"Ibu, apa sebegitu marahnya ibu terhadap Shei?" lirih Sheinafia ketika ia sudah berada di dalam kamarnya. Xavier memboyong anak-anaknya ke Mansionnya yang lain, sementara Nandini tetap berada di Mansion sebelumnya. Xavier kecewa terhadap istrinya, ia tidak menyangka jika Nandini akan bersikap egois seperti itu. Sebagai seorang ibu, seharusnya Nandini merengkuh sang putri. Bukan malah menyalahkannya. Kekecewaan Xavier begitu dalam, sehingga untuk saat ini ia lebih memilih untuk memenangkan dirinya. "Sayang, maafkan aku karena harus meninggalkanmu sendirian. Tunggu aku sampai bisa membuktikan jika gadis itu tidak seperti yang kamu pikirkan selama ini," lirih Xavier seraya menatap poto pernikahannya. Sementara Nandini, ia tengah berada di dalam kamarnya yang begitu mewah dan luas. Kosong, dan hampa yang ia rasakan. Suaminya memilih untuk pergi bersama dengan putra putrinya, kini ia tinggal sendiri. Nandini meraih poto pernikahannya, ia usap gamba
Read more