Share

Bab 63

Penulis: Rahma La
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa maksud foto ini, Rum?" tanyaku dengan nada gemetar.

"Apa maksudnya, Mbak? Aku juga gak tau, Mbak."

"Mas Reyza selingkuh?" Aku menggelengkan kepala, sungguh tidak percaya dengan gerakan tubuh Rumi.

Adikku seolah mengatakan hal tersebut, padahal aku yakin sekali kalau Mas Reyza tidak selingkuh sama sekali dari ku.

"Kamu dapat foto ini dari mana, Rum? Pasti kamu ngarang atau ini pasti foto editan kan?" tanyaku lagi, mendesak Rumi agar menjawab seluruh pertanyaan dari aku.

"Mbak, dengerin Rumi sebentar aja deh. Mbak tenang dulu sebentar, jangan teriak-teriak dulu, kita bicarain semua nya dengan tenang. Oke?"

Baik lah. Aku mengatur napas sejak tadi, berusaha untuk tenang sejak tadi.

"Kenapa sih dari tadi kalian malah berisik banget? Pusing Abang dengerin nya. Kamu juga Dina, kenapa kamu teriak-teriak gak jelas udah kayak lagi di hutan? Abang kira ada apa atau terjadi sesuatu kan."

"Enggak, itu murni kesalahan aku, Bang." Aku mengakui hal itu, karena sebenarnya bukan aku juga yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
terlalu panjang cerita kejahatnya dan di situ situ saja ga kelar kelar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 64

    "Bohong! Memang nya aku percaya? Jangan kebanyakan bohong!""Aku? Kamu bilang kalau aku ini bohong?" Dia kembali tertawa. "Kamu salah sekali menilaiku dengan itu, Dina.Astaga. Aku langsung mematikan telepon. Kesal sekali dengan wanita itu. Aku menoleh ke Rumi yang penasaran dengan percakapanku di telepon tadi. "Gak penting. Ayo kita ke ruangan Mas Reyza lagi." Aku tidak mau menduga-duga. Aku juga tidak mau salah lagi mengambil keputusan. Sudah cukup yang terjadi pada kehidupanku. Aku tidak mau lagi melakukan nya. Kalau aku masih berstatus sebagai istrinya Guntur, baru aku akan percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita tadi, tetapi aku saat ini adalah istrinya Mas Reyza, jadi aku tidak peduli sama sekali tentang apa yang dikatakan oleh wanita tadi. "Tadi serius Mbak, Mbak kayak nya kesal banget sama yang nelepon Mbak tadi.""Udah, jangan dibahas lagi, Rum. Mbak gak mau bahas nya dulu sekarang."Rumi akhir nya mengangukkan kepala mendnegar perkataanku barusan. Aku berkali-kali

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 65

    "Siapa kamu, hah?" tanyaku sambil menatap wanita itu. Dia tersenyum, kemudian tertawa pelan. "Kamu lucu sekali Dina, kamu tadi kaget sekali melihat aku. Kenapa sekarang kamu menanyakan aku siapa?"Apa sih dia? Menyebalkan sekali. Aku memang seperti pernah melihat wanita ini, tetapi aku tidak kenal dia siapa. "Aku? Kamu akan kaget sekali mendengar ini, Dina. Ah, bukan hanya kamu yang akan kaget, tetapi kalian semua yang ada di sini. Apa yang aku bilang ketika itu bukan lelucon loh, Dina. Kamu ternyata meremehkan aku."Dia tersenyum sambil menatapku dan juga yang lain dengan tatapan tidak peduli. "Kita pernah bicara di telepon, Dina."Bicara di telepon? Tunggu, biar aku ingat-ingat suara dia. Seperti nya aku mengenali suara anak ini. Siapa dia? Astaga, aku tidak ingat juga setelah kami diam beberapa saat. "Apakah kamu sudah mengenali aku, Dina?"Bang Fino, Rumi, juga yang lain nya langsung menatap aku. Mana aku tau, aku saja lupa dia siapa. "Ah, kamu tidak ingat rupa nya, Dina. Ka

