ng
Read more

Bab 62

"Kamu apa sih ngomong kayak gitu?" tanya Ratih tidak suka. "Kamu itu yang pembohong! Kamu itu sok hebat!""Apa sih? Lebih baik kamu pergi dari sini! Kamu itu gak diundang sama sekali. Dasar pengkhianat!"Apa sih ini? Kenapa jadi mereka berdua yang ribut? Aku menatap mereka aneh, sedang sibuk membela diri sendiri. Lucu juga mereka ini. Padahal aku juga tidak percaya di antara mereka berdua, lalu sekarang mereka sibuk membela diri sendiri? Lucu sekali. "Kamu pokok nya jangan pernah percaya sama Ratih, Din. Apa pun yang dia katakan! Mulut dia itu mulut nya pembohong!" Sejak tadi Nada sibuk membela diri nya sendiri dan berusaha agar aku tidak percaya dengan semua perkataan Ratih. Aku menatap mereka berdua bergantian. Mereka seolah ingin sekali kalau aku percaya dengan salah satu dari mereka, tetapi mau apa lagi? Aku tidak akan percaya dengan mereka, mau itu Nada atau pun Ratih. Tujuan kami datang ke sini ya memang hanya satu, aku ingin tau apa yang mau ditawarkan oleh Ratih. Dia jug
Read more

Bab 63

"Apa maksud foto ini, Rum?" tanyaku dengan nada gemetar. "Apa maksudnya, Mbak? Aku juga gak tau, Mbak.""Mas Reyza selingkuh?" Aku menggelengkan kepala, sungguh tidak percaya dengan gerakan tubuh Rumi. Adikku seolah mengatakan hal tersebut, padahal aku yakin sekali kalau Mas Reyza tidak selingkuh sama sekali dari ku. "Kamu dapat foto ini dari mana, Rum? Pasti kamu ngarang atau ini pasti foto editan kan?" tanyaku lagi, mendesak Rumi agar menjawab seluruh pertanyaan dari aku. "Mbak, dengerin Rumi sebentar aja deh. Mbak tenang dulu sebentar, jangan teriak-teriak dulu, kita bicarain semua nya dengan tenang. Oke?"Baik lah. Aku mengatur napas sejak tadi, berusaha untuk tenang sejak tadi. "Kenapa sih dari tadi kalian malah berisik banget? Pusing Abang dengerin nya. Kamu juga Dina, kenapa kamu teriak-teriak gak jelas udah kayak lagi di hutan? Abang kira ada apa atau terjadi sesuatu kan.""Enggak, itu murni kesalahan aku, Bang." Aku mengakui hal itu, karena sebenarnya bukan aku juga yang
Read more

Bab 64

"Bohong! Memang nya aku percaya? Jangan kebanyakan bohong!""Aku? Kamu bilang kalau aku ini bohong?" Dia kembali tertawa. "Kamu salah sekali menilaiku dengan itu, Dina.Astaga. Aku langsung mematikan telepon. Kesal sekali dengan wanita itu. Aku menoleh ke Rumi yang penasaran dengan percakapanku di telepon tadi. "Gak penting. Ayo kita ke ruangan Mas Reyza lagi." Aku tidak mau menduga-duga. Aku juga tidak mau salah lagi mengambil keputusan. Sudah cukup yang terjadi pada kehidupanku. Aku tidak mau lagi melakukan nya. Kalau aku masih berstatus sebagai istrinya Guntur, baru aku akan percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita tadi, tetapi aku saat ini adalah istrinya Mas Reyza, jadi aku tidak peduli sama sekali tentang apa yang dikatakan oleh wanita tadi. "Tadi serius Mbak, Mbak kayak nya kesal banget sama yang nelepon Mbak tadi.""Udah, jangan dibahas lagi, Rum. Mbak gak mau bahas nya dulu sekarang."Rumi akhir nya mengangukkan kepala mendnegar perkataanku barusan. Aku berkali-kali
Read more

