"Kamu udah selesai bicara sama Nada, Sayang?"Aku menoleh, menatap Mas Reyza, kemudian menganggukkan kepala. "Luka Putri gak terlalu dalam kok, Sayang. Luka nya juga udah bersih, gak ada pecahan kaca lagi.""Makasih banyak ya, Mas." Aku menatap Mas Reyza. Kalau anak-anak sedang sakit, Mas Reyza pasti langsung turun tangan. Suamiku itu tersenyum dan menganggukkan kepala. "Maaf ya Sayang, harus nya tadi Mas bawa aja anak-anak ke sekolah, biar ikut ke pemakaman tadi.""Gak papa Mas, lagi pula udah benar kok, kalau mereka nangis nanti malah tambah buat suasana makin kacau."Mas Reyza menganggukkan kepala, suamiku itu langsung memelukku. "Maaf ya, Sayang. Mas masih banyak banget kurang nya. Mas janji, bakalan selalu jagain kamu nanti, juga anak-anak dan calon anak kita.""Gak papa Mas. Aku nanti mau ngomongin soal Nada boleh, Mas?" tanyaku membuat Mas Reyza tampak kebingungan, tetapi suamiku itu tetap menganggukkan kepala. "Boleh, Sayang. Kamu bilang aja apa yang terjadi nanti ya, Mas
Read more