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 66

    "Astaga! Apa sih yang barusan kamu bilang, hah?!""Aku kasihan banget loh sama kamu. Wanita yang harus nya punya kehidupan sempurna, dengan kamu yang sekarang kaya raya, justru kamu harus merasakan ini semua. Mulai dari suami pelit, sampai sekarang punya suami penyakitan."Hampir saja aku menimpuk wanita di hadapanku dengan sesuatu. Aku mengepalkan tangan. Dia sangat menyebalkan. "Apa lagi yang kamu mau, Ratih? Aku udah capek banget meladeni kamu. Lebih baik kamu itu jauh-jauh dari kehidupan aku." Aku menatap Ratih kesal. "Oh ya? Kamu lelah sama aku, Dina? Harus nya kamu itu bersyukur karena aku selalu ngasih kamu kesempatan."Kesempatan apa lagi yang hendak dia bilang hah?! Aku sudah muak sekali mendengar apa yang dia katakan. "Sudah lah. Lebih baik kamu itu pergi jauh-jauh dari sini.""Kamu takut kalau aku lebih mengejek kamu, Dina?""Segera panggil satpam." Aku menoleh ke Bang Fino yang menganggukkan kepala. Sungguh, Ratih menyebalkan sekali. "Kondisi Pak Reyza sudah mulai memb

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 67

    "Apaan sih kamu? Gak jelas banget!" Aku menggelengkan kepala, malas sekali untuk menjawab tuduhan saudara Mas Zaki. "Kamu itu yang apa-apaan? Jangan mentang-mentang kamu itu bos juga di kantor ini, bukan berarti aku takut sama kamu!"Wah gila memang. Nama saudara Mas Reyza ini adalah Meli. Dia memang kurang ajar sekali sih, aku menggelengkan kepala, untung saja sempat merekam percakapan kami ini. "Kamu itu bisa kerja di sini karena saya juga, Meli. Jadi jangan berharap kalau kamu itu bisa menguasai semua nya. Bukan kah itu yang kamu mau? Kamu ingin menguasai semua yang ada di kantor ini bukan?"Dia tampak kaget. Aku tersenyum tipis. "Kamu saja tidak datang ke acara pernikahan nya sepupu kamu sendiri, lalu kamu tiba-tiba datang minta masukin ke pekerjaan. Awal nya Mas Reyza memang nolak kamu, tapi saya yang buat kamu bisa berdiri di sini dan sekarang kamu menuduh saya yang tidak-tidak? Sudah hebat sekali rupa nya kamu."Sungguh, fokusku justru terpecah karena tingkah laku sepupu Mas

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 68

    "Alhamdulillah. Akhir nya penantian aku gak sia-sia. Aku langsung pulang ke sana sekarang, Bang. Aku udah kangen banget ketemu Mas Reyza.""Iya langsung ke sini ya. Kami gak bisa nahan wanita itu untuk masuk ke dalam."Eh? Wanita itu? Siapa yang dimaksud oleh Bang Fino? Aku mengernyitkan dahi. "Maksudnya wanita siapa, Bang?" tanyaku pelan. "Itu, si Delia. Yang wanita mengaku sebagai istri kedua suami kamu. Reyza sendiri yang memperbolehkan dia masuk ke dalam."Mas Reyza? Mengizinkan wanita itu untuk masuk ke dalam ruangan nya? Wah, apa sih ini? Sebenar nya, apa yang terjadi? Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Kemudian menghela napas pelan, ya sudah lah kalau itu mau Mas Reyza. Dia sedang sakit. Tidak mungkin kan kalau aku marah-marah?Hanya saja, nanti mungkin aku perlu meluruskan dan menyuruh Mas Reyza untuk jujur siapa wanita yang selalu mengaku sebagai istri kedua nya itu. Kalau benar, aku juga tidak tau harus apa—Aku mencintai Mas Reyza, tetapi aku juga tidak ingin diselin

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 69

    "Din! Aku bisa jelasin semua nya sama kamu!" Mas Reyza berusaha untuk menahanku. Apa lagi? Aku sudah lelah sekali menanyakan hal ini. Lihat lah, belum saja aku bertanya ternyata Mas Reyza sendiri yang sudah memberikan jawaban nya. Aku tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepala. Lucu juga Mas Reyza, dia mengatakan itu seperti tidak punya rasa bersalah. "Makasih banyak Mas. Kejadian di depanku udah cukup buat jelasin semua nya.""Ini gak kayak yang kamu pikirkan, Din!""Iya Mas. Aku kan yang serba salah? Aku harus ngertiin semua yang kamu lakuin. Aku memang serba salah kok dari dulu." Dengan pelan, aku mengusap air mata di pipi. Aku harus bisa lebih kuat lagi. "Aku tetap ada di samping kamu kok sekarang, Mas. Aku keluar dulu ya, kamu cepat sembuh. Nanti aja kita bicara lagi."Wanita yang mengaku sebagai istri kedua Mas Reyza itu justru tersenyum puas. Dia tampak bodo amat dengan aku yang tampak kesal sendiri. Huh, biarkan saja lah. Aku juga tidak peduli dengan mereka.Baru saja