Bab 65

"Siapa kamu, hah?" tanyaku sambil menatap wanita itu. Dia tersenyum, kemudian tertawa pelan. "Kamu lucu sekali Dina, kamu tadi kaget sekali melihat aku. Kenapa sekarang kamu menanyakan aku siapa?"Apa sih dia? Menyebalkan sekali. Aku memang seperti pernah melihat wanita ini, tetapi aku tidak kenal dia siapa. "Aku? Kamu akan kaget sekali mendengar ini, Dina. Ah, bukan hanya kamu yang akan kaget, tetapi kalian semua yang ada di sini. Apa yang aku bilang ketika itu bukan lelucon loh, Dina. Kamu ternyata meremehkan aku."Dia tersenyum sambil menatapku dan juga yang lain dengan tatapan tidak peduli. "Kita pernah bicara di telepon, Dina."Bicara di telepon? Tunggu, biar aku ingat-ingat suara dia. Seperti nya aku mengenali suara anak ini. Siapa dia? Astaga, aku tidak ingat juga setelah kami diam beberapa saat. "Apakah kamu sudah mengenali aku, Dina?"Bang Fino, Rumi, juga yang lain nya langsung menatap aku. Mana aku tau, aku saja lupa dia siapa. "Ah, kamu tidak ingat rupa nya, Dina. Ka
Read more

Bab 66

"Astaga! Apa sih yang barusan kamu bilang, hah?!""Aku kasihan banget loh sama kamu. Wanita yang harus nya punya kehidupan sempurna, dengan kamu yang sekarang kaya raya, justru kamu harus merasakan ini semua. Mulai dari suami pelit, sampai sekarang punya suami penyakitan."Hampir saja aku menimpuk wanita di hadapanku dengan sesuatu. Aku mengepalkan tangan. Dia sangat menyebalkan. "Apa lagi yang kamu mau, Ratih? Aku udah capek banget meladeni kamu. Lebih baik kamu itu jauh-jauh dari kehidupan aku." Aku menatap Ratih kesal. "Oh ya? Kamu lelah sama aku, Dina? Harus nya kamu itu bersyukur karena aku selalu ngasih kamu kesempatan."Kesempatan apa lagi yang hendak dia bilang hah?! Aku sudah muak sekali mendengar apa yang dia katakan. "Sudah lah. Lebih baik kamu itu pergi jauh-jauh dari sini.""Kamu takut kalau aku lebih mengejek kamu, Dina?""Segera panggil satpam." Aku menoleh ke Bang Fino yang menganggukkan kepala. Sungguh, Ratih menyebalkan sekali. "Kondisi Pak Reyza sudah mulai memb
Read more

Bab 67

"Apaan sih kamu? Gak jelas banget!" Aku menggelengkan kepala, malas sekali untuk menjawab tuduhan saudara Mas Zaki. "Kamu itu yang apa-apaan? Jangan mentang-mentang kamu itu bos juga di kantor ini, bukan berarti aku takut sama kamu!"Wah gila memang. Nama saudara Mas Reyza ini adalah Meli. Dia memang kurang ajar sekali sih, aku menggelengkan kepala, untung saja sempat merekam percakapan kami ini. "Kamu itu bisa kerja di sini karena saya juga, Meli. Jadi jangan berharap kalau kamu itu bisa menguasai semua nya. Bukan kah itu yang kamu mau? Kamu ingin menguasai semua yang ada di kantor ini bukan?"Dia tampak kaget. Aku tersenyum tipis. "Kamu saja tidak datang ke acara pernikahan nya sepupu kamu sendiri, lalu kamu tiba-tiba datang minta masukin ke pekerjaan. Awal nya Mas Reyza memang nolak kamu, tapi saya yang buat kamu bisa berdiri di sini dan sekarang kamu menuduh saya yang tidak-tidak? Sudah hebat sekali rupa nya kamu."Sungguh, fokusku justru terpecah karena tingkah laku sepupu Mas
Read more

