"Ya Allah, Mas?! Kamu ngapain ada di sini?" Aku langsung berlari ke arah Mas Reyza, suamiku bahkan sudah berpegangan tangan agar tidak ambruk mendengar perkataanku sebelumnya. "Astaga, aku kena gagal ginjal, Sayang? Aku-""Mas, tolong Mas. Jangan terlalu banyak dipikirin. Aku anterin kamu ke kamar lagi ya?" Aku berusaha agar membuat Mas Reyza lebih tenang. Aduh, aku kira Mas Reyza masih di kamar tadi, aku kira bahkan dia sudah tidur kembali, tetapi ternyata tidak. Mas Reyza justru mendengar pembicaraan kami. Nada membantuku. Membantu Mas Reyza untuk berdiri karena dia tampak lemas sekali, mungkin juga karena mendengar obrolan kami barusan. Astaga, aku menggigit bibir, Mas Reyza sejak tadi tidak berhenti menatapku. Dia masih berdiri dengan bersandar tembok. Aku menelan ludah, tatapan Mas Reyza tajam sekali. "Kenapa kamu gak bilang dari awal, Din? Kenapa kamu gak bilang dari kita di rumah sakit? Biar aku bisa ngomong dulu ke dokternya, biar aku bisa pastiin dulu aku benar-benar me
Read more