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 70

    "Astaga. Apa yang sebenar nya terjadi di sini?"Dokter Juni menatapku dan Bang Fino bergantian. Dia tampak terkejut sekali. Dokter Juni langsung mengusap wajah nya. Kan, benar apa dugaan aku. Pasti orang yang kami maksud tadi adalah orang yang sama. Ya, Mas Reyza. Aku tersenyum tipis. Lihat lah, aku tidak perlu mendnegar langsung dari mulut Mas Reyza. Aku juga bisa mendengar dari mulut orang lain tentang perkataan mereka sudah menikah. Aku menghela napas pelan. Tidak aku sangka kalau Mas Reyza ternyata memiliki wanita lain di luar sana. Aku kira, aku satu-satunya wanita yang sangat dia cintai. "Apa kah memang sebelum nya Dokter belum tau kalau adik ipar dokter itu sudah memiliki istri.""Tunggu deh sebentar. Sebentar saja, saya mau tanya ke kamu. Sebenar nya, adik saya atau kamu yang istri kedua?" tanyanya membuatku tersenyum. Dengan pelan, aku mengambil ponselku kembali, kemudian membuka foto. Aku meletakkan ponsel kembali, menunjukkan foto buku pernikahanku. "Saya dan Mas Reyza

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 71

    "Astaga." Aku menutup mulut membaca pesan itu. Setelah beberapa detik terdiam karena mencerna apa yang terjadi. Aku akhir nya bisa menyimpulkan sesuatu. Bang Fino suka dengan Rumi? Atau bagaimana sih? Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. "Kamu buka ponsel Abang, Dek?" tanya Bang Fino sambil mengambil ponsel nya dari tanganku. Aku menatap Bang Fino yang tampak panik. Dia kenapa jadi terlihat panik begitu? Padahal kan aku lihat sedikit, masa tidak boleh sih. Toh juga memang tidak ada yang terlalu dirahasiakan, bukan?"Ya ampun, kamu buka ya tadi? Kenapa gak izin Abang dulu?"Apa coba yang dirahasiakan oleh Bang Fino sampai dia marah-marha begitu? Lagi pula aku tidak sampai membuka kata sandi ponsel nya kok. Aku saja tidak tau apa kata sandi nya. "Abang suka sama Rumi?" tanyaku pelan, membuat Bang Fino melotot. Dia menatapku, tampak sedikit kesal. "Kamu baca pesan ini?" tanya Bang Fino membuatku menganggukkan kepala. "Notifikasi nya berisik banget sih Bang, maka nya aku cek pons

Bab terbaru

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 120

    "Hah?! Menghancurkan bagaimana, Wen? Apa yang hendak dia lakukan?""Aku gak tau, dia gak bicara dengan detail tadi. Dia lagi mabok."Oh ya?! Guntur mabok? Tumben sekali, dia mana pernah mabok dulu. Kenapa tiba-tiba dia malah mabok ya? Aku menggaruk kepala yang tidak gatal, sejujur nya aku cukup bingung dengan semua ini. "Terus gimana? Kamu kapan mau pulang? Seperti nya kamu harus ngasih tau semua yang kamu dapatkan di sana padaku deh." Aku berkata pelan. "Emm, boleh deh. Kita ketemuan aja di tempat lain. Nanti kalau di rumah kamu, bisa ketahuan sama Nada. Bisa-bisa malah kacau semua nya."Baik lah kalau begitu. Aku menganggukkan kepala mendnegar perkataan nya barusan. "Ya udah, kita langsung ketemuan aja. Aku butuh banyak banget informasi dari kamu juga soal nya. Kita ketemuan langsung ya."Aku langsung mematikan telepon dari Weni untuk bersiap-siap karena kami juga harus bertemu dan aku ingin bicara banyak hal pada Weni Karena menurut aku hal ini harus segera diselesaikan dan juga

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 119

    "Astaga."Aku langsung terdiam ketika mendengar pesan suara itu. Jujur saja aku kaget sekali mendnegar nya. Apa maksud dari pesan ini ya? Pesan yang aku temukan di ponsel milik Mas Reyza. "Emm, apakah benar yang dikatakan oleh Tri sebelumnya Kalau memang delia benar memakai pelet?" Namun aku tidak percaya sama sekali karena ini sangat sulit untuk dijelaskan oleh akal sehat dan juga memang cukup aneh. Mungkin aku juga perlu mengecek ke rumahnya Mas Reza di kamarnya untuk mencari tahu lebih lanjut juga. Atau aku perlu bekerja sama dengan Tri untuk mengungkapkan ini semua apalagi apa yang dikatakan oleh Tri tadi memang benar dan sepertinya dia tidak berbohong kah atas apa yang dia katakan tadi. Awalnya aku tidak percaya pada diri karena memang agak sangat sulit untuk diterima oleh akal sehat ketika mendengar perkataannya yang bilang kalau Mas Reza ternyata kena pelet oleh si Delia tetapi ketika mendengar dia bicara tentang adiknya yang meninggal gara-gara kena pelet ya mungkin aku m

