"Pergilah beristirahat, supaya kamu lekas sembuh," ucap Nandini dingin. Sheinafia mematung kala mendengar perkataan yang terlontar dari bibir sang ibu. Baru kali ini, Nandini bersikap seperti itu padanya. Sheinafia heran, bagaimana bisa sikap sang ibu berubah. Sementara sebelum ia pergi ke rumah sakit, sikapnya masih seperti biasa. "Pergilah! Ibu ingin sendiri," tukas Nandini. Sheinafia pun memilih untuk meninggalkan sang ibu. Meski hatinya remuk redam, sesak dan juga sakit mendapat penolakan seperti ini. Alarich berdiri di depan pintu kamar Nandini, ia menatap wajah sedih dan sayu Sheinafia. "Kenapa?" tanyanya lembut. Sheinafia mendongak menatap wajah Alarich dan memaksakan senyumnya, "Aku tidak apa-apa, Al. Kamu sedang apa? Mau bertemu ibu?" tanya Sheinafia mencoba menyembunyikan kesedihannya. Namun, Al sudah hafal bagaimana sifat dan sikap Sheinafia. Dan ia tahu, jika Sheinafia tengah menyembunyikan
Baca selengkapnya