[Vier, kamu di mana? Jasad yang terbakar di dalam mobil itu tengah di otopsi, dan kabar buruknya, kemungkinan jasad-jasad itu adalah Alexander dan juga Rain beserta kedua bodyguardnya.] Deg Xavier mematung di tempatnya, bahkan ponsel yang ia pegang sampai terjatuh. Bagaimana semuanya bisa sampai kacau seperti ini. Xavier meremat rambut gondrongnya, frustasi. Ia merasa menjadi ayah yang tidak berguna untuk putrinya. [Apa sudah pasti, Bri. Tolong pastikan dengan benar, jangan sampai terlewat satu pun. Kau tahu bukan, jika putriku begitu mengharapkan kehadiran lelaki itu. Bri, aku benar-benar bukan ayah yang baik, Bri.] Abrian mematung di tempatnya, mendengar suara Xavier yang begitu frustasi. Tidak hanya Xavier yang merasa hancur, ia pun sama. [Aku akan memastikan terlebih dahulu, Vier. Kita berdo'a, semoga saja jika jasad-jasad itu bukanlah Rain maupun Alexander. Jaga putriku, Vier.] [Aku akan kesana, biar Sheinafia bers
Read more