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 118

    "Kamu sejak tadi bilang kayak gitu. Apa maksud dari perkataan kamu?" tanyaku sambil menatap dia yang tampak kesal sendiri. Dia saja tidak mau menjelaskan kenapa dia bilang kalau Delia itu adalah wanita iblis. Dia kenapa sih? Apa kah dia sebelum nya ada masalah dengan si Delia itu? "Dia itu bisa membuat orang lain luluh sama dia, termasuk suami kamu. Aku hampir saja masuk perangkap dia."Eh?! Membuat orang lain luluh? Bagaimana maksud nya? Jujur saja aku bingung sekali dengan perkataannya pria ini dia bahkan mau menjelaskan Siapa dirinya Tetapi dia sudah bilang kalau Delia itu adalah iblis Ya aku juga tidak tahu sih dengan apa yang sebenarnya terjadi ini juga bilang kalau dia pernah luluh pada si Delia itu. "Si Reyza itu terkena pengaruh nya si Delia, harus nya kamu bantuin dia buat lepas dari itu semua, bukan nya malah membiarkan Reyza terkena pengaruh wanita menyebalkan itu.""Tapi Tri, Mas Reyza terlihat mencintai si Delia banget, maka nya kan memang dia itu mencintai si Delia,

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 117

    Delia adalah penyebab nya? Apa maksud perkataan pria ini?"Apa maksud kamu?" tanyaku pelan. "Sudah lah, nanti kamu akan tau sendiri. Aku langsung ke rumah kamu sekarang."Dia mematikan telepon. Aku mengembuskan napas pelan, sejujur nya ini sangat membingungkan. Lalu aku harus apa sekarang? Tidak jadi tidur kalau begini aku mah. Hmm, lebih baik aku mengobrol dengan Hani di luar, meskipun ada Nada juga di sana, tetapi ya sudah lah aku sedang butuh teman untuk mengobrol sekarang. "Akhir nya kamu datang juga Din, lama banget. Kayak nya kamu itu sibuk banget ya? Jelas sih, karena kan Putri juga baru sampai di sini."Mendengar perkataan nya Hani, aku langsung tersenyum. Antara nada hanya mendengarkan perkataan aku dan juga Hani dia tidak menimbrung sama sekali karena mungkin masih tidak enak padaku. "Kalian sudah ngobrolin apa aja sejak tadi? Kayak nya dari aku pergi, sampai aku balik lagi ke sini, kalian belum pindah posisi juga." Aku mengangkat bahu, menatap mereka bergantian. "Yang

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 116

    "Hah?!"Jujur saja aku kaget sekali mendnegar nya, bahkan aku langsung menutup mulutku sendiri. Astaga, apa yang baru saja Putri katakan? Dia bilang kalau dia ingin Papa nya kembali ke sini? Ya memang nya bagaimana cara membuat Papa nya bisa ada di sini lagi? "Aku gak mau tinggal di sini kalau Papa gak ada di sini! Aku gak mau bicara sama siapa pun kalau Papa belum ada di rumah ini!" Dia kembali berteriak, membuatku menggelengkan kepala. Sulit sekali untuk memberikan pengertian pada Putri kalau Papanya Itu sudah meninggal ya memang masih kecil dan belum paham sama sekali dengan apa yang terjadi di rumah ini makanya akan lebih sulit dibandingkan untuk memberitahukan Putra dan juga Aurel. "Papa itu sudah meninggal, Putri. Kamu itu malah buat Mama tambah pusing, masalah Mama itu udah banyak banget." Putra yang lebih dulu bicara. Putra sudah besar sekali anak sulungkung benar-benar mengerti dan paham dengan apa yang terjadi di rumah ini dan dia juga membantu aku banyak sekali. Aku t