Bab 68

"Alhamdulillah. Akhir nya penantian aku gak sia-sia. Aku langsung pulang ke sana sekarang, Bang. Aku udah kangen banget ketemu Mas Reyza.""Iya langsung ke sini ya. Kami gak bisa nahan wanita itu untuk masuk ke dalam."Eh? Wanita itu? Siapa yang dimaksud oleh Bang Fino? Aku mengernyitkan dahi. "Maksudnya wanita siapa, Bang?" tanyaku pelan. "Itu, si Delia. Yang wanita mengaku sebagai istri kedua suami kamu. Reyza sendiri yang memperbolehkan dia masuk ke dalam."Mas Reyza? Mengizinkan wanita itu untuk masuk ke dalam ruangan nya? Wah, apa sih ini? Sebenar nya, apa yang terjadi? Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Kemudian menghela napas pelan, ya sudah lah kalau itu mau Mas Reyza. Dia sedang sakit. Tidak mungkin kan kalau aku marah-marah?Hanya saja, nanti mungkin aku perlu meluruskan dan menyuruh Mas Reyza untuk jujur siapa wanita yang selalu mengaku sebagai istri kedua nya itu. Kalau benar, aku juga tidak tau harus apa—Aku mencintai Mas Reyza, tetapi aku juga tidak ingin diselin
Read more

Bab 69

"Din! Aku bisa jelasin semua nya sama kamu!" Mas Reyza berusaha untuk menahanku. Apa lagi? Aku sudah lelah sekali menanyakan hal ini. Lihat lah, belum saja aku bertanya ternyata Mas Reyza sendiri yang sudah memberikan jawaban nya. Aku tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepala. Lucu juga Mas Reyza, dia mengatakan itu seperti tidak punya rasa bersalah. "Makasih banyak Mas. Kejadian di depanku udah cukup buat jelasin semua nya.""Ini gak kayak yang kamu pikirkan, Din!""Iya Mas. Aku kan yang serba salah? Aku harus ngertiin semua yang kamu lakuin. Aku memang serba salah kok dari dulu." Dengan pelan, aku mengusap air mata di pipi. Aku harus bisa lebih kuat lagi. "Aku tetap ada di samping kamu kok sekarang, Mas. Aku keluar dulu ya, kamu cepat sembuh. Nanti aja kita bicara lagi."Wanita yang mengaku sebagai istri kedua Mas Reyza itu justru tersenyum puas. Dia tampak bodo amat dengan aku yang tampak kesal sendiri. Huh, biarkan saja lah. Aku juga tidak peduli dengan mereka.Baru saja
Read more

Bab 70

"Astaga. Apa yang sebenar nya terjadi di sini?"Dokter Juni menatapku dan Bang Fino bergantian. Dia tampak terkejut sekali. Dokter Juni langsung mengusap wajah nya. Kan, benar apa dugaan aku. Pasti orang yang kami maksud tadi adalah orang yang sama. Ya, Mas Reyza. Aku tersenyum tipis. Lihat lah, aku tidak perlu mendnegar langsung dari mulut Mas Reyza. Aku juga bisa mendengar dari mulut orang lain tentang perkataan mereka sudah menikah. Aku menghela napas pelan. Tidak aku sangka kalau Mas Reyza ternyata memiliki wanita lain di luar sana. Aku kira, aku satu-satunya wanita yang sangat dia cintai. "Apa kah memang sebelum nya Dokter belum tau kalau adik ipar dokter itu sudah memiliki istri.""Tunggu deh sebentar. Sebentar saja, saya mau tanya ke kamu. Sebenar nya, adik saya atau kamu yang istri kedua?" tanyanya membuatku tersenyum. Dengan pelan, aku mengambil ponselku kembali, kemudian membuka foto. Aku meletakkan ponsel kembali, menunjukkan foto buku pernikahanku. "Saya dan Mas Reyza
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status