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 115

    "Hah?! Kamu serius, Rum?"Jujur saja, aku kaget sekali dengan perkataan Rumi, sekaligus senang. "Iya, Mbak langsung ke sini saja ya. Putri sudah pulang ke rumah."Alhamdulillah kalau begitu. Aku tersenyum senang. Kemudian langsung mematikan telepon dari Rumi, menoleh ke Bang Fino yang juga tampak ikutan senang. "Kabar yang benar-benar bagus, dek."Benar apa yang dikatakan oleh Bang Fino, ini memang kabar yang sangat bagus. Namun, sejujurnya hal ini adalah sesuatu yang aneh juga karena tidak mungkin tiba-tiba Putri pulang tanpa ada sesuatu aku merasa ada yang berbeda dan ada yang aneh juga.Entah kenapa perasaanku juga tidak enak karena ini sangat berbeda dari pada biasanya."Kamu mikirin apa lagi, Dek? Kan Putri juga sudah pulang ke rumah, harus nya kamu senang, bukan malah kelihatan sedih kayak gitu. Ada apa dengan kamu?" tanya Bang Fino sambil menatapku. Jika tidak tahu dengan apa yang terjadi padaku intinya justru aku merasa sangat aneh dan merasa ini sangat berbeda daripada bia

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 114

    "Apa lagi mau kamu di sini?! Jangan-jangan kamu mengikuti aku ya?"Dia adalah saudaranya Mas Reza yang memang tidak setuju dulu ketika Mas Reza menikah dengan aku. Emang rata-rata keluarganya Mas Reza itu setuju dengan pernikahan aku tetapi mereka juga sebagian ada yang tidak setuju karena mereka melihat aku sebagai janda dan juga tidak punya masa depan ketika menikah dengan Mas Reza padahal Mas Reza sendiri pun tidak masalah dengan itu semua. Terserah mereka sajalah mereka yang punya hak untuk mereka sendiri aku tidak ikut campur Tetapi kalau sudah sampai seperti ini aku juga tidak akan terima dengan Apa perkataan mereka. "Kamu ini lucu Dina, aku ini ingin kamu mati dan aku ingin kamu merasakan yang kamu rasa kan."Hah?! Tunggu sebentar, benar-benar kaget ketika mendengar perkataannya apa yang baru saja dia katakan dan seperti itu emangnya aku melakukan hal yang di luar nalar atau Aku melakukan hal yang benar-benar buruk sampai dia mengatakan hal tersebut begitu? "Ada apa sih?! S

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 113

    "Memang kurang ajar banget mereka itu!" Bang Fino tampak kesal sekali. Wajah nya memerah menahan marah. "Guntur memang begitu sejak dulu, Bang. Dia itu gak akan berhenti kalau dia gak masuk ke penjara. Jadi, memang aku harus menjebloskan dia ke penjara dulu baru dia bisa berhenti untuk tidak mengganggu hidup kita."Aku berusaha untuk menenangkan diri aku sendiri, jangan sampai terpancing oleh si Guntur itu. Dia memang sengaja agar aku dan juga Bang Fino marah dengan semua nya. "Gak bisa dibiarin ini semua, Dek. Kita pokok nya harus segera menyusun semua rencana, jangan sampai tiba-tiba kita yang kehilangan semua nya. Abang marah banget loh sama dia. Abang kesal sama dia."Sungguh sejujur nya aku paham sekali dengan apa yang Bang Fino katakan. Aku juga merasa kan hal tersebut, karena kami satu pemikiran. Baik lah, aku juga tidak aka. Membiarkan semua nya terjadi, aku juga akan mulai memikir kan semua nya, bagaimana cara nya si Guntur itu menyesal dengan semua yang dia lakukan sekara

  • Sepuluh Ribu dari Suami Pelitku   Bab 112

    "Tapi kenapa bisa Mas Reyza sampai diculik?"Lagi pula, siapa yang menculik Mas Reyza, ah aku tidak percaya sih sebenar nya, tetapi apa ini? Aku bingung sekali deh. Ah iya aku lupa kalau Bang Fino ada di luar, jadi nya aku juga tidak bisa terlalu lama. Memang Bang Fino tidka mau ikutan karena takut nanti malah membuat saudara Mas Reza berpikir yang aneh-aneh tentang aku. Kami juga senang menghindari dari perbuatan itu karena juga maka masuk Islam masih basah dan aku juga belum bisa melupakannya sama sekali. "Ini pasti gak mungkin foto nya Mas Reyza. Nanti aku tanya saja deh pada Mama nya Mas Reyza." Aku bergumam pelan, memasukkan foto tersebut ke dalam saku celanaku. Pandanganku terhenti ketika melihat buku yang diletakkan begitu saja di atas pakaiannya Mas Reza. Ini buku apaan apakah ini adalah buku harian nya Mas Reyza?Hmm, bisa sih ini. Aku juga langsung memasukkan buku nya ke dalam tasku. Setelah puas berkeliling dan juga menatap fotonya Mas Reza lumayan lama Aku akhirnya me

DMCA.com Protection Status